Part 39

269 5 0
                                    

~Hidup itu seperti sebuah kalimat yang memiliki tanda baca. Koma,perhentian sementara sedangkan titik,berakhirlah segalanya~
Angkasa Brahanjaya

Setelah kejadian dimana Salsa bertemu dengan Malven,hingga saat ini Angkasa terlihat sangat overprotektif dengan Salsa. Hampir seminggu belakangan ini, laki-laki itu seolah menjadi tukang ojek yang mengantar-jemput Salsa saat sekolah.

"Sa..."panggilan bernada lembut dari mulut Salsa itu membuat Angkasa langsung menoleh.

"Iya,kenapa Sal?"

"Besok-besok gak usah jemput aku kerumah lagi,aku gaenak sama kamu. Jarak rumah kamu kerumah aku kan lumayan jauh,pasti bensin kamu jadi boros"ucap Salsa dengan nada hati-hati takut jika ucapan nya malah membuat Angkasa merasa tersinggung.

Angkasa tersenyum,ia masukan ponselnya kedalam saku celana lalu tangan nya segera menarik bahu Salsa agar mendekat kearah nya.

"Kamu risih?"tanya Angkasa lirih,seperti berbisik.

Salsa menggeleng "bukan gitu tapi__"

"Ssstt..."potong Angkasa "aku udah kecanduan buat jemput kamu biar kita bisa pergi ke sekolah bareng"ucap nya.

"Jangan larang aku ya,ini memang kemauan aku"sambung Angkasa membuat Salsa menghela nafas pelan lalu mengangguk patuh.

Saat ini keduanya sedang duduk disebuah gazebo yang letaknya tak begitu jauh dari kelas Salsa. Siang hari ini,semua guru sedang mengadakan rapat untuk kenaikan kelas dan kelulusan bagi siswa-siswi kelas 12. Memang mereka tak lama lagi akan naik kelas,itu artinya selangkah lebih dekat mereka akan disibukkan oleh kegiatan-kegiatan yang selalu ditakuti oleh anak-anak kelas 12.

"Sebentar lagi kelas duabelas,gak kerasa ya"ucap Salsa yang tengah duduk bersila disamping Angkasa.

"Rasanya udah lama banget aku kenal sama kamu padahal kita kenal waktu kita kelas sebelas ini kan?"ucap Angkasa.

Salsa mengangguk, menyetujui ucapan Angkasa
"gak nyangka juga kalau aku bisa jadi salah satu orang terdekat kamu,Sa"ucap nya.

Angkasa menoleh, menatap wajah cantik Salsa dari samping dengan senyum tipis
"Cantik..."gumam Angkasa tapi masih dapat didengar oleh Salsa.

Dengan cepat,Salsa menoleh mendapati Angkasa tengah tersenyum memandangi nya. Mata tajam laki-laki itu malah membuat dirinya merasa malu jika terus-terusan ditatap seperti ini. Ternyata sosok yang dulunya ia takuti ini,malah menjadi salah satu orang yang selalu dibutuhkan oleh Salsa sekarang.

"Jangan ngeliatin aku kayak gitu,malu tau"ucap Salsa terang-terangan.

Angkasa terkekeh,diusapnya pipi Salsa dengan lembut
"Sal..."panggilan bernada lembut itu mampu membuat jantung Salsa berdetak lebih cepat.

Seolah tidak ada keberanian untuk membuka mulutnya,Salsa hanya mengernyit samar tanda bahwa dirinya menunggu kelanjutan dari ucapan Angkasa.

"Jujur,aku bukan cowo yang selalu seneng kalau dideketin cewe,aku bukan cowo yang sukanya tebar pesona sama cewe-cewe di Gradawangsa. Tapi,semenjak kenal sama kamu,aku ngerasa seneng banget kalau diperhatiin sama kamu,dicerewetin sama kamu,di galakin sama kamu,dikhawatirin sama kamu. Rasanya aku jadi cowo beruntung karena bisa kenal sama cewe sebaik kamu"

"Sal, mungkin selama ini ada perbuatan aku yang bikin kamu takut atau bikin kamu risih. Aku minta maaf ya. Maaf semenjak deket sama aku,hidup kamu malah makin banyak masalah. Maaf kalau selama ini,aku belum bisa jadi cowo yang mungkin kamu berharap nya,setiap hari aku ngabarin kamu,aku bilang sayang terus sama kamu,aku cemburuin kamu,aku ngelarang kamu sebagai bukti bahwa aku memang serius sama kamu. Aku ini cuma ketua geng yang sebenernya penakut,kalau gak ada kamu, dan gak ada anak-anak Vegos,gak akan mungkin Angkasa bisa hidup sampai sekarang. Kalau bukan karena kamu,gak akan mungkin Pratama dan Angkasa bisa baikan. Kamu Sal,kamu yang udah jadi alasan kenapa aku mau berubah sampai sekarang"

ANGKASA (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang