21 - Feeling

9.9K 598 23
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Di rumah sendiri. Hal itu menjadi favorit Viora belakangan ini. Tanpa adanya Dipta di rumah itu, Viora bisa bebas melakukan apapun yang dia inginkan. Khususnya menangis.

Memang, di depan Dipta, selama ini dia terlihat biasa saja seolah tak terjadi apa-apa. Namun, jauh di dalam lubuk hatinya, Viora hancur. Dia merasakan sakit yang tak seorang pun tahu bagaimana rasanya.

Dia masih tujuh belas tahun. Namun, hidup macam apa yang dia jalani kini? Ditinggal pergi oleh semua anggota keluarganya, dijual oleh Tantenya sendiri, hamil di luar nikah, lalu menikah dengan orang asing yang merupakan gurunya sendiri.

Dipta maupun keluarganya memang bersikap baik kepada Viora. Namun, itu semua sama sekali tak bisa menyembuhkan luka batin Viora. Dia tetaplah remaja rapuh yang masih membutuhkan kasih sayang dari keluarganya, khususnya orang tua

Berbicara mengenai keluarga, Viora selalu saja menangis seorang diri ketika merindukan mereka. Mama, Papa dan Kakaknya. Bagaimana bisa mereka meninggalkannya sendiri di dunia yang kejam ini? Mereka bahkan pergi dengan tiba-tiba tanpa sempat Viora mengatakan selamat tinggal.

"Mama ... Papa ... Kak Mian, Viora kangen kalian."

Perempuan itu meringkuk di atas ranjang, dengan tangan yang memegangi ponsel yang menampilkan potret kebersamaan mereka bertahun-tahun yang lalu. Viora sangat ingat, foto itu diambil ketika hari ulang tahunnya yang ke sepuluh tahun dan mereka berlibur ke taman bermain.

Viora sangat merindukan masa-masa itu ketika semuanya masih merasa indah. Bagaimana bisa kehidupannya yang dulu penuh kasih sayang berubah menjadi menyedihkan seperti ini?

"Mama ... sekarang aku punya Mama mertua yang baik banget, Mama nggak perlu khawatir sama aku, ya. Aku baik-baik aja di sini," katanya lagi tanpa berusaha mengusap air matanya yang terus keluar tanpa dikomando.

Perempuan itu terus menangis dengan kenangan-kenangan indah yang berkeliaran di kepalanya. Untung saja, Dipta berkata akan pulang larut karena ada urusan. Viora tak perlu khawatir akam tertangkap basah oleh Dipta. Mau bagaimana pun juga, dia tak ingin membuat Dipta khawatir.

•••

"Anjrit, Lisa seksi banget! Dip, lihat, deh! Apa ya nggak meninggal kalau setiap hari lihat Lisa kayak gini?"

Ruang kamar Baron yang semula hening mendadak menjadi gaduh ketika Baron tiba-tiba berteriak heboh dengan mata fokus ke arah layar ponselnya. Sudah bisa dipastikan apa yang pria itu lakukan. Ya, benar, dia tengah menonton tayangan ulang konser girl grup kecintaannya, Black Pink.

"Bisa diem enggak? Gue sibuk," omel Dipta menendang kaki Baron yang duduk di sebelahnya. Tepatnya kini mereka duduk di sofa.

"Kira-kira type laki idamannya Lisa gimana, ya, Dip?"

My Little Wife Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang