Hyunjin rasa ia mulai tidak waras. Bagaimana tidak, ini kesekian kalinya Hyunjin mencuri pandang pada Felix yang tengah mengantri makanan.
Ia melakukannya bukan karena rindu atau sedang di mabuk cinta, namun karena rasa penasaran yang teramat tinggi kepada dongsaeng manis nya itu. Ia ingin melihat apakah Felix juga tengah memainkan peran dengan semua orang atau itu hanya berlaku kepadanya?
Hyunjin mengamati setiap pergerakan Felix layaknya semua hal yang dilakukan pria mungil itu penting untuk Hyunjin ketahui. Tingkah nya yang amatiran terlihat mencurigakan di mata semua orang yang menangkap aksi penguntitan nya, tak terkecuali Minho.
"Sudah sana, temui pacar mu." Beritahu Minho seraya menepuk bahu Hyunjin meminta si teman menghentikan tingkah anehnya.
Hyunjin menggeleng kemudian berpura-pura sibuk dengan makanannya, meskipun sebenarnya ia sibuk merutuki kebodohannya karena ketahuan mengamati Felix.
"Felix, disini!" Dengan santai nya Minho melambai setengah berteriak menyuruh si target pengamatan Hyunjin menghampiri mereka.
"Kenapa mengajaknya kesini?" Bisiknya gelagapan. Ia menyikut Minho keras. Mengisyaratkan si teman untuk tak mempersilakan orang lain bergabung dengan mereka. Tapi itu tak berhasil karena Felix bukanlah orang lain di mata Minho, dan Minho pun pasti beranggapan Felix tidak termasuk orang lain yang Hyunjin maksud.
"Ahh, untunglah hyung mengizinkan aku bergabung disini. Aku tidak tahu mau duduk dimana lagi karena semua bangku sudah penuh." Keluh Felix ketika meletakkan nampan nya berhadapan dengan Hyunjin.
Minho mengibaskan tangannya. "Hyung sudah bilang kan jangan bersikap formal begitu. Kau bisa bergabung dengan kami kapan saja. Lagipula kau adalah bagian dari kami juga."
Felix mengulas senyum senang. "Baiklah hyung, akan akan bergabung kapanpun aku butuh tempat duduk." Kelakar yang termuda.
Minho yang menyadari gelagat aneh Hyunjin segera menyikut teman nya itu, sontak membuat si pria yang sedari tadi menunduk, mendongakkan kepalanya.
"Apa?" Tanya Hyunjin melalui tatapan nya.
Minho tak menjawab delikan tajam Hyunjin. Malah ia menggoda sang teman dengan membocorkan fakta.
"Hyunjin sepertinya sangat merindukan mu, sampai-sampai ia tidak bisa mengutarakan perasaannya. Padahal sedari tadi ia mengawasi mu."Pupil Felix melebar menunjukkan ketertarikan. Ia mengusap tangan Hyunjin dengan lembut seraya memoles senyum yang teramat manis.
"Aku juga merindukan hyung." Aku nya malu-malu.
Hyunjin berdeham. "Oh ya, bagaimana kabar mu?" Pertanyaan itu meluncur tanpa antusiasme. Nada nya datar serupa ekspresi wajah si penanya.
Minho melirik keduanya. Felix dengan ekspesi malu-malu nya dan Hyunjin dengan sikap canggung nya. Ia merasa ada yang salah dan aneh dengan hubungan mereka berdua. Bukankah saling menanyakan kabar biasanya diucapkan oleh mereka yang jarang bertemu?
"Kenapa?
Apa kalian tidak saling berhubungan belakangan ini atau kalian ada masalah?" Timpal Minho menuntaskan rasa penasarannya.Hyunjin mengayunkan tangan nya seraya tertawa lebar. "Tidak ada. Hanya saja, aku pikir saling menanyakan kabar secara langsung itu sangat perlu." Sanggah nya seraya melirik Felix sekilas.
"Oh ya, bagaimana kondisi hyung sekarang? Apa tangan hyung masih kesulitan menyuap makanan?" Alih Felix cepat.
Hyunjin menyunggingkan senyum yang ia usahakan semanis mungkin. Tangan kanan nya mengelus jemari Felix, meyakinkan. "Tidak apa-apa, hyung sekarang baik-baik saja kok."
KAMU SEDANG MEMBACA
TASTE - HYUNLIX
Storie d'amoreFelix itu mangsa nya. Hyunjin menekankan itu. Ia bahkan berhasil membawa hoobae nya itu ke atas ranjang nya pada kencan pertama mereka. Felix yang polos, lugu dan siswa teladan di sekolahnya berhasil ia ubah menjadi murid yang berada di urutan perta...