Lihat bagaimana panggung pertunjukan ini akan berjalan, melewati dimensi dimana hal yang mungkin terlihat kurang masuk akal, menjadi suatu hal yang wajar.
***
Cerita ini memiliki alur yang panjang, tentang keluarga Affandra dan 7 laki-laki yang haru...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dear DREAM dream come true in your life
🔮
PERUMAHANASRI ⏰ 11.50 PM
"Bang, lo yakin kita mau masuk ke dalam? Ini garis polisi loh, kita bisa dihukum kalau ketahuan ngelewatin garis ini. Terus kalau tetangga tau gimana? Kita mau alasan apa?" runtutan protes Dikta lontarkan namun tak dibalas satupun oleh Mahen
Laki-laki blasteran Canada–Indonesia tersebut lebih fokus menunggu kedatangan Rendy dan Javier yang sedang membeli senter di toko seberang perumahan.
"Kita engga ada pilihan, walaupun gue engga tau ini boongan atau engga tapi jujur gue juga penasaran, apalagi tentang pembunuhan berantai tanggal 25 Agustus itu" sahut Nathan
"Bang, tanggal 25 itu besok. Besok! 10 menit lagi. Astaga"
"Udah santai aja, jangan parno gitu lah. Anggap kita lagi uji nyali di sini. Kalaupun pembunuh itu dateng, kan kita bisa ngelawan. Bang Javier sama bang Nathan udah sabuk hitam, ditambah bang Mahen bisa bela diri, jadi aman" Keivan menambahi seraya merangkul pundak Dikta
"Ooy~ sorry lama, tadi banyak orang di toko depan. Nih senter nya, masing-masing satu" Rendy membagikan senter di kantung kresek yang ia bawa, sementara Javier mengekor di belakang
"Oke, thanks. Berarti tinggal nunggu Haikal, tadi gue minta tolong dia buat survei sekeliling rumah—Nah! Ini anaknya. Gimana? Ada jendela atau pintu yang bisa dibuka?" tanya Mahen
"Ada. Jendela samping bisa gue buka, kuncinya rusak jadi kita bisa masuk lewat sana. Tapi hati-hati, rumah orang yang disuruh jaga rumah ini lampunya masih nyala. Kalau yang di sisi lain udah engga ada penghuni. Gila sih, rumahnya gede banget, capek gue muterin" gerutu Haikal
"Good. Kita masuk sekarang" Mahen memberi aba-aba, melewati garis polisi yang melintang sepanjang pagar sampai taman belakang
Melihat rumah mewah bergaya Eropa di sana, laki-laki itu yakin uang yang dihabiskan tidaklah sedikit ketika membangunnya, dan pasti custom karena rumah tersebut berbeda dengan bangunan lain yang ada di perumahan.
Ayah Mahen adalah seorang arsitek jadi dia sering melihat model serta bandrol harga rumah seperti itu, di rumahnya. Sangat disayangkan, rumah mewah ini malah menjadi peninggalan dari keluarga yang meninggal secara tragis.
📷 KEDIAMAN AFFANDRA
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mahen menjadi orang terakhir yang masuk ke dalam rumah, setelah memastikan tidak ada yang melihat, ia pun menutup jendela dan bergabung bersama teman-temannya yang sudah menyalakan senter di ruang tengah.
"Keren, ini rumah paling mewah di perumahan ini ya? Gila. Desain arsitektur nya itu loh, berasa lagi di istana Eropa" kagum Keivan sembari menyoroti langit-langit rumah yang tinggi
"Banyak barang antik juga, kayaknya yang punya rumah termasuk kolektor barang antik sama lukisan abstrak. Di sebelah sini banyak lukisan yang dipajang" sorot Rendy
"Dan ini dari pelukis terkenal semua, masih ada label harga sama nama penciptanya, bro" Haikal menambahkan
"Tapi bukannya rumah ini terlalu bersih buat ukuran rumah yang udah ditinggal? Masa sih engga ada penghuninya? Kalau diinget dari yang bang Juna bilang pas ketemu Zara, itu tahun lalu kan? Secara engga langsung harusnya ini rumah udah terbengkalai, engga ada yang ngurus. Kecuali kalau ada yang diamanahin buat bersihin tapi dilihat dari garis polisi yang engga dicopot di gerbang, kayanya engga ada yang berani datang"
Javier mengalihkan atensinya kepada Nathan yang memperhatikan barang-barang. Benar, memang terlalu banyak hal yang janggal.
'Dari cerita Dikta, bang Juna bilang dia pindah ke perumahan ini karena penurunan harga sewa. Berarti seenggaknya—harusnya bang Juna udah pindah dari seminggu yang lalu kan, karena iklan perumahan yang ada di tosebar (tempat Rendy dan Javier membeli senter) nunjukin hari pertama penurunan harga adalah tanggal 18 Agustus.
Tapi dilain sisi Bang Juna juga bilang kalau dia ketemu sama Zara, bahkan nganterin dia ke rumahnya. Sampai dikasih surat dan lebih aneh lagi karena cuma Mahen yang bisa baca.
Dilihat dari kasus pembunuhan berantai yang ada di keluarga ini, kejadiannya selalu di tanggal 25 Agustus dan Zara meninggal tanggal 25 Agustus tahun lalu. Logikanya, bang Juna bakal udah ada di sini sebelum kejadian itu, right? Walaupun engga pasti juga bulan apa.
Tapi kenapa dia bilang baru pindah?Masa iya ketemu Zara cuma kebetulan? Terus maksud tulisan di surat Zara yang cuma bisa dibaca sama Mahen itu apa? Kenapa cewek itu harus repot-repot minta tolong ke kita berenam? Demi Tuhan. Darimana juga dia tau kalau Mahen punya enam teman'
"Astaga" Javier memijat pelipisnya yang berdenyut cukup keras, apa dia terlalu memikirkan kejanggalan yang ada sejak Dikta membawa informasi ini ke dorm mereka? Sepertinya teman-teman Javier biasa saja
"Bang, gue cari toilet dulu ya. Kebelet pipis" suara Keivan menyapa gendang telinga Javier
"Hati-hati, jangan kencing sembarangan misal engga nemu toiletnya" ujar Javier yang dibalas tanda 'oke' oleh si empu
"Gue coba ke lantai dua deh" laki-laki berhoodie abu-abu tersebut berjalan menuju tangga di tengah ruangan
"Sebentar lagi jam 12" Mahen bergumam sembari menelusuri sekitar, menerka-menerka siapa sosok yang akan datang menemui mereka
Sosok pemberi surat yang hanya bisa dibaca oleh dirinya, Mahen yakin itu bukan surat biasa. Terlebih pengirim surat itu tau kalau dia memiliki enam teman, tentu bukan jumlah yang kebetulan.
"Jav, ngapain di atas?" suara Haikal membuat semua orang beralih menatap Javier yang terpaku terhadap sesuatu
"Cewek itu"
"Jav—"
Suara piano tiba-tiba terdengar menggema diseluruh sudut rumah, memotong panggilan Haikal dan membuyarkan lamunan Javier secara bersamaan. Tidak ada yang tau dari mana asal suara itu, bahkan Keivan yang berada di lorong menuju toilet juga dapat mendengarnya dengan jelas.
"Dari mana?"
"Entah" Nathan memegangi kepalanya yang terasa berputar
"Ash! Kenapa kepala gue jadi pusing" disetengah kesadaran, Nathan melihat teman-temannya sudah tergeletak di lantai, bahkan Javier yang berada di ujung tangga juga mulai kehilangan keseimbangan dan limbung di sana
"You will help us, right"
Nathan mendengar suara yang asing ditelinga, suara siapa?
"Youmusthelp us"
"Don't go, just finish today and you'll be back"
"Don't go—Just finish today—and—you'll be back" kalimat itu menjadi kalimat terakhir yang Nathan dengar sebelum kesadarannya menghilang
🎞
📮 MASSAGE For you information, 7 DREAM adalah nama grup yang Mahen dan teman-temannya buat. Member mereka terdiri dari Mahen sebagai leader, Rendy si ketua OSIS, Javier si anak pintar matematika, Haikal si paling random kelakuannya, Nathan sang visual, Keivan si anak sultan, dan terakhir Dikta yang paling muda. Luv~