BAGIAN 37 : WHY

114 20 0
                                    

Dear DREAMdream come true in your life

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dear DREAM
dream come true in your life

🔮

"Maksud lo?" Haikal menegakkan duduknya dengan siku ia tumpu pada kedua lutut, rasa pening yang ia rasakan akibat demam tiba-tiba menghilang

"Coba inget hal apa yang kita lihat di ruang rahasia keluarga Affandra" Mereka semua tertegun. "Itu bisa jadi akhir dari kisah kita sama mereka kalau langkah yang kita ambil salah" ujar Mahen

"Engga! Lo tau dari mana kalau kita bisa kaya gitu, lo bukan cenayang" protes Rendy

"Gue tau, gue emang engga bisa pastiin itu benar atau engga. Tapi gue udah renungin ini semenjak denger cerita dari Herin tadi pagi" Mahem menyisir poninya ke belakang

"Herin?" Dikta menatap ponselnya yang masih di barisan kolom komentar. "Maksudnya Herin yang ikut komen di postingan Viona?"

"Iya. Dia temen sekelas Bianca. Herin, Yusika, sama Afra. Kalian pasti nemu nama mereka di kolom komentar juga" Mahen menghela nafas. "Tadi pagi gue ketemu mereka di sekolah dan Herin cerita tentang informasi yang dia dapat dari orang suruhan mereka. Tiga cewek itu sengaja bayar orang buat nyari keberadaan Bianca yang tiba-tiba ngilang, saking khawatirnya. Dan kalian tau apa yang Herin bilang?"

Keenam laki-laki itu merasakan perasaan tidak enak.

"Bianca udah jadi korban bullying sejak pertama kali Viona ambil foto itu. Literly bener-bener setelah dia pulang dari acara Golden Voice, 1 tahun yang lalu"

"Tiga bulan dia diancam buat engga bikin hubungan apapun sama gue, dia engga boleh DM sekalipun dia tau sosial media gue, engga boleh telfon kalau gue kasih nomor ke dia, engga boleh ketemu, bahkan ngobrol juga. Segila apa coba?"

"Dan hampir sama kaya Javier–Joanna, itu adalah kali pertama dan terakhir gue ketemu sama Bianca, walaupun dia selalu dateng dukung temennya. Tapi dia selalu menghindar dan waktu itu ada satu saat dimana gue beraniin diri DM dia. Gue tanya kabar dan nomor HPnya kalau ada, cuman dia sedikitpun engga baca. Gue mikirnya kalau sosial media dia emang lagi engga aktif jadi gue DM dia sesekali, berharap suatu waktu pas Bianca aktif, dia bisa baca chat gue. Tapi engga"

"Engga ada di pikiran gue kalau setelah pesan itu dibuka, Bianca semakin dibully sama Viona dan teman-temannya. Sosmed Bianca juga kena bajak. Kalian tau gimana pengin marahnya gue waktu denger itu?"

Javier dapat melihat kilatan amarah di mata Mahen.

"Dia terus dapet tekanan. Engga ada keluarga atau teman-temannya yang tau, dia nanggung beban itu sendiri dan semuanya cuma karena obsesi Viona sama gue. Semua awal masalahnya ada di gue tapi gue engga peka. Gue engga paham kalau ada orang diluaran sana yang hidup dengan prinsip 'orang yang gue suka harus sama gue, engga boleh sama orang lain'. Itulah kenapa gue paling engga suka jadi pusat perhatian"

FROM DREAM SHOW #1 - Dear DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang