Comeback 6

73 15 1
                                    



Comeback 6

Ariana mendatangi Go Kontruksi untuk memohon agar ayahnya mengembalikan segala fasilitas untuknya. Ia pun masuk ke ruangan tuan Go dengan diantar oleh sekertarisnya.

Ariana berlutut dan memohon dengan setulus hati di hadapan ayahnya sendiri.

"Itu adalah hukuman untukmu!" Tuan Go tidak bergeming, beliau tetap teguh pada pendiriannya. "Sekarang pergilah dari hadapanku!" tegasnya.

"Ayah." Ariana melirih seketika.

Tuan Go lalu berpaling membelakangi putrinya.

"Aku harus ke mana? Mengapa ayah begitu tega padaku? Aku ini putrimu, ayah!"

Tuan Go mengerjapkan mata, mengepalkan tangan, bibirnya mengatup rapat, mencoba menguatkan hatinya setelah mendengar ucapan Ariana barusan.

"Selama ini, kau selalu pergi ke mana pun sesuka hatimu, dan kali ini aku tidak akan pernah melarangmu!" ucapnya.

"Ayah." Ariana meneteskan banyak air mata.

"Aku tidak akan memberimu sepeserpun, dan aku akan tetap menahan segala fasilitas yang telah kuambil hari ini, rasanya kau sudah cukup banyak menikmati segalanya, dan mulai sekarang jalanilah hidupmu sendiri sesuai aturan dirimu selama ini!" tegasnya.

Ariana tak kuasa untuk mengatakan apapun lagi, titah ayanya ibarat petir yang bergemuruh yang harus senantiasa dituruti tanpa terbantahkan sedikit pun. Ia mulai bangkit mencoba menata hatinya yang rapuh.

"Aku pergi." Lirihnya.

Tuan Go tidak jua menoleh ataupun memberikan gesture tubuh untuk mengiyakan, seandainya saja beliau mencegah Ariana sekali saja hari itu, maka Ariana tidak mungkin bisa pergi.

Ariana membuka pintu dan terlihat sosok Jay Jung di hadapannya.

"Ari..." lirihnya.

"Jay oppa." Gumam Ariana.

"Ari, kau mau ke mana?" Jay mendekat dan menyentuh pundaknya.

"Aku harus pergi!" Ariana menyeka wajahnya dan segera berlalu dari hadapannya.

"Ari... kau mau pergi ke mana?" Jay hendak mengikutinya.

"Jay..." namun tuan Go memanggilnya seketika.

"Tuan, nona Go akan pergi?" Jay menoleh padanya.

"Biarkan dia pergi!" sahut tuan Go.

Jay merasa heran lalu mendekat ke hadapan tuan Go. "Waeyo?"  bengongnya.

"Aku telah mengusirnya, dia ke mari hanya ingin berpamitan padaku." Tukasnya.

"Apa?" Jay merasa tercengang. "Me-mengapa tuan mengusirnya? Bukankah nona sedang hamil?" pria itu terlihat begitu menghawatirkannya.

"Untuk itulah aku mengusirnya, dia hanya akan membuat reputasiku berantakan!" ujar tuan Go. "Dia adalah anak yang tidak tahu malu, dia—" ucapannya terpenggal oleh sahutan langsung dari Jay Jung yang merasa tidak termina atas keputusan tuan Go hari itu.

"Dia, dia, dia, saja. Dia siapa? Dia itu putrimu, Ariana itu putrimu! Mengapa tuan seperti ini padanya?" Jay merasa tidak tahan yang akhirnya terpaksa meninggikan suaranya.

Tuan Go tercengang, pasalnya pria di hadapannya itu belum pernah meninggikan suaranya sekali pun, namun kali ini justru malah sebaliknya dan untuk pertaman kalinya tuan Go dapat melihat kegusaran sikapnya.

"Lalu nona akan ke mana? Apakah tuan pernah memikirkannya? Astaga... orang hamil mana boleh tinggal jauh dari keluarganya?" Jay melirih dengan meremas rambutnya, merasa sangat frustasi.

ComebackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang