34 - Sweet Morning

6.9K 333 5
                                    

yeoboseyo?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

yeoboseyo?

Perempuan manis dengan rambut hitam panjang itu menggeliat dalam tidurnya. Dipta membuka matanya saat merasakan tidurnya terganggu oleh Viora yang terus bergerak dalam dekapannya. Viora terlihat sangat nyaman, tidur berbantalkan lengan Dipta dan didekap erat oleh Dipta. Merasakan dada bidang Dipta dan wangi tubuh Dipta yang khas sebagai seorang pria.

"Kenapa, Sayang? Masih pagi juga," omel Dipta menatap Viora yang kini memandangi wajahnya yang hanya berjarak sekitar tiga sentimeter.

Viora menahan napas saat berdekatan seperti ini dengan Dipta, jantungnya berdegup kencang. Entahlah, dia tak bisa mengontrol dirinya sendiri. Dia belum juga terbiasa bersentuhan fisik dengan Dipta.

Lidahnya keluh untuk sekadar berkata kepada Dipta. Dalam hati dia memuja ketampanan Dipta yang kelewatan. Viora jadi bertanya-tanya, dulu waktu membuat Dipta, kedua mertuanya pakai gaya apa? Eh.

Cup

Viora melebarkan kedua matanya saat dengan tiba-tiba Dipta mengecup kilat bibirnya, Viora terkejut saat ini. Kenapa Dipta selalu santai saat melakukan hal seperti itu? Dan selalu tiba-tiba, dia kan kaget.

"Mas Dipta! Jangan cium-cium!" racau Viora memukul dada bidang Dipta yang tak berbalut apapun. Kebiasaan baru Dipta ketika tidur, katanya panas.

"Kenapa, Sayang? Itu punya Mas, Mas ada hak," ujar Dipta tersenyum miring ke arah Viora.

Pria itu mengelus pelan pipi Viora, membuat Viora kembali menahan napasnya. Berdekatan dengan Dipta bisa membuatnya memiliki penyakit jantung. Bukan hanya jantungnya yang hampir melompat ke perut, tangannya yang dingin juga membuat Viora tak nyaman. Itu kebiasaan Viora saat merasa gugup.

"Kan bisa bilang dulu, Mas. Biar aku bisa siap-siap. Aku kaget, tahu!” ucap Viora menampar pelan pipi Dipta, Dipta terkekeh. Dia masih setia memandangi wajah Viora yang sejajar dengan dada bidangnya.

"Ya udah, Mas pengin cium kamu sekarang. Boleh enggak?“

"Nggak boleh," balas Viora menggeleng.

“Kenapa coba?“

“Malu, Mas Dipta!“ jawab Viora polos. Dipta terkekeh dibuatnya. Tangannya kembali membawa Viora ke dekapannya.

"Kenapa Mas Dipta deg-degan?" tanya Viora pelan, tangannya melingkar pada pinggang Dipta. Sementara tangan Dipta merangkul bahu Viora. Dipta menunduk, mencoba menatap ke dalam mata Viora yang kini bersembunyi di dadanya. Lalu tersenyum.

"Kalau nggak deg-degan meninggoy, Sayang!" Dipta berujar dengan tengil.

Viora berdecak kesal. Iya juga, sih. Kenapa dia sebodoh itu? Tapi, maksudnya bukan itu. Kalau itu dia juga tahu. Yang bodoh itu Viora apa Dipta?

"Mas Dipta nggak asik!" Viora menatap Dipta dengan kesal.

Benar-benar sialan, bukankah tadi sudah snagat romantis? Kenapa Dipta menghancurkannya? Kenapa harus dijawab seperti itu? Kenapa nggak dijawab aku gini karena kamu. Aku suka sama kamu. Aku gugup deket kamu. Dipta bodoh!

My Little Wife Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang