Dipta turun dari mobil yang dikendarai oleh sopirnya. Pria itu lantas berjalan ke sebuah rumah megah di hadapannya. Malam ini Dipta memiliki janji bersama Reana untuk makan malam di luar. Tak hanya mereka berdua, Sasmi juga kedua orang tua Reana akan ikut serta. Namun, tidak dengan Utari yang tengah menunggu Pram di rumah sakit. Sampai sekarang pun, Pram masih koma.
Malam ini kedua keluarga mereka akan mengadakan pertemuan. Sudah bisa ditebak bahwa saat ini dirinya tengah berada di rumah Reana.
Ketika akan membuka pintu, pintu itu sudah terlebih dahulu terbuka dengan menampilkan Reana yang terlihat anggun dengan dress hitam yang begitu pas di tubuhnya. Melihat Dipta, wanita itu tersenyum.
“Udah lama, ya?“ tanya Reana dengan tangan yang menggapai lengan Dipta.
“Enggak, baru aja sampai,” ungkapnya jujur.
“Oma berangkat telat, jadi aku jemput kamu sendiri,” lanjut Dipta.
“Iya, Dipta. Berangkat, yuk!“
Reana membawa Dipta ke mobil yang Dipta tumpangi tadi. Keduanya langsung duduk bersebelahan di kursi belakang. Duduk di samping Dipta, Reana menatap pria itu dengan senyum yang tak luntur sejak tadi. Dia sangat bahagia karena akhirnya bisa melakukan hal yang biasa dilakukan oleh sepasang kekasih bersama Dipta. Hal yang tak dia rasakan sekian lama.
“Dipta.“
Reana memanggil pria itu lembut. Dipta pun menoleh, senyumnya ikut terbit ketika melihat senyuman Reana.
“Kenapa?“ balasnya melepas genggaman tangan Reana.
“Aku cantik enggak?“ tanya Reana lagi. Tak pernah sekali pun Dipta memujinya, dia ingin mendengarnya sekarang.
“Cantik,” jawab Dipta yang membuat senyum Reana semakin lebar.
“Ah, makasih! Aku sayang banget sama kamu!“
Reana memeluk Dipta erat, lalu menyandarkan kepalanya di bahu pria itu.
Dipta sendiri tak memiliki hal lain untuk dilakukan selain membiarkan Reana berlaku seenaknya. Walaupun dia tak nyaman, dia seperti tak memiliki kuasa untuk menolak Reana.
Sampai saat ini, Dipta tak merasakan perasaan istimewa kepada Reana. Tak sekali pun Dipta memikirkan Reana yang katanya adalah tunangannya. Namum, berbeda dengan Viora. Perempuan itu bahkan selalu berkeliaran di dalam kepala Dipta.
Dia tak tahu apa yang terjadi dengan dirinya. Semakin dia mencoba mengingat Viora, semakin pula Dipta merasakan sakit. Dipta bingung. Apalagi, tanggal pernikahannya dengan Reana sudah ditentukan. Dan tanpa persetujuannya, Omanya sudah menyebar undangan itu.
Dipta harus bagaimana? Seperti biasa dia hanya bisa pasrah. Melihat Omanya tersenyum bahagia ketika membahas hubungannya dengan Reana membuat Dipta tak tega untuk membangkang apa yang Omanya inginkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Wife
Romance𝐜𝐨𝐦𝐩𝐥𝐞𝐭𝐞 𝐬𝐭𝐨𝐫𝐲 ✓ Perempuan yang memakai seragam sekolah itu mencoba bersikap biasa ketika duduk di hadapan Dipta, gurunya. Dia sangat gugup saat ini, walaupun ada meja dan beberapa tumpuk buku yang menghalangi mereka. "Kamu hamil," cetu...