chap 18

13.6K 1.1K 27
                                    

Happy reading.




Setelah perjalanan yang lumayan panjang ahirnya Dafian dan kakeknya sampai di mansion megah miliknya dan sudah di sambut oleh beberapa bodyguard.

" mau gendong apa jalan?" tanya sang kakek pada cucunya.

Dafian berfikir sebentar" umm gendong aja opa, hehe" ucapnya sambil terkekeh melihatkan gigi kelincinya.

" boleh gk sih kurung di kamar" batinnya berteriak melihat kegemasan cucunya.

laki laki paruh baya tersebut mulai menggendong Dafian dan berjalan untuk masuk ke rumah.

setelah sampai di dalam ia di suguhi pemandangan beberapa pemuda dan ada wanita paruh baya yang sepertinya istri kakeknya.

" pa kau bawa siapa itu" tanya wanita itu dengan memandang dafian yang di gendong suaminya.

" cucu kita" jawabnya yang membuat istrinya terkejut hah cucu yang mana ,kapan keluarnya.

" ank Gio?" lanjutnya karena melihat istrinya yang binggung.

"what! gio melahirkan? eh " kagetnya dengan  sedikit berteriak.

" anak adopsi honey! " ucapnya dengan sedikit mendengus.

" ohh, haii cucu oma " wanita tersebut memandang Dafian yang berada di gendongan suaminya.

" emm haii oma " jawab Dafian pelan ia merasa masih canggung dengan situasi ini.

" ayo main sama oma, nanti oma kenalkan dengan kakak sepupumu" ucapnya dengan girang karena memiliki cucu kecil lagi.

Dafian merasa senang ada orang yang baik di sini dan biarkan dia sejenak melupakan daddy nya dan para abang nya.

•°°•

sementara di tempat lain gio dan Garendra serta Erhan sedang mencari bukti yang ke dua kalinya siapa yang telah membunuh istrinya gio.

" dad sepertinya orang suruhan kita waktu itu  telah berkerjasama dengan orang lain" ucap Erhan dengan yakin.

" dad rasa juga begitu, kita harus tetap waspada " ucap gio dengan menahan amarah mengingat wajah orang suruhannya.

" kapan akan kita akan bongkar " Erhan berucap sambil memikirkan cara menyingkirkan orang tersebut.

" secepatnya " Garendra menjawab dengan yakin.

" malam ini kita akan mendatanginya" gio berucap dengan senyum semrik tercetak di bibirnya.

Malam hari.

di meja makan terlihat ada Hataro, Hatano dan Kenan sedang memakan Snack dan bermain ponsel, namun langkah kaki yang terdengar mengalihkan atensi mereka untuk menatap dari mana asal suara tersebut.

" kalian mau ke mana" tanya Hataro melihat ke dua Abangnya dan daddy nya menggunakan pakaian hitam hitam.

" membasmi tikus" Garendra berucap sambil mengambil minuman di kulkas.

" di rumah aja, jangan main udh malam " Gio berucap sambil menatap ke tiga anak nya.

" baik dad , aku tunggu kabar baik nya " Kenan menatap Gio dengan tatapan yakin akan keberhasilan membasmi tikus ini.

setelah itu Gio, Garendra dan Erhan keluar untuk menggambil mobil.

" di mana dad lokasinya?" tanya Erhan pada Gio yang masih fokus melihat tablet nya.

" akan ku kirimkan" Gio mengirimkan alamat yang akan mereka datangi.

" tunggu kami bajingan!" Garendra menyeringai sambil melihat alamat yang dikirimkan daddynya.

setelah beberapa menit ahirnya mereka ber tiga dan beberapa bodyguard yang menyusul telah sampai di depan bangunan rumah yang sedikit tidak terawat.

kemudian mereka turun dan mengendap endap untuk memasuki kawasan tersebut tanpa di curigai si pemilik tempat.

Brak

Garendra menendang pintu dengan keras sehingga menimbulkan suara yang keras.

terlihat di dalam sedang ada pesta alkohol Garendra menatap ke 3 orang di sana dengan tatapan tajam.

" sial berani beraninya kau, mau apa kau kesini" ucap salah satu orang di sana yang mengenali Garendra.

" bersenang-senang" jawab Garendra sambil menggode Gio dan Erhan serta beberapa bodyguard yang ikut untuk membekuk mereka ber tiga.

" HEI LEPAS, APA APAAN INI LEPAS"  teriak salah satu dari mereka yang berhasil di tangkap oleh bodyguard Gio.

dan kini mereka ber tiga telah tertangkap dan pergerakan mereka di ikat dengan tali.

" kau masih ingat kan tentang kejadian 11 tahun lalu, di mana kau saya suruh mencari tahu tentang kematian istri saya" gio mulai mengintrogasi salah satu dari mereka.

" ohh kau, aku masih ingat " jawab nya dengan sedikit nada orang mabuk.

" siapa sebenarnya pembunuh istri saya?" tanya Gio dengan nada dingin dan ketus.

" bukan kah dia juga sudah mati, lalu kenapa kau mau mencari tahu?" ia menatap Gio dengan mata yang memerah karena efek minumannya.

" kau berbohong tentang orang yang membunuh istri saya" geram gio mulai tersulut erosi eh emosi.

" aku tidak berbohong" bantahnya dengan menggeleng geleng kan kepalanya.

" JAWAB SIAPA YANG MENYURUHMU!!" gio berteriak sambil menodongkan pistol di kepala orang tersebut.

" aku tidak akan memberitahumu" orang tersebut berbicara sambil tersenyum menatap gio.

plak

" SIALAN JAWAB. APA AKU TEMBAK KEPALAMU " gio sudah habis kesabarannya ia berteriak sambil  lebih dekat menodongkan senjatanya.

" hiks...ampuni saya tuan saya akan memberi tahu anda " sahut salah satu suara dari belakang.

" yang menyuruh kami adalah tuan an--"

DORR

•••

kalian mau di kasih foto visual apa ngk?

tinggalkan jejak anda dengan vote dn komen!!

see you.













DAFIAN [ END]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang