49 - Away

4.6K 281 7
                                    

Dipta telah siuman malam tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dipta telah siuman malam tadi. Siuman dalam keadaan bingung dan tak mengingat apapun tentang dirinya sendiri, bahkan dia melupakan namanya. Dokter mengatakan bahwa Dipta amnesia akibat kecelakaan yang menimpanya.

Yang pertama dia temui ketika membuka mata adalah Reana dan Omanya. Mengetahui keadaan Dipta, Reana ingin merubah keadaan. Atas izin dari Sasmi, Reana berlagak seolah-olah hubungannya dan Dipta baik-baik saja.

Dia membohongi Dipta yang tak sadar. Mengatakan bahwa mereka adalah sepasang tunangan dengan menunjukkan foto-foto kebersamaan mereka dulu. Juga membuang barang-barang Dipta yang berkaitan dengan Viora. Bahkan, Reana meminta Sasmi untuk tak memperbolehkan Dipta bertemu dengan teman-temannya, terutama Baron. Dia tak akan membiarkan Baron menggagalkan rencananya.

Reana ingin merebut Dipta kembali, dan kesempatan yang datang itu tak ingin dia sia-siakan begitu saja.

Utari? Selaku Mama Dipta, dia tak bisa berbuat apa-apa mengingat kini suaminya masih koma akibat kecelakaan itu. Nyawa suaminya dipertaruhkan. Sasmi, sang Ibu Mertua mengancam akan menjauhkan Pram darinya jika dia ikut campur masalah Dipta. Begitu pula Dika, dia tak bisa berbuat lebih untuk membantu adiknya.

Kini, Dipta memasuki kamarnya di rumah Sasmi yang sudah sangat lama tak dia tempati. Pria itu didudukkan oleh Reana di tepi ranjang, lalu Reana sendiri meletakkan tas bawaan Dipta di samping lemari. Jika dibandingkan dengan kamar di rumahnya, kamar di rumah Sasmi jauh lebih kecil. Wajar, itu dia tempati sampai dia masuk SMA. Karena setelahnya, dia tinggal bersama orang tuanya ketika Omanya memilih menetap di luar negeri.

“Kamu mau makan enggak? Atau nanti siang aja sekalian minum obat lagi?“ tanya Reana duduk di sebelah Dipta.

Bukannya menjawab pertanyaan Reana, Dipta malah menatap wanita itu lekat. Ekspresinya berkata bahwa dia tengah kebingungan.

“Perempuan tadi siapa, Re?“ tanya Dipta tak bisa menyembunyikan rasa penasarannya.

Viora adalah perempuan yang Dipta maksud. Sejak pertama perempuan itu masuk ke kamar rawatnya, lalu memeluknya, wajah sedih, tangis tak terima dan tatapan kecewanya sepenuhnya mengganggu perasaan Dipta. Seperti ada sesuatu yang membuatnya terus memikirkan perempuan itu. Dipta tak bisa mengabaikannya begitu saja.

“Dia salah satu anak rekan bisnis kamu, Dip. Udah tergila-gila sama kamu dari lama. Pokoknya kamu jangan sekali pun percaya sama apa yang dia bilang, oke? Dia udah terobsesi sama kamu. Bisa jadi dia manfaatin keadaan kamu yang lagi kayak gini buat dapetin kamu,” jelas Reana memutar balikkan fakta.

Dipta mengangguk patuh, tak memiliki alasan untuk tak mempercayai Reana yang dia pikir benar-benar tunangannya.

“Oh, gitu. Pantes tadi dia bilang yang enggak-enggak. Bilang kalau dia istri aku. Padahal dia kelihatan masih bocah, kok,” papar Dipta lagi.

“Pokoknya kamu hati-hati aja kalau sama dia, ya. Dia benci banget juga sama aku karena kita tunangan dan sebentar lagi menikah.“

Lagi-lagi Dipta memberikan anggukan membuat Reana mengembangkan senyumnya. Wanita itu mengusap pipi Dipta pelan, lalu mendaratkan kecupan di pipinya yang lain.

My Little Wife Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang