Novel The King aku lebihin cetaknya.
Jadi masih bisa dipesan ya.
Harga 100.000+ongkir=
Pengiriman dari Jakarta Timur, via J&T
Pemesanan bisa chat ke nomo +62 838-2203-8754 🥰🔥
👑👑👑
Hari-hari sebelum Raska di drop out.
"Nggak." Raska menggeleng. "Nggak mungkin teman kelas gue berkhianat!" Ia menolak keras adanya pengkhianat dari kubu Byzantium.
"Kenapa nggak mungkin?" tanya Arjuna dengan smirk di bibir.
"Lo berpikir semuanya bergerak sesuai rencana lo. Tapi yang sebenarnya terjadi lo bergerak sesuai rencana gue," ujar Hiro dengan tatapan dingin dan angkuh.
Kemudian pintu kamar hotel terbuka. Langkah sepatu menggema bertabrakan dengan lantai. Ada orang lain selain mereka yang juga terlibat dan memegang peranan penting dari hasil akhir battle antara Legion dan Byzantium.
"Aretha?" bola mata Raska membesar seolah akan keluar dari porosnya, bibirnya enggan mengatup. Sosok Aretha mengenakan gaun merah yang begitu cantik mengambil alih fokusnya.
Aretha berdiri di depan Raska, bergabung dengan para Legion. Tawanya menyeruak melihat penampilan nahas Raska. Laki-laki berengsek seperti Raska sangat cocok dipandang hina.
"Kenapa lo ada di sini? Kenapa lo natap gue kayak gitu?!" Raska marah, merasa terhina oleh tatapan yang dijatuhkan Aretha untuknya.
Aretha langsung melayangkan tendangan yang mengenai pipi Raska. Membuat laki-laki yang sudah babak belur itu lagi-lagi menabrak lantai dengan sangat menyedihkan.
"Liat, gue bahkan bisa melayangkan tendangan ke muka lo. Ras, lo keliatan sangat menyedihkan." Aretha terkekeh, menggoyangkan ujung kaki yang baru saja menendang Raska.
Ah, Aretha menendang Raska mengenakan sepatu heels. Balas dendam yang keren, bukan?
Raska kembali duduk di atas lantai, memegangi pipinya. "Lo pengkhianatnya?"
"Iya." Aretha tersenyum penuh kemenangan.
"Beraninya lo anjing--" Raska hendak berdiri menghampiri Aretha, membuat Aretha spontan berlindung di belakang Hiro.
Sebelum Raska benar-benar berdiri, tumit sepatu Hiro menekan pundak Raska hingga kembali duduk di lantai, sekaligus menghentikan kalimatnya.
"Duduk," perintah Hiro mutlak. Tatapannya dengan kaki yang masih bertengger di pundak Raska.
Raska mematung, tubuhnya tidak mampu bergerak sedikit pun. Padahal hanya kaki, tapi begitu kuat.
"Oke, battle selesai." Namiera menyentuh pundak Hiro, memberi isyarat untuk menyudahi malam yang melelahkan ini. "Mending lo bawa dia ke rumah sakit sebelum tepar," bisik Namiera di telinga Hiro.
Hiro hanya melirik Namiera yang berbisik. Kemudian menatap Arjuna yang diam terpaku. "Jun, tolong anter Raska ke rumah sakit."
Arjuna menatap Hiro, tidak terima. "Hah? Kenapa harus gue?" Ia tunjuk dirinya sendiri.
"Itu alasan gue ajak lo ke sini. Anterin Raska." Hiro memerintah, lalu menurunkan kaki dari pundak Raska.
Arjuna berdecak. Melihat bagaimana Hiro membantai Raska dengan brutal membuatnya ciut untuk menolak. "Berengsek! Iya gue anter." Meski mengumpat, Arjuna tetap melangkah menghampiri Raska. Menopang Raska tanpa merasa kasihan. "Yang bener lo jalannya. Nggak usah nyusahin," terang Arjuna.
KAMU SEDANG MEMBACA
The King : Battle Of Imperium School (SUDAH TERBIT)
Fiksi Remaja( JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM BACA. SETELAH BACA JANGAN LUPA VOTE, KOMEN DAN KRITIKNYA. MAKASIH) Imperium School bukan sekadar sekolah biasa, bukan sekadar tempat mencari ilmu melalui mata pelajaran, tetapi Imperium School lebih 'liar' daripada itu...