Happy reading.•
•
•Dafian duduk bersandar pada pinggiran kasur dengan menelusupkan kepalanya pada lipatan tangannya.
Tap tap tap
terdengar suara langkah kaki yang masuk pendengaran Dafian.
Dafian mendongak menatap orang asing di depannya.
" p-paman siapa " Dafian menatap orang asing tersebut dengan gugup.
" saya kakek mu " orang tersebut berjongkok
menyamakan tingginya dengan Dafian." kakek?? " ia berfikir kakek yang mana.
" berdiri" titah orang tersebut pada Dafian.
Dafian hanya menuruti perintahnya, ia berdiri dan kemudian terkejut karena tiba-tiba orang tersebut menggendongnya.
" turunin hiks... paman" berontaknya pada orang yang mengaku kakek nya.
" shutt diam baby opa tidak akan menyakitimu" orang tersebut mengelus rambut dafian dengan sayang.
" eumm benerr? " tanyanya memastikan.
" yess..opa tidak berbohong baby" ucapnya sambil berjalan keluar dari kamar Dafian.
setelah sampai di ruang tamu Dafian tiba-tiba memeluk orang yang menggendongnya.
" kenapa hey" orang tersebut berusaha menjauhkan wajah Dafian yang tenggelam di dadanya karena ia khawatir jika nanti sesak nafas.
" takut " cicitnya pelan.
" opa kenapa kau menggendong anak dari pembunuh mommy kami!? " Kenan berucap karena merasa tak terima dengan apa yang di lakukan kakek nya.
" iya opa seharusnya kita mengusir dia dari rumah ini " Hataro ikut menimpali.
" pa apa apaan ini, kau membela anak pembunuh" Gio menatap tak percaya pada papanya.
Dafian semakin erat memeluk orang yang menggendong nya karena ia merasa takut dengan ke 6 orang di hadapannya.
" KALIAN SEMUA BODOH " orang tersebut menatap dingin anak dan cucunya.
" MENUDUH TANPA MENCARI BUKTI, SAYA SEBAGAI KEPALA KELUARGA ROBERTSON MERASA MALU DENGAN SIKAP KEKANAK-KANAKAN KALIAN " orang tersebut berteriak sambil menahan amarahnya.
" haha kau Gio apa katanya pengusaha terkenal yaa, masalah seperti ini saja kau tidak bisa mengatasi " orang tersebut menatap Gio dengan remeh.
" DAN KALIAN BER LIMA SAYA MALU MEMILIKI CUCU SEPERTI KALIAN, KELUARGA KITA TIDAK PERNAH MENGAJARKAN UNTUK MENUDUH TANPA MENCARI BUKTI " teriaknya dengan menunjuk wajah satu persatu cucunya.
" OPA MEMANG TIDAK DI SINI TAPI OPA TAU APA SAJA YANG KALIAN LAKUKAN, KENAPA DIAM. BISU? HA , JAWAB !? " ia memandang ke 6 orang di depannya dengan tatapan marah dan kecewa.
" maaf opa " suara Garendra menjawab perkataan orang di depannya.
" hiks.... takut huhu opa " haruskah orang tersebut merasa bahagia jika Dafian memanggilnya opa, namun kekesalannya pada ke 6 orang tersebut lebih besar.
" oke kita akan pergi dari sini sekarang hm" orang tersebut mengelap air mata dafian di pipinya.
" Dan untuk kalian semua jangan harap bisa bertemu dengannya lagi sebelum kau gio menemukan bukti yang sebenarnya" orang tersebut berjalan keluar dengan dafian di gendongannya meninggalkan ke enam orang yang merenungi kesalahannya.
mari kita tinggalkan ke enam orang yang sedang merenungi kesalahannya dan beralih pada dafian yang sedang di perjalanan ke rumah opa nya.
" hey apakah kancing baju opa lebih menarik dari indahnya pemandangan di luar sana" orang itu menatap dafian yang hanya fokus bermain pada kancing bajunya.
" mau beli sesuatu hm" tanya orang tersebut pada dafian.
" boleh?" Dafian menatap memastikan.
" iya mau apa hm?" orang itu menatap dafian yang memikirkan ingin meminta apa.
" em mau permen kapas boleh" ucapnya pelan.
" no, nanti batuk " larangannya pada dafian karena takut jika memakan permen kapas akan batuk.
" iih, tadi nawari tapi ga boleh " sebalnya dengan pipi yang di gembungkan.
" dino? "
" MAUU" dengan spontan dafian berteriak semangat.
" jangan berteriak nanti tenggorokan sakit!" ucapnya dengan nada dingin.
" iss iya iya opa " ucap Dafian dengan sebal sambil memanyunkan bibirnya
"imut banget sih cucu gue" ucap opa dalam hati melihat kegemasan cucunya.
setelah beberapa menit mereka sampai di toko boneka dafian kini berada di gendongan pria yang mengaku opa nya.
" pilihlah!!" titahnya pada Dafian yang sedang memandangi sekeliling.
" opa... mau sapii" ia menunjuk ke arah di mana di sana ada boneka sapi yang berjejer dengan rapii.
" katanya dino? " ucapnya dengan terkekeh.
Dafian menggembungkan pipinya " emm dua boleh? " tanyanya dengan puppy eyes nya.
" bahkan bila meminta toko ini opa akan belikan" ucapnya dengan nada sombong.
" huh terserah opa saja" kemudian Dafian mengambil boneka sapi dan dino yang di maksud kemudian mereka membayar dan melanjutkan perjalanan yang tertunda.
di dalam mobil Dafian kini sedang asik bermain dengan sapi dan dino nya.
dan setelahnya Dafian tertidur karena merasa lelah.
°°°
tinggalkan jejak anda dengan vote dn komen!!
see you.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAFIAN [ END]✔️
Teen Fictionapa yang kalian pikirkan dengan anak 12 tahun. main? bersenang-senang?. No kalian salah. dia Dafian anak penjual koran yang berusaha banting tulang menghidupi dirinya sendiri setelah kematian kedua orangtuanya. namun nasib berkata lain dia bertemu d...