💋 21 ❤

739 46 17
                                    

"Selamat ya Pak, sebentar lagi Bapak akan segera menjadi seorang Ayah. Istri Bapak tengah mengandung selama 2 Minggu berjalan mau 3 Minggu."

Seokmin yang mendengar penuturan dari sang Dokter terkejut bukan main, sampai ia berulang kali meminta sang Dokter untuk mengatakannya kembali sebagai jaminan bahwa telinganya saat ini sedang tidak kemasukan tulang ayam alias tidak tuli.

"B-benarkah? Dokter serius?? Saya tidak salah dengar kan?? Lalu kondisinya sekarang bagaimana?"

"Benar Pak, Bu Jisoo hanya kelelahan. Akhir-akhir ini sepertinya dia banyak pikiran dan suka melewatkan jam makannya. Kalau bisa, diatur pola makannya dan jangan sampai membuatnya tertekan karena itu bisa mempengaruhi janin yang dikandungnya saat ini. Suruh banyak istirahat, jangan bekerja terlalu keras pikirkan kesehatan dan juga janinnya." tutur sang Dokter menjelaskan.

Seokmin yang mendengar itu tak mampu menutupi kebahagiaannya, senyuman indahnya itu terpatri seakan tak ingin melunturkannya karena merasa terlalu bahagia.

"Baik Dok siap! Terimakasih banyak ya Dok, saya sangat bahagia. Terimakasih atas kabar bahagianya."

"Sama-sama Pak Lee, sekali lagi saya ucapkan selamat ya."

"Iya Dok terimakasih, kalau begitu saya permisi. Selamat siang."

Setelah Seokmin meninggalkan ruangan Dokter, ia masuk ke dalam ruangan dengan Jisoo yang masih terbaring lemah. Pria bangir itu duduk, sambil satu tangannya menangkup satu tangan Jisoo dan mengusapnya lembut.

Tiada henti pria itu menampilkan senyumannya yang teramat bahagia mendapati kabar bahwa wanita yang dicintainya itu tengah mengandung anaknya. Sampai rasanya Seokmin sungguh tak bisa mempercayai itu.

"Sooie, bangun sayang, ada kabar baik buat kita kamu mau dengar tidak?" Seokmin bicara sendiri sambil menatap wajah cantik yang masih tak sadarkan diri itu.

Lalu satu tangannya mengusap lembut surai panjang lurus kecoklatan milik Jisoo, menyingkirkan beberapa helai rambut yang sedikit menutupi wajah cantik wanitanya, kemudian mengecup punggung tangan Jisoo yang berada dalam genggamannya.

"Kamu harus segera bangun ya sayang, karena bakalan ada kabar bahagia yang menanti kamu setelah ini. Akhirnya apa yang aku inginkan terwujud, saking bahagianya aku merasa kalau ini hanya lah mimpi. Tapi kemudian, aku sadar sedang tidak bermimpi. Ini sungguhan, semuanya nyata."

Seokmin terlihat begitu menyayangi Jisoo, bahkan tatapan yang diberikan untuk gadis itu benar-benar tulus betapa Seokmin sangat mencintainya. Berulang kali pria itu mengecup punggung tangan Jisoo lalu mengusapnya lembut berharap sebentar lagi gadis itu tersadar.

Dan benar saja, terlihat kening gadis itu mengernyit lalu matanya terbuka secara perlahan. Tetap terlihat cantik bagaikan putri tidur yang baru saja terbangun dari tidurnya.

"Sayang, kamu sudah sadar?" tanya Seokmin membuat Jisoo menoleh dan melebarkan kedua matanya.

"Gimana sekarang? Ada yang masih sakit?" Jisoo melirik tangannya yang diusap Seokmin lantas menarik diri tak ingin di sentuh.

"Ngapain kamu disini?"

Kalimat yang baru muncul setelah sekian lama keduanya tak berbincang satu sama lain. Bernada ketus namun Seokmin tetap menampilkan senyuman terbaiknya untuk sang gadis.

Dengan tatapan penuh haru, Seokmin memperhatikan wajah cantik Jisoo yang memperlihatkan betapa gadis itu masih kecewa dengan Seokmin. Terlihat bahkan dari tatapan Jisoo yang menajam dan tidak ada kelembutan di baliknya.

"Sooie, aku mencintaimu."

"Aku enggak! Pergi!"

"Tidak mau. Aku mencintaimu."

Forbbiden Love but It's Okay | SeokSoo [GS] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang