Dear DREAM
dream come true in your life🔮
"Na, engga apa-apa? Ada yang luka?"
Joanna menutup mata sebentar sebelum menggeleng dan menatap laki-laki di sampingnya. "Aku engga apa-apa, kaki aku cuma terkilir aja"
"Cowok tadi engga ngapa-ngapain kamu?"
Si gadis terdiam namun akhirnya kembali menggeleng pelan.
"Iya udah, kita balik ke panti asuhan. Saudara-saudara kamu pasti khawatir sekarang" ujar Javier
"Bentar. Barang-barang yang kita tinggal di tempat tadi gimana?"
"Barang ap—astaga" Javier menepuk dahi begitu keras. "Sampe lupa. Gimana ya? Apa minta bantuan bang Mahen aja? Tapi nanti kalau dia tanya-tanya, kita mau jawab apa?"
"Emang dia mau tanya apa?"
"Yang pasti, kenapa keadaan kamu kaya gini dan kenapa kita bisa ada di sini. Berdua. Padahal berangkat aja engga barengan dan lagi-baju yang kamu pakai. Bukan engga mungkin, bang Mahen bakal mikir macam-macam"
Joanna melirik pakaiannya lalu memperhatikan Javier yang tengah berpikir mencari jalan keluar. Motor yang Javier pinjam tentu hanya muat untuk dua orang, jika harus ditambah dua barang-tidak. Laki-laki itu pasti kesusahan.
Di tengah keheningan yang tercipta, tiba-tiba ponsel Joanna berdering tak jauh dari tempat mereka berdua. "Boleh minta tolong ambilin.. eum.. k-kak?"
"Hm, sebentar" Javier beranjak meraih ponsel Joanna yang tergeletak. "Ada telfon dari Zara"
"Makasih" Joanna berdeham untuk menetralkan suaranya. "Hallo Ra"
📞 "Kak Anna? Kakak lagi dimana?"
Joanna melirik Javier yang ikut mendengar. "Kakak di luar. Tadi abis ambil piring di rumah terus—"
📞 "Kak Anna engga apa-apa? Zara baru aja pulang dari supermarket lewat jalan pintas, niatnya biar lebih cepet sampai ke panti asuhan. Tapi pas dekat pos penjaga, Zara nemuin tas piring nenek sama.. Baju studi wisata sekolah LIHS. Kakak sama siapa? Anak LIHS juga?"
Gadis yang lebih tua berpikir sejenak sebelum menghela nafas. Ya Tuhan maaf, mungkin Joanna akan berbohong pada adiknya.
"Iya. Tadi waktu kakak mau balik ke panti asuhan, kaki kakak terkilir di jalan. Kakak engga lihat kalau di sana ada lubang, untungnya ada.. Javier lewat, dia yang nolongin kakak buat di obatin sebentar. Tapi karena dia pake motor, jadi tas piring sama kausnya kita tinggal. Terus ya begitu, belum kakak ambil lagi"
Di sebrang, Zara menutup mulutnya. 📞 "Astaga! Kok bisa?"
"Ceritanya panjang, nanti kakak cerita kalau kita udah kumpul ya. Hm omong-omong kamu masih sama Dikta? Naik apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
FROM DREAM SHOW #1 - Dear DREAM
Teen FictionLihat bagaimana panggung pertunjukan ini akan berjalan, melewati dimensi dimana hal yang mungkin terlihat kurang masuk akal, menjadi suatu hal yang wajar. *** Cerita ini memiliki alur yang panjang, tentang keluarga Affandra dan 7 laki-laki yang haru...