Happy reading.
•
•
•" di dekat pasar" jawab Axel dengan yakin, karena kemaren dia tak sengaja melihat ada anak yang duduk di pinggir jalan sambil memegang kucing, saat dia berhenti di lampu merah dan menyempatkan memfoto anak tersebut.
" gue sempat foto dia" kemudian Axel merogoh saku celananya untuk mengambil hp nya.
"lo ngapain foto dia " tanyanya Angga pada Axel." lucu " singkat padat jelas dan mudah di
mengerti. yEsan mengambil alih hp Axel kemudian melihatkan nya pada Hataro " ini bener adek lo "
" iya ini adek gue, ayo kita cari sekarang" setelah melihat foto tersebut hataro langsung berdiri dari duduknya dan menyambar kunci motornya untuk mencari dafian dan di ikuti ke empat pemuda lainya.
•°°•
sementara di tempat lain tepatnya Dafian kini sedang berdiri di jalanan sambil membawa cup plastik bekas minuman.
saat lampu merah nyala Dafian turun ke jalanan untuk meminta uang ke pada pengendara mobil maupun motor.
panasnya terik matahari tak membuat Dafian mengeluh, karena sebelumnya ia juga pernah seperti ini namun beda kalo dulu berjualan koran dan kalo sekarang mengemis hanya untuk se suap nasi.
huh.
setelah lampu merah berganti warna menjadi hijau dafian naik ke trotoar lagi untuk menghindar jika ada kendaraan yang melaju.
" Dekk " teriak seseorang yang membuat dafian memutar tubuhnya 90° untuk menatap orang yang memanggilnya.
" kak roro " kagetnya karena melihat Hataro yang berada jauh di depannya.
Hataro berjalan maju untuk menghampiri Dafian yang berdiri mematung di pinggir jalan " dek ayo pulang maafin kakak" Hataro menatap Dafian dengan tatapan bersalah.
" emm nga usah kak roro adek di sini aja, kan di sana adek nyusahin nanti kalo adek balik lagi kalian repot ngurusin adek mendingan adek di sini aja seperti dulu sebelum di ajak daddy pulang ke rumah besar daddy " jelasnya panjang lebar yang membuat hati Hataro sakit apakah
mereka terlalu menyakiti perasaan Dafian .ya iyalah tolol astagfirullah.
" kamu ngak nyusahin kok dek " Hataro menatap Dafian dengan mata yang berkaca-kaca.
" hiks.... tapi kata abang hiks... adek nyusahin pasti kalian cape ya ngurusin adek hiks...." tangis Dafian yang tak bisa di bendung nya.
kemudian Hataro melangkah maju dan memeluk Dafian dengan eratt dan menangis tanpa suara di pelukan adiknya.
" pulang ya dek daddy nyariin kamu " ucap hataro dengan parau.
" hiks... tapi nanti beliin dino ya" ucap Dafian menatap Hataro.
" iya nanti kalo perlu kakak beliin se toko nya " jawab Hataro yang membuat hati Dafian senang.
" yeyyyy makasih kak roro " pekik nya dengan tak sadar memeluk Hataro dengan erat dan di balas tak kalah erat oleh Hataro.
Axel, Angga, Esan dan Tio yang melihat interaksi Hataro dan Dafian membuat hati merek menghangat karena ada yang bisa membuat teman nya itu tersenyum dan tertawa.
" kakak gendong" ucap Dafian degan mengulurkan kedua tangannya.
" sini " kemudian Hataro mengangkat dafian ke gendongan koala nya.
Hataro berjalan menghampiri ke empat temanya yang berada di pinggir jalan.
Dafian menatap mereka berempat dan kemudian menatap hataro " kakak mereka siapa"
" kenalin dek babang Tio paling ganteng" sebelum Hataro menjawab terdengar suara yang asing bagi dafian yang berbicara dan membuat dafian menatap orang itu.
" emm aku Dafian " Dafian mengulurkan tangannya pada Tio dan di balas uluran tangan oleh Tio.
" kalo kakak yang itu " tunjuk nya pada Esan yang sedang menggaruk kepalanya.
Angga menatap Esan dengan tatapan aneh " lo kenapa, ketombean "
" iya nih " jawab Esan dengan tangan yang masih menggaruk kepalanya.
" makanya pake head and shoulder" ucap Angga menirukan iklan yang pernah ia tonton di tv.
" goblok" ucap Axel kemudian mendekat ke arah dafian yang berada di gendongan Hataro dan mengulurkan tangannya.
" Axel " ucapnya kemudian dafian mengulurkan tangannya balik untuk menjabat tangan besar axel.
" emm aku Dafian " jawabnya sedikit gugup karena tatapan Axel berbeda dari yang lain.
" kalo kakak itu " tunjuk nya pada Angga.
" panggil kak Angga dek " ucap angga sambil mencubit pipi gembul dafian.
" kalo kakak yang ketombean tadi siapa namanya " ucap Dafian dengan tatapan polosnya menatap esan.
" aku Esan dek " jawab Esan yang membuat Dafian menatapnya intens.
" temannya upin ipin ya " tebaknya dengan mengamati penampilan Esan.
Hataro mengusap rambut dafian dengan gemas " dia bukan Ehsan teman upin ipin dek , ayo kita pulang" ajak Hataro yang di balas anggukan kepala oleh Dafian.
" xel gue bawa mobil lo dulu "
" hm " kemudian Axel memberikan kunci mobilnya pada hataro dan Hataro memberikan kunci motornya pada Axel.
" dadah kakak" teriak Dafian dengan melambaikan tangan pada ke empat pemuda yang berdiri di samping motor mereka masing masing.
•°°•
setelah hampir satu jam perjalanan ahirnya mobil yang di tumpangi Hataro dan Dafian telah sampai di halaman mansion keluarga Robertson.
" ayo dek" ajak Hataro pada Dafian yang terlihat takut untuk masuk ke dalam.
" kakak adek takut" ujarnya pada Hataro dan kemudian hataro mengangkat Dafian ke gendongannya dan membawanya masuk untuk bertemu mereka semua di dalam.
Hataro dan Dafian telah sampai di ruang tamu, terlihat di sana ada ke empat para abang nya dan tentunya Daddy dan ada dua orang yang tidak dafian kenali.
Dafian meminta Hataro untuk menurunkannya,
dan kemudian dafian berlari ke arah Gio dengan merentangkan kedua tangannya." daddy daddy adek kangennnn banget " ucapnya setelah berada pada pelukan hangat Daddy Gio.
" Daddy juga merindukanmu baby" ucapnya dan membalas pelukan erat Dafian dengan pelukan yang tak kalah erat.
" Daddy mereka siapa" bisik nya pada telinga Gio yang membuat Gio gemas dengan tingkah bungsunya.
" dia paman dan bibi mu , orang tua dari keysa" jelas Gio pada Dafian yang hanya di jawab o saja.
Rida menatap dafian " coba ceritakan yang sebenarnya kepada kami semuanya"
Keysa yang mendengar ibunya berkata seperti itu menjadi gugup pasalnya dia di mata keluarganya memang anak yang baik dan sopan walau cuma pura pura.
Dafian memutar Tubuhnya menjadi menghadap depan dengan tetap di pangkuan Gio.
" jadi pa----"
•••
tinggalkan jejak anda dengan vote dn komen!!see you.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAFIAN [ END]✔️
Teen Fictionapa yang kalian pikirkan dengan anak 12 tahun. main? bersenang-senang?. No kalian salah. dia Dafian anak penjual koran yang berusaha banting tulang menghidupi dirinya sendiri setelah kematian kedua orangtuanya. namun nasib berkata lain dia bertemu d...