Kehidupan Hyunsuk tidak jauh dari kata kesepian, dia merindukan orang tuanya. Jihoon saja sudah pergi daritadi subuh, katanya ada pekerjaan yang harus dia selesaikan hari ini juga.
Padahal hari ini adalah hari minggu, Hyunsuk tadi berniat mengajak Jihoon pergi jalan jalan.
"Apa aku ajak Doyoung saja?" Tanyanya pada diri sendiri.
Tangannya sibuk menyiapkan susu dingin didalam kulkas.
"Iya, mungkin aku ajak Doyoung saja." Finalnya.
Dia segera meminum susu yang baru saja dituangkan kedalam gelas, lalu berlari kekamarnya mengambil hoodie kebesaran milik Jihoon dan tidak lupa mengambil hp nya yang terletak diatas nakas.
Tangannya sibuk mencari nama Doyoung pada layar hp nya sambil berjalan menuruni tangga.
brakk...
"ah, sia-" Umpatnya tertahan.
Hyunsuk bangkit setelah jatuh dari tangga dengan gaya telungkup. Dia membersihkan pakaiannya yang dikiranya kotor, lalu dia pergi menunggu Doyoung diteras rumah.
Lama, sampai akhirnya ada pesan masuk dari Doyoung.
Doyoung Rajendra
| maaf sepertinya aku tidak bisa mengajakmu jalan, kak.
| maafkan aku, sekali lagitidak masalah |
kita bisa keluar lain waktu kan? |ah, memang sepertinya hari ini bukan hari keberuntungan Hyunsuk.
Pemuda manis itu segera berlari kekamarnya, menangis dikasurnya sambil memeluk guling kesayangannya. Didalam kamar berwarna ungu itu hanya isak tangisan yang terdengar.
Hari ini rasanya lebih parah.
KAMU SEDANG MEMBACA
SIMPUL KEHIDUPAN : JIHOON [✔️]
Random[ with - hyunsuk, junkyu, mashiho and doyoung ] "ikhlasin ya, ji"