chap 28 end

13.5K 847 64
                                    


Setelah sampai di depan pintu kamar VVIP no 4 Garendra membuka pintu tersebut dan terlihat adiknya yang tertidur bersama sang daddy.

kemudian mereka ber empat masuk dengan langkah perlahan supaya tidak membangunkan adiknya.

" dad!" panggil Hataro pada Gio dengan nada lirih.

dan tak lama Gio mulai membuka matanya dan menatap ke empat anaknya" ada apa?"

" ingin menjenguk adek!" balas kenan yang sedari tadi di tatap Gio.

Gio faham pasti putranya menghawatirkan adik bungsunya Kemudian Gio dengan perlahan mengusap pipi Dafian pelan agar si manis terbangun.

Dafian menggeliat dan mulai tak nyaman dengan tidurnya " emhh " dan perlahan ia membuka matanya dan menemuka sudah ada banyak orang di sekelilingnya.

" abang!" panggil Dafian lirih tak kala netranya bertemu dengan Garendra.

sebenarnya Dafian takut jika Garendra marah karena ia pernah di beri nasihat tidak boleh memakan makanan keramat tersebut namun ia malah melanggarnya ia tau pasti akan ada hukuman untuk itu sudah bisa di pastikan karena lihat saja mukanya yang hanya diam, datar,dingin dan tatapan mengintimidasi.

Garendra berdiri dari sofa dan berjalan ke arah brangkar Dafian dan duduk di sampingnya " tau kesalahanmu?"

Dafian menunduk" umm tauu adek nakall"

Garendra tersenyum simpul" anak nakal harus di hukum bukan?"

mendengar kata kata hukuman Dafian langsung mendongakkan kepalanya menatap Garendra" gamauu abang!!"

" gak ada penolakan!" Dafian semakin mengerucutkan bibirnya sebal ia tau pasti hukuman dari abangnya ini adalah makan rumput eh maksudnya makan sayurrr setiap hari.

" ishh adek ngak mau makan rumput setiap hari?" celetuk Dafian tiba tiba yang membuat Hataro ingin menyemburkan tawanya.

" hahaha sayur dek sayur bukan rumputt" kan ketawa juga kan Hataro dan itu semakin membuat Dafian kesal setengah mati.

Dafian menatap Hataro penuh permusuhan" biarin suka suka adek wlee"

Hataro yang merasa tertantang dengan ejekan adiknya ia pun mulai bersiap membalas kata kata adiknya" yang penting kakak bisa makan ayam haha, gak makan rumput kayak adekk sukurin!"

Dafian yang sudah kesall mulai berkaca-kaca menatap Daddynya meminta belaan " daddy kakak nakall"

" kakak diem aja loh" Gio mulai mengikuti arah permainan Hataro.

" nyebelin hiks..." mereka hanya dapat tersenyum melihat adiknya yang terpojokkan.

Kenan yang melihat itu langsung memeluk adiknya dari samping dan menenggelamkan muka adiknya di dada bidangnya.

" shutt nanti kakak marahin kak roro nya hm!?" Kenan berucap lembut dengan tangan yang mengelus surai Dafian.

" sayang kakak banyak banyak" Dafian semakin mengeratkan pelukannya pada Kenan.

dan mereka semua menatap penuh iri pada Kenan ' dih salah sendiri tadi nistain dedek ian'

" abang ngak di ajak nih?" mereka semua mengalihkan atensinya pada asal suara yang terdengar dan ya ternyata ada Erhan yang berdiri dengan membawa bung.

Dafian melepaskan pelukannya dan menatap Erhan " bang Er adek kangan tauk"

Erhan berjalan mendekat Dafian dan menjawil hidungnya" kangen hm?"

Dafian mengangguk " humm" dan ia juga merentangkan kedua tangannya pada Erhan meminta pelukannya.

" kangennn bang Er!"

" hm! abang juga kangen suntik adek"

" ishh kok suntik sihh"

" salah sendiri nakall"

Dafian tak menjawab dan memilih memeluk Erhan yang berapa hari ini ia tak temui.

sementara yang lain hanya tersenyum simpul melihat interaksi adiknya itu.

•°°•

1 minggu telah terlewati tentunya dengan Dafian yang tetap mendapatkan hukumannya yaitu memakan sayur selama satu bulan penuh dan juga hari ini ia terus merengek meminta sekolah.

" ayolah daddy adek mau sekolah" Dafian terus saja memohon pada Gio namun hanya jawaban 'tidak' yang di berikan Gio.

" adek masih belum pulih"

" udah ishh liat nih adek sudah kuat" ucapnya dengan menunjukkan bahwa ia kuat mengangkat dua bantal sofa yang berukuran lumayan besar.

Gio langsung membantu menurunkan bantal tersebut" hey turunkan itu"

" ada apa dad ribut ribut?" tanya Hatano melihat daddy dan adiknya yang berdebat kecil.

" adikmu meminta sekolah hari ini!"
setelah mendapat jawaban Daddynya Hatano mendekati Dafian dan langsung menggendongnya dan membawanya ke luar.

" kakak mau bawa adek kemana?" tanya Dafian di tengah perjalanan Hatano yang ingin membawa Dafian ke taman yang berada di rumahnya.

" taman" jawab Hatano singkat dengan tetap melangkah menuju arah selatan.

" ta-tapi kan adek mau sekolah" ucapnya dengan nada lesu.

Hatano menghentikan langkahnya " hari ini di rumah dulu besok baru sekolah"

Dafian mengangguk kecil" iya"

dan setelah itu Hatano langsung melanjutkan langkahnya menuju taman.

setelah sampai di taman ternyata di sana sudah ada opa Nathan dan oma Leora, Garendra,Erhan,kenan, Hataro dan Rehan serta ada sahabat mereka axel, Angga, Esan. dab Tio.

Dafian semakin bingung ada apa ini kenapa semuanya berkumpul dan tak lama akhirnya ia sampai di kerumunan oran orang yang sedang berbincang bincang.

Hatano menurunkan Dafian tepat di kursi yang telah di siapkan dan tak lama terlihat ada Daddy yang membawa kue yang cukup besar yang bergambar Dino dengan nama Dafian di atasnya.

Dafian tak menyangka jika ada orang yang tau tentang hari lahirnya ia saja sempat melupakannya ia bersyukur masih ada orang baik di sekitarnya.

ia terharu karena selama ini belum pernah yang namanya merayakan ulang tahun saat bersama orang tua angkatnya dulu untuk makan saja pas Pasan apa lagi merayakan ulang tahun, pernah ia merayakan ulang tahunnya namun hanya dengan sebuah nasi yang di bentuk di mangkuk dan di beri hiasan tempe itu saja sudah membuatnya merasa bahagia dan senang.

Dafian menatap Daddynya dengan berkaca kaca dan kemudian berlari dan memeluk Daddynya sangat eraattt " daddy hari ini aku sangattt bahagia, karena daddy mengingat hari ulang tahun ku hiks.."

Gio membalas pelukan putranya dan mengelus punggungnya dengan lembut" hm cup cup sini tiup dulu lilinnya"

kemudian Gio meletakkan kue tersebut ke meja dan menggendong Dafian ke posisi di belakang kue.

" berdoa dulu baby!" titah Gio pada Dafian dan kemudian Dafian mulai berdoa.

" terima kasih tuhan telah memberi aku keluarga yang sayang pada ku aku bersyukur bisa menikmati kebahagiaan ini, semoga ini bukan yang terakhir untuk ku amin"

begitulah kira-kira doa Dafian kemudian ia meniup lilinnya dan di sambut tepuk tangan meriah dengan orang orang yang hadirr.

kemudian Gio mengarahkan Dafian untuk memotong kue serta suapan pertama Dafian berikan untuk Daddynya,opa,opa serta ke lima abangnya.

" umm tidak ada hadiah?" ucap Dafian pelan dengan nada malu malu.

" -_-"

END.

Terima kasih yang telah mengikuti cerita ini dari awal sampai akhir.

sampai bertemu di book selanjutnya..


DAFIAN [ END]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang