Main Pair : HyunLix
BangInho
"Mau bertaruh?" Minho menghampiri Hyunjin seraya menawarkan kesepakatan menarik.
Alis Hyunjin terangkat, ia menoleh. "Kali ini apa?"
"Bagaimana dengan dia?" Minho menaikkan alisnya sembari tersenyum miring menatap ke arah taman.
"Kau kejam sekali. Dia kesayangan sekolah kita. Wajah SMA Cheongdam." cela Hyunjin main-main.
"Jadi, kau ingin menyerah? Lemah sekali." Ejek Minho sarkastik.
Hyunjin menoleh, "Jika dalam seminggu aku bisa mendapatkan nya, motor kesayangan mu milik ku. Jika aku kalah maka Leo milik mu. Bagaimana?" Aju Hyunjin dengan seringaian lebar di bibirnya.
Minho menyeringai senang, "ok, call." Setujunya seraya meninju pelan bahu Hyunjin dan meninggalkan nya.
Iris Hyunjin kembali jatuh pada adik kelas nya yang masih berdiam dengan posisi sama. Bibir tebal Hyunjin menyeringai senang ketika menganalisa sosok siswa favorit sekolahnya itu.
Cantik, mungil, teladan, rapuh dan lemah. Tipikal nya sekali. Iris tajam nya tidak berhenti mengekori setiap pergerakan pria yang tengah serius membaca bukunya itu. Sesekali pria itu meminum susu pisang nya dan sesekali pula ia membenarkan letak kacamata yang hampir melorot di hidung nya.
***
Hyunjin terpaku di tempatnya dengan seringaian lebar. Iris nya memindai pergerakan hoobae yang tadi siang ia bahas bersama Minho, sedang celingukan di depan loker nya.
Pria yang bernama Lee Felix itu menoleh ke segala arah memastikan jika tidak ada yang melihatnya. Setelah di rasa aman ia pun menyelipkan sebuah surat ke loker bernomor 1024 kemudian bergegas pergi.
Setelah Felix pergi Hyunjin kemudian membuka loker nya dan membaca surat itu. Ia tidak bisa menahan dirinya untuk menertawakan kalimat cheesy yang juniornya tulis. Berbagai ejekan lolos dari bibirnya, ketika menyelesaikan bait terakhir.
"Dia polos sekali. Ini akan berjalan dengan sangat mudah." Gumam Hyunjin senang.
***
"Ini darimu?"
Bayangan tubuh seseorang yang menaunginya juga suara khas Hyunjin sontak membuat Felix segera mendongak menatap lawan bicaranya. Pria tampan yang berstatus kakak kelasnya itu menyodorkan sebuah surat bersampul merah muda.
"Itu...a..aku..." Felix gelagapan, ia menunduk seraya menjalin jari jemarinya kemudian meremasnya. Ia tidak menyangka jika Hyunjin akan mengetahuinya secepat itu.
"Hey santai saja." Hyunjin mengelus bahu nya dan duduk di sebelahnya.
Felix terkejut oleh afeksi tiba-tiba Hyunjin, ia semakin kesulitan mengatur laju detak jantung nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TASTE - HYUNLIX
RomantizmFelix itu mangsa nya. Hyunjin menekankan itu. Ia bahkan berhasil membawa hoobae nya itu ke atas ranjang nya pada kencan pertama mereka. Felix yang polos, lugu dan siswa teladan di sekolahnya berhasil ia ubah menjadi murid yang berada di urutan perta...