💋 13 ❤

792 45 17
                                    

"Aku hamil, Seok."

Seokmin yang kala itu sedang melaksanakan sarapan paginya di meja makan, lantas menghentikan pergerakannya sejenak seperti tersambar petir di pagi hari.

Pria bangir itu mengangkat wajahnya menatap atensi yang sedang duduk tepat di hadapannya itu mematung seperti berusaha mencerna kalimat yang barusan ia dengar.

"Aku hamil anak kamu Seok, setelah bertahun-tahun akhirnya kita akan punya anak."

Seokmin pun membuka suaranya mencoba percaya, "Sejak kapan, Eisa? Kamu gak lagi bercanda kan?"

Perempuan itu adalah Eisa, istri sahnya Seokmin.

Eisa tersenyum lembut menatap wajah Seokmin yang menegang di tempatnya, sembari agak memajukan tubuhnya ke depan. "Berjalan 4 minggu ini, mana mungkin aku lagi bercanda Seok, kita beneran akan memiliki anak setelah ini."

Berbeda dengan Eisa yang tersenyum sumringah, Seokmin nampak tegang seakan sesuatu yang keras sedang menghantamnya detik itu juga.

"Are you kidding me? Kita bahkan gak pernah ngelakuin itu Sa, dari mana kamu bisa hamil anakku?"

Eisa melunturkan senyumannya seketika, raut wajahnya berubah sendu dengan menampilkan senyuman pahit yang sedikit di paksakan.

"Kamu lupa, seminggu sebelum keberangkatan ku ke Macau, pagi itu kita berdua bangun dari ranjang yang sama dalam keadaan tanpa baju dan kondisi yang berantakan semua? Kita melakukannya Seok."

Seokmin menggeleng kepalanya kecil seakan tak ingin menerima kenyataan itu. Ia pun bersikeras mengelak kalimat sang istri.

"No! Serius Eisa, aku bahkan gak inget sama sekali kalau aku nyerang kamu malem itu. Mau ku coba mengingat berkali-kali pun ingatan itu tetap tidak ada. Aku gak yakin malam itu kita melakukannya, maaf Eisa aku gak percaya."

Lagi, sang istri merasa tatapannya semakin sendu apalagi kedua mata itu mulai berkaca-kaca menahan sekuat tenaga agar air mata tidak tumpah tanpa seijinnya.

Eisa pun menyahut kembali, "Aku sudah jelaskan berulang kali sama kamu Seok, malam itu kamu pulang dalam keadaan mabuk dan tanpa pikir panjang kamu ngelakuin itu sama aku. Kamu kenapa sih susah banget buat nerima kenyataan kalau malam itu kamu benar-benar menyerang ku padahal aku sudah bilang aku belum siap?"

"... bahkan kamu sendiri Seok yang bilang kalau kamu mau di pernikahan ini kita punya anak dan kamu berkali-kali meyakinkan aku untuk itu, dan akhirnya ini kan yang kamu mau? Aku hamil anak kamu, hasil dari kamu yang nyerang aku malem itu, hik.. terus kenapa sekarang kamu begini? Hik.. hik.. aku merasa hanya aku yang bahagia menerima kabar gembira ini, hik.. hik..."

Seokmin menahan erangan ingin meluapkan emosi seketika namun ia menahannya, alhasil pria bangir itu menyugar rambutnya ke belakang seraya menghela nafas gusar.

"Eisa, sumpah aku gak sadar waktu itu, bahkan kalimat itu aku juga tidak mengingatnya sama sekali. Kalau memang benar malam itu kita melakukannya, seharusnya ingatan itu membekas di memori ku Sa, tapi ini nyatanya gak ada sama sekali."

Sakit, perasaan Eisa teramat sakit mendengar kalimat yang nyatanya lebih tajam dari pada sebilah pisau yang sukses menyayat ulu hati Eisa menjadi serpihan kecil.

Tangisannya semakin menjadi, air matanya semakin banyak turun membasahi wajah oriental khas perempuan Asia tersebut.

"Karena aku bukan wanita yang kamu cintai Seok, makanya hal sebesar itu pun bahkan tidak terselip di memori mu sama sekali. Aku cukup mengerti."

Raut wajah Seokmin mulai frustasi, dan juga merasa bersalah, apalagi pria itu yang tidak tahan melihat seorang wanita menangis dengan berlinang air mata. Alhasil, mau tak mau satu tangannya maju mengusap air mata di wajah Eisa, menghapusnya.

Forbbiden Love but It's Okay | SeokSoo [GS] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang