"Kenapa kau ada di sini?"
Tak segera menjawab, Felix mengetuk langkahnya menghampiri Hyunjin yang masih terpaku.
"Hyung sudah baikan?" Felix melayangkan pertanyaan lain. Mata mereka bertatapan, dengan jemari halus Felix menyentuh kulit wajahnya.
Pria mungil itu memeta setiap luka yang mulai memudar dengan penuh perhatian.Sentuhan Felix itu nyata, membawa Hyunjin kembali pada realita. Ia menatap pria berkaca mata bulat itu dengan penuh tanda tanya.
"Apa yang kau lakukan disini?" Ulang nya, kali ini dengan raut khawatir.
"Bagaimana kau bisa masuk kesini?" Hyunjin melayangkan pertanyaan lagi. Terlampau penasaran bagaimana pria itu tahu dan memiliki akses ke rumah ayahnya.
Felix membuka mulutnya, bersiap memberikan jawaban namun tuan Hwang menginterupsi pembicaraan mereka.
"Appa yang meminta Felix kesini." seru tuan Hwang. Ia melirik Felix dengan senyum lebar yang terkembang.
"Appa, meminta Felix untuk membantu mu belajar. Selain karena kalian saling mengenal, Felix juga cerdas. Kau harusnya berterima kasih, meskipun kalian tidak sekelas tetapi Felix bersedia meluangkan waktu untuk membantu mu belajar."
Hyunjin mengerjapkan mata berkali-kali guna memastikan jika ayahnya yang sedang berbincang ramah dengan Felix bukanlah mimpi.
Bagaimana mungkin pria arogan seperti ayahnya mengizinkan temannya berkunjung kemari?
Hyunjin ingat, terakhir kali ayahnya mengusir Minho dan juga Daehwi."Aku tidak tahu jika kalian saling kenal." Gumam Hyunjin seraya melirik ayahnya prihatin.
Ia ingat Felix pernah mengancam akan menghancurkan karir ayahnya dan bahkan berniat ingin membunuh mereka. Tetapi sekarang, lihatlah mereka terlihat akrab. Entah apa yang diinginkan Felix kali ini dari ayahnya."Felix ini anak Tuan Lee Jun Ki, teman appa." Tuan Hwang tersenyum seraya mengelus rambut Felix dengan sayang. Hyunjin yang melihat itu menjadi cemburu, bagaimana bisa ayahnya memperlakukan anak orang lain dengan manis, sedangkan dirinya yang berstatus sebagai anak kandung tidak pernah mendapatkan afeksi seperti itu.
"Ya sudah, Hyunjin-ah, ajak Felix ke kamar mu. Perlakukan dia dengan baik ya, appa pergi dulu." Pamit tuan Hwang.
"Felix, tolong bantu Hyunjin ya"
Felix mengukir senyum seraya mengangguk mengiyakan. "Hati-hati di jalan Samchon." Ucapnya seraya menundukkan kepala nya sedikit.
Hyunjin berucap getir, tidak menyangka Felix juga mencoba masuk dalam keluarganya. "Ku kira ini hanya antara kita. Ternyata kau melibatkan appa ku juga."
Ia membawa langkahnya menaiki tangga. Terlalu kecewa, sehingga ia tidak berniat berbasa-basi mengajak Felix mengikutinya."Aku tidak melibatkan samchon, kami sudah saling mengenal dan ya, minggu lalu aku memang menawarkan diri untuk membantu hyung." Felix mengekori Hyunjin dari belakang. Ia senantiasa menatap punggung yang diam-diam dirindukannya itu.
"Appa ku terlihat menyayangi mu. Bagaimana mungkin kau pernah berpikir ingin menghancurkan nya?" Hyunjin menyuarakan kekecewaannya. Ia menghentikan langkah di anak tangga teratas lalu berbalik menatap si dongsaeng.
Felix yang sedang setengah melamun lantas menabrak tubuh Hyunjin. Ia kehilangan keseimbangan, tubuhnya limbung ke belakang. Beruntung Hyunjin segera menangkap tubuh nya.
Felix membuka mata. Ia menyadari jika sekarang Hyunjin mendekapnya terlalu erat. Dengan jarak sedekat ini, ia bisa mencium aroma strawberry dari sabun yang Hyunjin pakai. Bahkan ia bisa merasakan hangat pantulan nafas nya di leher Hyunjin.
KAMU SEDANG MEMBACA
TASTE - HYUNLIX
RomanceFelix itu mangsa nya. Hyunjin menekankan itu. Ia bahkan berhasil membawa hoobae nya itu ke atas ranjang nya pada kencan pertama mereka. Felix yang polos, lugu dan siswa teladan di sekolahnya berhasil ia ubah menjadi murid yang berada di urutan perta...