20 - Another Side of Dipta

10.2K 536 19
                                    

•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dipta merasa terusik karena suara gaduh yang mengganggu tidurnya. Pria itu mengerjapkan matanya beberapa saat, kemudian tangannya meraba kasur di sisinya yang mana tempat berbaring Viora tadi malam.

"Vio ke mana, sih? Masih jam tiga juga," gumam Dipta setelah melirik jam dinding di kamarnya. Dia heran ke mana perginya Viora saat ini. Namun, suara di kamar mandi memberi jawaban Dipta.

"Pak Dipta."

Dipta segera beranjak dari tidurnya saat mendengar suara Viora memanggilnya. Matanya membulat sempurna saat mendapati Viora yang sedang bersandar di dinding kamarnya dengan wajah yang pucat. Melihat itu, Dipta segera mendekati Viora dan menopang tubuh istrinya yang lemas.

Belum sempat Dipta bertanya tentang keadaan perempuan itu, Viora sudah kembali memuntahkan cairan dari mulutnya. Dipta paham, ini yang membuat Viora lemas. Morning sickness. Bukan sekali dua kali Viora mengalami ini, namun tetap saja Dipta merasa khawatir.

"Kamu nggak apa-apa, Vio?" tanya Dipta sambil memijat tengkuk Viora. Viora menggeleng lemah. Dirasa sudah mendingan, perempuan itu membasuh wajahnya dan berbalik menghadap Dipta.

"Ada yang sakit?" tanya Dipta selembut mungkin. Dia tak tega melihat wajah pucat Viora.

"Mual sama pusing, Pak," gumam Viora pelan. Dipta memapah Viora untuk kembali ke ranjang mereka dan menidurkan Viora di sana. Dipta membuka laci di samping tempat tidurnya guna mencari minyak angin untuk Viora. Sungguh, dia merasa khawatir dengan keadaan istrinya itu.

"Nggak mau, Pak Dipta. Nggak enak," tolak Viora saat Dipta ingin mengoleskan minyak angin itu ke tubuhnya. Dipta hanya bisa menghela napasnya, pria itu mengikuti Viora naik ke atas ranjang.

"Jangan bikin saya khawatir, Vio." Dipta mengelus rambut Viora dengan pelan. Tak lupa dia meninggalkan kecupan hangatnya di kening Viora. Ditatapnya perempuan itu.

"Ini morning sickness, Pak Dipta. Nggak apa-apa," jelas Viora yang mengerti perasaan Dipta.

"Saya tetep khawatir. Kita ke rumah sakit, ya?" tawar Dipta yang dihadiahi gelengan dari Viora. Lagi-lagi Dipta hanya bisa menghela napas kasar. Viora benar-benar keras kepala.

"Yang kamu rasain apa, Vio?" tanya Dipta lagi.

"Saya cuma pusing sama mual aja, Pak Dipta nggak usah takut," balas Viora yang tak ingin Dipta terlalu mengkhawatirkannya.

"Beneran nggak apa-apa? Nggak ada yang sakit lagi, kan?"

Perempuan itu menggeleng. Dia tersenyum sangat manis, mencoba menenangkan Dipta, mencoba mengatakan bahwa tak terjadi hal serius terhadapnya.

"Kalau kamu sakit atau ngerasa nggak enak bilang ke saya, ya?"

"Iya, Pak Dipta," angguk Viora.

"Ya udah, kamu tidur lagi!" titahnya mengelus kepala Viora agar perempuan itu cepat terlelap.

My Little Wife Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang