Lihat bagaimana panggung pertunjukan ini akan berjalan, melewati dimensi dimana hal yang mungkin terlihat kurang masuk akal, menjadi suatu hal yang wajar.
***
Cerita ini memiliki alur yang panjang, tentang keluarga Affandra dan 7 laki-laki yang haru...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dear DREAM dream come true in your life
🔮
JOANNA CITRA AFFANDRA & Javier Alvandra Putra
"Kak Joanna pulang?"
"Hm" Felicia menjauhkan ponsel dari telinga. "Aku engga tau kenapa, tiba-tiba dia minta pulang sendirian"
Javier menatap langit-langit kamar dalam diam. Tangannya terus memutar ponsel yang menampilkan nomor, juga nama seseorang. Ia seolah ragu melakukan panggilan atau sekadar mengirimkan pesan pada nomor tersebut. Sedari tadi perasaannya tak menentu, nama seseorang itu terus terlintas sejak kejadian tadi siang. Ya, siapa lagi jika bukan Joanna.
TOK.. TOK
Lamunan laki-laki Alvandra buyar. "Siapa?"
"Ini bunda"
Javier mengubah posisi berbaring menjadi duduk. "Masuk aja bun" serunya dan tidak lama seorang wanita cantik memasuki kamar dengan sebuah nampan
"Bunda ganggu kamu?"
"Engga sama sekali"
Ny. Alvandra tersenyum. "Lagi mikirin sesuatu yang rumit hm?" tanya si wanita setelah menaruh nampan berisi buah di atas nakas. "Mau cerita ke bunda? Mungkin.. Tentang perempuan?"
Javier menoleh. "Bunda tau?"
"Jadi tebakan bunda benar?"
Laki-laki Alvandra terperangah, astaga ia dijebak ibunya.
"Siapa? Temen kamu di sekolah atau dari sekolah lain?" tanya Ny. Alvandra begitu antusias
"B-bukan, dia.. homeschooling"
"Homeschooling?"
"Ceritanya panjang" Javier menghela nafas. "Intinya dia sekarang sekolah di rumah tapi kalau orangtuanya engga berubah pikiran, beberapa hari lagi mungkin dia bakal sekolah di LIHS. Bareng Javier"
Ny. Alvandra mengangguk. "Terus.. yang bikin muka anak bunda murung apa?"
"Ada sedikit masalah" anak laki-laki tersebut terdiam sejenak
"Bun"
"Hng?"
"Misalkan bunda bisa pergi ke masa depan dan ngelihat keadaan di sana ternyata engga sesuai sama harapan bunda, apa yang bakal bunda lakuin?"
Kening Ny. Alvandra terlipat. "Keadaan seperti apa contohnya?"
"Mungkin.. Tentang bunda yang engga bisa bersama ayah? Atau bunda yang nantinya bakal ditinggal ayah karena satu dua hal kaya perselingkuhan atau—"
"Kematian?"
Javier mengangguk hati-hati. Ny. Alvandra tak langsung menjawab, ia elus surai putranya dengan tatapan menenangkan. Meski ia tidak tahu kenapa sang anak tiba-tiba bertanya demikian.