Chapter 11 : Tawaran

482 74 1
                                    


Aloha....
Apa kabar?

Chapter ini khusus BangInho ya!



Sejak sekolah dasar Minho sudah akrab dengan gemerlapnya dunia malam. Di usia remaja ia bahkan bisa melenggang keluar masuk club tanpa melewati serangkaian pemeriksaan identitas terlebih dahulu. Tentu saja, itu karena Minho berasal dari lingkungan yang sama dengan semua orang yang ada di sana. Sebuah lingkungan kumuh, tinggi angka kriminalitas dan penuh kekerasan. Lingkungan yang benar-benar buruk untuk pertumbuhan anak-anak.

Bagi Minho, pemandangan manusia yang saling bercumbu di sudut ruangan, toilet club atau di ruangan khusus VIP adalah hal biasa yang sering ia tonton. Bahkan ia juga pernah merasakan pengalaman seks yang luar biasa di usia nya yang masih 15 tahun. Tentu saja, remaja dengan rasa ingin tahu tinggi seperti Minho ketika ditawari seks secara cuma-cuma oleh perempuan berpengalaman tidak akan menolaknya. Itung-itung menambah pengalaman, katanya.

Memasuki dunia dewasa, membuat Minho terbiasa mencicipi minuman beralkohol. Ia sedikit bersyukur tidak mudah mabuk karena tingkat toleransi nya terhadap alkohol cukup tinggi.
Meskipun begitu, Minho berusaha sebisa mungkin untuk tidak minum melebihi 5 gelas. Ia tidak ingin mati muda karena overdosis atau kecanduan minuman beralkohol.

"Aku tidak ingin kecanduan." Tutur Minho seraya menjauhkan gelasnya dan sebotol vodka yang baru saja diletakkan Sunwoo di meja mereka.

Sunwoo berdecak. "Yah, padahal aku ingin merayakan nya dengan mu." Ucapnya lalu menuang botol itu ke dalam gelas dan menyesapnya perlahan.

"Mana bagian ku?" Desak Minho cepat. Ia mengulurkan tangan seraya melemparkan pandangan ke arah lautan manusia di lantai dansa. Mengawasi beberapa orang yang tampak mencurigakan baginya.

Kening Sunwoo berkerut, ia turut mengikuti arah pandang Minho.
"Kau mencari seseorang?" Sunwoo memelankan ucapannya seraya mencondongkan tubuhnya ke arah Minho.

Minho segera memutus pandang setelah seorang pria menatapnya curiga. "Kau kenal mereka?"

Sunwoo mengangguk. Ia menuang kembali minumannya. "Mereka anggota geng Sanmoori. Tingkat menengah. Memang nya kenapa?"

"Sial." Umpat Minho ketika dua orang dari pria yang ia curigai menuju ke arahnya. Ia lalu bergegas meninggalkan Sunwoo yang masih kebingungan mencerna apa yang terjadi.

Minho berlari mencari tempat persembunyian. Ia bergegas menuju pintu belakang, namun satu orang pria dari rombongan geng Sanmoori sudah bersiaga di sana. Seakan tahu jika Minho akan menggunakan itu sebagai tempat melarikan diri.

"Sial, aku harus kemana lagi?" Batin nya. Ia mempercepat langkahnya menuju tangga lantai dua.

Minho merogoh saku nya dan seketika ia menyadari jika ia belum menerima upah dari Sunwoo.

Minho menghentikan langkahnya di puncak anak tangga. Ia membalikkan badan dan menajamkan penglihatan nya mencari sosok Sunwoo di sudut ruangan lantai dansa. Namun nihil, bukan sosok Sunwoo yang ia lihat melainkan pria di lantai dansa tadi yang juga sedang menatapnya.

Minho berdecak kesal, ia mempercepat langkahnya berusaha menghindari mereka. Tanpa pikir panjang ia membuka salah satu pintu yang ada di ruangan lantai atas itu.


***

"Ternyata kau?" Sambut seseorang bersurai pirang platina yang mengenakan setelan jas rapi lengkap dengan sepatu mengkilat yang terlihat elegan.

Minho terperanjat kaget. Selain karena
menyadari jika ruangan yang ia masuki adalah kelas VIP, namun juga karena kehadiran pria yang kemarin menyekapnya tengah menatap tajam.

TASTE - HYUNLIXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang