BAGIAN 26 : PENJELASAN

130 23 0
                                    

Dear DREAMdream come true in your life

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dear DREAM
dream come true in your life

🔮

Mahen baru saja sampai di basement rumah sakit tepat 15 menit setelah Javier menelfonnya. Wajah tampan itu tampak tegang, bahkan saat bertanya kepada resepsionis nada bicara Mahen sedikit bergetar. Ia hanya tidak bisa membayangkan apa yang sudah terjadi dengan tiga gadis Affandra saat ini. Kecelakaan dan dianiaya, persetan apapun itu namanya.

"Jav" suara Mahen mengalihkan semua pasang mata di depan ruang unit gawat darurat

"Gimana perkembangannya?" yang ditanya menggeleng lemah

"Belum ada salah satupun dokter yang keluar" sahut Haechan

"Keluarga mereka?"

"Masih di perjalanan, kayaknya bokap mereka marah besar. Tadi Bianca bilang bakal sedikit telat karena bokapnya ngehukum bodyguard mereka" sambung Nathan

Mahen mengacak surai hitamnya dengan kasar. "Oh my God, what's going on here? Kenapa semuanya jadi begini"

"Mahen"

Yang dipanggil namanya membalikkan badan. "Bianca"

"Joanna—Joanna, Beby, sama Ayana gimana? Mereka engga apa-apa? Mereka baik-baik aja kan?" tanpa aba-aba si sulung meremas lengan Mahen begitu kuat, air matanya hampir tumpah namun masih berusaha ia tahan

"Mahen jawab!!"

Mahen tidak tega, dia genggam tangan Bianca sembari menggeleng pelan. Berusaha menyalurkan kekuatan dari sana tapi sepertinya tidak bisa. Gadis itu akhirnya menangis memperhatikan pintu ruang unit gawat darurat.

"Kak Javier"

Javier mendapati Zara sudah berdiri dengan Melody dan Felicia.

"Kakak engga apa-apa?" Zara bertanya

"Gue? Lo engga salah? Yang kenapa-kenapa itu kakak lo, kenapa nanya engga apa-apa ke gue?"

Zara terdiam. Keivan yang duduk di samping Javier melirik sekilas sebelum memberi pukulan pada bahu yang lebih tua, tanda jika laki-laki itu tak perlu marah.

"Kita baik-baik aja. Cuma masih lumayan shock sama kejadian barusan" jelas Keivan

"I see" si gadis Affandra memperhatikan member 7 Dream yang lain

Di ujung ruang tunggu, Rendy sedang duduk dengan kedua siku ia tompang di lutut, menangkupkan tangan sembari menutup mata seperti berdoa. Di sisi kanannya ada Haikal dan Dikta, mereka nampak merenung. Lalu di depan Zara, ada Javier yang nampak kacau diantara mereka, sementara Keivan masih bisa mengontrol emosinya. Kemudian Nathan dan Mahen. Kedua laki-laki itu berdiri di samping pintu ruangan, dengan Mahen yang masih berusaha menenangkan Bianca, lalu Nathan yang melamun memperhatikan satu arah. Zara tahu apa yang laki-laki itu pikirkan.

FROM DREAM SHOW #1 - Dear DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang