40 - Suspicion

5.4K 246 4
                                    

“Eh, Mas … tadi waktu Mas baru berangkat, mantan Mas ke sini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Eh, Mas … tadi waktu Mas baru berangkat, mantan Mas ke sini.“

“Hah? Re—”

“Jangan sebut namanya!“ Viora menampar pipi Dipta membuat pria itu menghentikan ucapannya. Pipi Viora sudah menggembung sempurna karena Dipta membuat mood-nya berantakan dengan hampir menyebut nama mantan kekasihnya. Viora kan kesal.

“Maaf. Tapi dia ngapain ke sini?“

“Nggak tahu. Dia dateng terus nanyain kamu ke mana,” balas Viora berbicara apa adanya.

“Terus kamu jawab apa?“

“Kok kepo, sih? Mau ngapain emangnya? Balesan aku penting banget sampai-sampai Mas Dipta mau tahu?“ semprot Viora tiba-tiba. Dia menjauhkan tubuhnya dari Dipta, menatap tajam sang suami.

“Bukan gitu. Kamu tadi yang mulai cerita, loh! Wajar kan Mas tanya?“ Dipta mencoba sabar. Apakah semua perempuan seperti ini ketika sedang datang bulan?

“Jadi yang salah aku?“ Viora semakin mencak-mencak, membuat Dipta frustrasi. Rasanya dia ingin pensiun menjadi seorang pria.

“Bukan gitu, Sa—"

“Kalau bukan gitu gimana?“

Dipta hanya diam dengan tatapan lekatnya. Pria itu tak tahu harus membalas apa agar emosi Viora tak meluap-luap. Keingintahuannya tentang kedatangan Reana tak kalah besar ketimbang rasa takutnya ketika Viora dalam mode tak mudah dijinakkan.

“Kenapa diem? Ngg—”

“Ssstt! Udah, Mas minta maaf. Jangan marah-marah terus,” potong Dipta kembali membawa Viora ke dekapannya. Dari hal yang dia pelajari, satu-satunya cara menenangkan seorang wanita selain dengan kata-kata manis adalah dengan pelukan, disertai puk-puk kepala seperti yang dia lakukan saat ini.

“Kenapa minta maaf? Mas bikin salah apa?“ Viora mendongak, menatap Dipta penuh selidik.

“Enggak apa-apa, Sayang. Katanya kamu mau tidur, kan?“ Dipta mengalihkan pembicaraan.

“Terus aku bilang ke mantan Mas kalau Mas lagi ke rumah Mama. Dia nyamperin Mas enggak? Nyusulin, ya? Hayo ngaku!“

Mulai, Viora mulai mencari masalah dengan kembali membahas topik yang jelas-jelas membuat mood-nya berantakan.

“Enggak, Vio. Dia nggak nyusulin Mas,” balas Dipta mengusap pipi Viora. Dia sengaja memasang wajah memelas agar Viora mengasihaninya dan tak lagi marah-marah. Namun, justru hal itu diartikan lain oleh Viora.

“Kok masang wajah kayak gitu? Kecewa karena dia nggak nyusulin Mas?“ Viora kembali bertingkah.

Dipta tak membalas apapun. Pria itu malah memasang senyumnya dan mengusap kepala belakang Viora penuh kasih sayang. Dikecupnya dahi Viora berulang-ulang.

My Little Wife Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang