Chapter 9 : Hukuman.

820 79 6
                                    


Reader ku tercinta, bagaimana hari kalian?

Adakah yang nonton konser Maniac di Jakarta?

Anak-anak ganteng parah, apalagi Seungmin yang jidatan.

Seneng banget, apalagi Bang Chan juga 2 hari ini live di YouTube.

Sekarang, saat ngetik chapter ini Bang Chan masih live 😭😭😭
Pngen segera melipir kesana.







"Kau sudah merenungkan nya?" Ucapan Felix memecah lamunan Hyunjin. Pria itu berdiri di hadapannya menghalangi sinar lampu yang menghujami Hyunjin. Tatapannya masih sama, dingin dan tidak ada rasa belas kasih.

Hyunjin menegakkan kepala. Iris nya yang berkabut menatap Felix merana. Ia menggeleng lemah.

"Aku tidak punya apapun yang mungkin membuat mu senang. Bahkan ribuan kali pun aku meminta maaf itu tidak sepadan dengan rasa sakit yang ku berikan."
Tutur Hyunjin kemudian dengan putus asa. Ia rasa kondisi nya sekarang sama dengan terpidana hukuman mati yang sedang merenungi kilas balik selagi menunggu waktu penghakiman nya. Penyesalan serta pengakuan dari hati yang terdalam berkumpul menjadi satu dan menciptakan rasa bersalah.

"Jadi, kau ingin jari mu yang lain putus atau kau ingin aku membantu mempersingkat rasa sakit mu?"

Opsi yang ditawarkan Felix tetap saja menakutkan sekaligus menyakitkan bagi Hyunjin.

"Selama itu bisa memuaskan mu, kau bisa melakukan apapun pada ku."
Hyunjin pasrah. Tidak ada bantahan, penyangkalan ataupun permohonan ampun yang ia utarakan. Ia menunduk dalam, mengigit bibirnya kuat dan jemarinya terbuka lebar, siap untuk Felix mutilasi lagi.

Felix cukup terperangah melihat hyunjin yang putus asa seperti ini. Kemana keangkuhan yang Hyunjin tunjukkan tadi?
Felix pikir Hyunjin akan terus memberontak sampai akhir, namun melihat Hyunjin selemah ini membuat ia mulai merasa bosan.

Felix kembali meraih jemari Hyunjin. Ia memposisikan jari tengah itu di celah gunting dan mengapit nya.
Hyunjin tidak berteriak ataupun berontak seperti sebelumnya. Hanya buliran air mata dan tatapan sayu yang menjelaskan sakit yang Hyunjin rasakan.

Tangan nya gemetar hebat sebagai bentuk respon rasa sakit. Darah mengucur deras setelah potongan itu terlepas. Rasa nyeri segera memusat di kedua ujung jarinya.

"Aku suka kau yang semanis ini." Ucap Felix seraya tersenyum manis. Sangat manis namun begitu menakutkan bagi siapapun yang melihatnya sekarang.
Melihat Hyunjin sesakit itu membuat Felix tersentuh. Jemarinya perlahan bergerak menghapus jejak di sudut mata sipit itu.

Hyunjin merasakan jemari itu terasa begitu dingin di kulit wajahnya. Setiap sentuhan yang Felix berikan terasa menyakitkan bagi nya.
Hyunjin memejamkan mata. Ia merasa jantung nya berdebar dengan frekuensi menyakitkan. Tubuhnya terasa lemas, bibir nya membiru serta keringat dingin mengucur deras di pelipis nya. Hyunjin tidak bisa menahan nya lagi, ia mulai merasa pusing dan mengantuk.

"Yongbok. Akhirnya kita bersama lagi." Hyunjin tersenyum ketika mengucapkan nya. Gumaman itu begitu lirih dan samar namun Felix masih bisa mendengar nya dengan jelas.

Felix terpaku beberapa saat ketika mendengar Hyunjin menyebut nama kecilnya. Namun keterpakuan Felix usai ketika iris nya menangkap kelopak mata Hyunjin telah menutup.

"Hyunjin-ah." Felix menepuk pipi Hyunjin dan berteriak memanggil namanya namun Hyunjin tidak menjawabnya. Hyunjin pingsan setelah mengalami syok Hipovolemik.


***


Sinar mentari yang menyengat memaksa Minho membuka matanya.
Ia refleks menghalangi sinar yang masuk dengan sebelah tangan menutupi wajahnya.

TASTE - HYUNLIXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang