3. Malam yang buruk bagi Aira

8.7K 564 2
                                    

Assalamualaikum guys, sekarang lanjut lagi ke chapter 2 ygy, Afwan ya kalau ceritanya nggak nyambung dan mungkin sulit dipahami 🙏🏻

Jangan lupa vote and komen ygy😉

----------------------

🍒🍒🍒

~Seseorang yang menghafal tanpa
muroja'ah, bagaikan mengambil air
menggunakan ember yang bocor~

~Raya Aira Putri Az-Zahra ~


🌹🍃🌹

Kalau ada yang lebih berat daripada rindu itulah muroja'ah, muroja'ah lebih sulit ketimbang menghafal, maka dari itu muroja'ah adalah bentuk cinta yang sesungguhnya.

Hafalan yang baik tergantung dari sesering apa dalam memuroja'ah, tidak ada hafalan yang lancar sedangkan ia malas dalam muroja'ah.

Maka dari itu, walaupun daya ingat Aira tinggi ia tetap muroja'ah. Ia selalu muroja'ah dan di dampingi oleh ustazah/Ning Hilya, kakak perempuan dari Gus Rizal.

Aira juga rajin berangkat ngaji kitab malam hari, karena ia telah lulus dan sudah di wisuda, jadi Aira sekarang sudah ke jenjang Alfiah.

Hanya Aira yang tidak mondok di antara teman-teman sekelasnya, bahkan teman dekatnya pun juga anak pondok. Itupun di kelas ngaji kitab nya.

Kini Aira berjalan menuju kelas ngajinya, ia tak mau telat, dan kebetulan hari ini Gus Rizal yang mengajar di kelasnya.

Saat Aira sampai di samping ndalem, ia melihat Gus Rizal ada di depannya, dan menuju ke kelasnya untuk mengajar.

Karena Aira ingin ke kelas sebelum Gus Rizal masuk kelasnya, ia berjalan mengendap-endap di belakang Gus Rizal lalu berlari memasuki jalan pintas.

"Kok kayak ada yang ngikutin ya" gumam Gus Rizal sambil menengok ke belakang

"Ah sudahlah mungkin hanya mbk kunti yang mau kenalan aja" lanjutnya

"Huh huh, Alhamdulillah udah mau sampai kelas" ucap Aira tersengal-sengal setelah berhasil menerobos di jalan pintas.

"Uhuk uhuk" Aira batuk karena tersedak air liurnya sendiri

Setelah itu ia langsung bergegas menuju kelas nya. Tak lama Aira sampai kelas, Gus Rizal juga sampai kelas.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh" salam Gus Rizal membuka pelajaran nya

"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh " jawab para santriwati serempak

"Udah doa belum?" Tanya Gus Rizal kepada seluruh santriwati

"Udah Gus " jawab para santriwati selain Aira.

"Belum" jawab Aira singkat namun samar

"Siapa tadi yang belum doa?" Tanya Gus Rizal lagi

Aira pun terheran-heran,kenapa bisa Gus Rizal mendengar jawaban nya yang sangat nyaris tak terdengar

"Hah itu telinga kok tajem bener ya" gumam Aira sangat lirih

"Kamu barusan bilang apa" tunjuk Gus Rizal ke Aira

"Buset dah bener bener telinga ajaib" gumam Aira lagi

"Di tanya bukannya jawab malah ngata ngatain lagi" sindir Gus Rizal

"Eh enggk kok Gus, saya nggak bilang apa-apa " jawab Aira

"Emang kamu kira saya budeg apa Sampek Sampek nggak denger kamu ngomong apa, bahkan ada langkah kaki yang jaraknya 100 meter dari saya pun bisa dengar"sarkas Gus Rizal

Gus Rizal My Husband [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang