Dear DREAM
dream come true in your life🔮
BIANCA CITRA AFFANDRA
& Mahendra Purnama"Berapa kak?"
"Semuanya jadi Rp 150.000"
Bianca membuka tas sekolahnya mencari dompet yang ia bawa.
"Ini" sebelum benda berisi uang terambil, sudah ada tangan lain yang mengulurkan uang lebih dulu pada kasir. "Sekalian totalin sama saya aja" ujar seorang laki-laki pemilik uang
"Oh iya. Harga pesanan kakak Rp 125.000 jadi total Rp 275.000. Uangnya Rp 300.000, kembalinya Rp 25.000. Terima kasih"
Laki-laki tadi tersenyum tipis lalu menoleh kearah Bianca yang kini melipat tangan depan dada. "Ngobrol di luar aja, di sini masih ada yang antri buat bayar" tanpa izin, si laki-laki menarik tangan gadis Affandra keluar kedai
"Kok bisa ada di sini? Lagi bareng 7 Dream?"
"Tadinya tapi mereka udah pulang. Ada Felicia, Melody, sama Zara juga—Oh! Ayana juga ada, tadi dia lagi nemenin anak bimble nya di kedai" Mahen, laki-laki yang menarik Bianca berhenti di tempat ia memarkirkan mobilnya
"Ngapain?"
"Beli es krim"
"Bisa ketemu sama Felicia dan yang lain?"
"Kita engga sengaja ketemu dipameran WHS tadi siang. Terus kebetulan nyokap nitip beli cemilan buat di rumah, jadilah gue ditinggal. Lo sendiri kenapa engga ikut liat pameran?"
Bianca menggeleng. "Gue langsung ngajar les setiap pulang sekolah, jadi engga ada waktu buat ke sana, sama kaya Ayana. Ini aja gue baru selesai, ke sini cuma buat beli minum doang"
"Ohh. Rajinnya pacar orang" Mahen mengacak surai madu Bianca yang dikuncir kuda
"Ish! Rusak rambutnya, siapa juga yang punya pacar?"
"Lo"
"Sama?"
"Gue"
"Dih. Kapan kita jadian? Ada yang nembak aja engga" cetus Bianca
"Terus waktu di Bali itu apa?"
"Gue cuma tanya, bukan nembak, Mahendra"
"Tapi lo udah ngaku tentang perasaan lo ke gue dan gue udah jawab 'boleh' , berarti secara engga langsung kita udah jadian dong"
Blush. Pipi Bianca memerah. "Mana bisa begitu, masa gue yang nembak dulu"
"Terus kalau gue yang nembak lo sekarang, lo nya mau?"
"Iya—eh! Engga ah, engga mau. Takut di serang sama fans lo kalau kita jadian kaya gitu" gidik Bianca dengan nada jenaka
Mahen mematung mendengar jawabannya. "Engga akan, gue janji. Kali ini.. gue engga akan biarin mereka nyakitin lo. Engga seujung jaripun" tegas Mahen yang membuat si gadis meneleng
KAMU SEDANG MEMBACA
FROM DREAM SHOW #1 - Dear DREAM
Ficção AdolescenteLihat bagaimana panggung pertunjukan ini akan berjalan, melewati dimensi dimana hal yang mungkin terlihat kurang masuk akal, menjadi suatu hal yang wajar. *** Cerita ini memiliki alur yang panjang, tentang keluarga Affandra dan 7 laki-laki yang haru...