6. Oppa Nappa

4.8K 383 14
                                    

Seoul, 19.23 KST.

"Appa, eomma! Kalian pulang juga akhirnya!" seru Taehyung yang langsung berlari menghampiri eomma dan appa yang baru saja kembali pulang sambil membawa dua buah koper berukuran besar.

"Taetae, bagaimana kabarmu?" tanya eomma yang langsung merangkul Taehyung dan masuk ke dalam dan duduk di sofa bersama appa.

"Sangat buruk. Aku kesepian karena tidak ada kalian. Noona tidak bisa diandalkan, dia selalu saja berdiam diri di dalam kamar. Mungkin dia sedang memikirkan pacarnya," bisik Taehyung kepada appa dan eomma. Lebih tepatnya itu bukan berbisik, suara baritonnya masih terdengar olehku.

"Yaa, jangan berpura-pura kau tahu segalanya, Taehyung! Aku bahkan belum mempunyai pacar!" teriakku kepada adik kecilku yang nakal itu sambil menimpuknya dengan bantal sofa.

Taehyung tertawa, dia menyilangkan tangannya untuk melindungi diri dari serangan bantal-bantal, "Hentikan, noona!" Ia lalu mengangkat tangannya, "Aku hanya bercanda. Peace."

Aku memutar bola mataku kesal. Seketika aku teringat sesuatu. "Oh ya, kami punya sesuatu untuk kalian." ucapku kepada appa dan eomma lalu berpaling kepada Taehyung, "Ayo Taehyung!"

Aku dan Taehyung segera berlari menuju dapur dan mengambil kue black forrest yang bertuliskan 'Welcome Home'. Kami kembali ke ruang depan sembari membawa kue tersebut dan menunjukkannya kepada Appa dan Eomma. "Tadaa—"

"Wahh ..." Mata Appa dan Eomma berbinar menatap kue itu.

"Welcome Home!"

"Thank you, dear."

Dan, malam itu kami makan kue bersama-sama hingga kami semua harus mandi karena krim kue tertempel di tubuh kami. Nah, inilah moment bersama keluarga yang selalu aku tunggu dan kami harapkan.

"Baiklah, tidurlah anak-anakku. Besok kalian harus pergi ke sekolah." ucap eomma ketika kami sudah bersih-bersih.

"Baiklah, selamat malam."

__________o0o__________

"Taeng! Cepatlah turun, Baekhyun sudah menunggumu!" teriak eomma dengan suara keras dari lantai bawah.

"Tunggu sebentar!" balasku tak kalah keras dari lantai atas. Aku mengambil blazer dari lemariku dan memoles sedikit bedak. Aku tidak terlalu suka berdandan, bahkan rambut lurusku juga jarang diikat karena ikat rambutku hilang 2 minggu yang lalu. Dan aku malas membelinya.

Dengan cepat aku menuruni tangga lalu mengambil sepotong roti dan menyalami orang tuaku, kemudian aku mengambil setumpuk buku dan mendekapnya di dada.

Baekhyun menatapku heran, "Jadi, kau bisa mengerjakan beberapa kegiatan dalam satu waktu, ya?" ujarnya membuka percakapan.

"Ini karena aku berbakat." jawabku masih dengan mulut penuh roti.

"Dasar terlalu percaya diri!" umpat Baekhyun, aku hanya menjulurkan lidahku untuk menanggapinya.

Kami berjalan gontai menuju halte bus dengan candaan dan tawaan sepanjang jalan. Aku harap keadaan tetap seperti ini.

__________o0o__________

'Aku tahu bahwa aku bukan satu. Tapi aku masih tidak ingin kehilanganmu. Dengarkan aku sekali ini saja, aku seorang wanita ketika aku berdiri di depanmu.'
-

"Annyeong!"

Astaga, aku mengenal suara itu. Suara yang membuat diriku harus pergi dari sini. Apalagi kami baru sampai di sekolah dan suara itu sudah datang? Kurasa aku harus membeli penyumbat telinga.

You're My Love [ON-REVISED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang