BAB 72 : Blueries Gang (1)

6.1K 1K 305
                                    

Btw, The King menuju ending part 1 dan The King part 2 hanya bisa dibaca di novel♥️

👑👑👑

Kelas 10-9 atau yang biasa dikenal dengan nama Sassanid, sedang dilanda cemas mengingat dua hari lagi akan berlangsungnya three in one battle di Bluries Gang. Dimana Sassanid battle bersama Batavi, kelas 10-1 dan Vikings, 10-10 sekaligus. Permintaan battle yang langsung melibatkan tiga kelas tersebut dicetuskan oleh Kevin selaku leader Batavi.

Jika Kevin menanggapinya dengan santai, berpikir jika pihaknya pasti menang-melihat jejak battle-battle sebelumnya dimana Kevin melahap beberapa kelas secara beruntun-berbeda lagi dengan pihak Sassanid, terutama Keysa, sebagai leader ia merasa amat terbebani.

"Key!" Widura, ACE dari Sassanid menyadarkan leader-nya yang sedang melamun di tengah rapat kelas.

Keysa yang merasa terpanggil langsung menegakkan kepala. Baru menyadari bila saat ini ia sedang berdiri di depan kelas dimana teman kelasnya yang lain menatap fokus ke arahnya. Kemudian ia menoleh dan mendapati Widura sedang menatapnya bingung.

Keysa menghela napas perlahan. "Maaf gue ngelamun di tengah rapat kita." Kepalanya tertunduk ke bawah dengan kedua tangan saling bertaut. "Jujur, gue nggak percaya diri sama battle yang diajuin Kevin. Gue pun nggak bisa nolak."

Memang tidak ada larangan untuk menolak battle yang diajukan oleh kelas lain. Namun jika leader yang merupakan pemimpin suatu kelompok menolak ajakan battle perebutan kekuasaan, maka dianggap sebagai leader yang pengecut, yang tidak memiliki harga diri. Kemudian kelas yang menolak battle dengan kelas lain akan mendapat kecaman sampai dianggap sebagai kelas buangan. Oleh karenanya, Keysa tidak memiliki pilihan lain selain menerima ajakan battle dari Kevin sekalipun ia tidak yakin bisa memenangkan battle.

"Key." Widura menepuk bahu Keysa. Merasa simpati atas beban leader yang ditanggung oleh gadis itu.

"Maaf, Wid, maaf buat kalian semua. Seharusnya gue sebagai leader nggak boleh nunjukin sisi lemah kayak gini." Keysa menatap lurus teman-temannya. "Battle ini bukan cuma penghapusan nama. Tapi juga pengambilan seluruh poin kelas. Gue merasa tertekan. Gue takut mengecewakan kalian semua." Tangan Keysa mengepal dan bahunya bergetar, bola matanya berkaca-kaca berusaha tidak menangis.

"Key, sebagai ACE, gue nggak bakal biarin leader gue terpuruk sendirian. Kalau kita jatuh, kita jatuh bareng-bareng. Battle Bluries Gang, biar gue yang turun," tutur Widura.

"Wid, bukannya lo nggak bisa balapan mobil? Dan waktunya juga terlalu mepet buat belajar atau latihan!" Keysa menatap cemas Widura yang justru tersenyum.

"Key, lo pikir gue dan yang lainnya bakal membebani semuanya ke lo? Nggak, Key. Kita sekutu, kita tim. Udah sewajarnya saling kerja sama. Pas Sassanid terlibat battle, gue dan yang lainnya berinisiatif cari orang yang tepat buat turun battle. Dan gue lah orangnya. Kemaren dan dua hari ke depan, tiga hari dari waktu yang dikasih Kevin sebelum battle, gue bakal latihan keras." Widura menepuk dadanya percaya diri.

Keysa melebarkan bola matanya. Lalu beralih menatap lurus ke depan, menatap teman-teman kelasnya yang ternyata sedang tersenyum. Seolah memberitahu Keysa untuk tidak terlalu tertekan dan terbebani. Seolah memberitahu bila Keysa tidak bertarung sendiri, melainkan bersama-sama sebagai sekutu yang disebut Sassanid.

Keysa pun tertunduk dengan bahu bergetar. Sebenarnya ia memang sangat tertekan dengan posisinya sebagai leader. Ia hanya ingin hidup tenang bersama teman-teman kelasnya. Namun semuanya rusak ketika Kevin mengajukan battle kepadanya. Keysa selalu dihantui rasa takut. Kini, kekuatan serta kepercayaan teman-temannya memasuki relung hatinya. Membuat Keysa terharu sekaligus sedih. Oleh karenanya air mata terjatuh membasahi pipi.

The King : Battle Of Imperium School (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang