'Kau belum pernah tertawa lepas lagi. Apakah kita yang canggung satu sama lain? Kita melakukan begitu banyak hal bersama-sama. Tapi kau tidak membiarkanku terlihat sendiri atau menyentuh.'
-"Terima kasih banyak, Chanyeol,"
"Sama-sama," dia tersenyum lebar, "Masuklah dan jangan lupa untuk beristirahat."
Menurutku ini adalah hari yang melelahkan sekaligus menyebalkan. Ingin rasanya aku mengutuk diriku sendiri kenapa aku bisa terjebak kedalam friendzone yang membuatku merasa seperti orang bodoh yang mengharapkan dia melirikku.
"Wajahmu pucat sekali, kurasa kau perlu beristirahat dan diam di rumah besok."
Aku terkejut mendengar suara yang tiba-tiba menginterupsiku. Aku menoleh ke asal suara, "Eomma. Belum tidur?"
Eomma menggeleng pelan, "Apakah kau baik-baik saja, chagi?"
Aku tersenyum tipis, senang dengan kepeduliannya. "Tentu saja. Kau tidak perlu khawatir, eomma."
"Tapi kau begitu pucat. Istirahatlah, besok akan kukirim surat izinmu ke sekolah. Sekarang, kembali ke kamarmu, oke. Selamat malam, chagi."
"Selamat malam, eomma."
__________o0o__________
'Seluruh dunia melihat kearahmu. Tapi seperti biasa, kau begitu misterius. Aku hanya memiliki satu orang di hatiku. Jadi aku hanya melihat ke arahmu dan berbalik lagi. Aku selalu menjadi bungkam seperti ini.'
-"Huh,"
Aku menghempaskan tubuhku dengan kasar ke kasur. Rasanya begitu berat, seperti sedang menggendong gajah di punggung. Tulang-tulang ini seperti akan remuk sebentar lagi.
Aku menoleh kesamping, menghadap jendela yang memancarkan cahaya malam dengan bintang yang menghiasi. Begitu pula dengan kaktus yang tersimpan rapi disamping jendela.
"Selamat malam bintang. Apakah kau tidak lelah? Bersinar setiap malam tanpa berpindah tempat?" gumamku yang masih berbaring di atas kasur sambil berbicara sendiri. Tidak, sebenarnya aku berbicara pada bintang.
Yah, sebut saja aku gila.
"Halo kaktus. Bisakah kau berbagi sedikit kekuatanmu padaku untuk tetap kuat dan tegar setiap saat?"
Aku tahu, pertanyaanku ini hanya akan menghilang bersama angin karena bintang dan kaktus tidak akan menjawab itu bahkan mendengar pun tidak. Tapi aku merasa mereka bisa berbicara dan mengerti apa yang kuucapkan seolah mereka mengerti bagaimana kisah hidup diriku sebagai seorang Kim Taeyeon.
Aku merasakan sesuatu bergetar disampingku yang ternyata ponselku. Kuambil dengan malas dan begitu membukanya nyaris saja bola mataku keluar.
Oke, ini terlalu berlebihan.
Baekhyun : Hei, kulihat kau tadi pulang bersama Chanyeol. Apakah kau sakit jadi pulang duluan?
Apa dia mengkhawatirkan aku? Atau hanya perasaanku saja? Sepertinya aku terlalu banyak berharap.
Taeyeon : iya, aku pulang bersama Chanyeol. Aku baik-baik saja, kau tidak perlu khawatir.
Baekhyun : jelas-jelas aku khawatir, pabbo! ><
Taeyeon : oke, aku mengerti. Apakah sebegitu khawatirnya kau padaku?
Baekhyun : apakah salah kalau aku mengkhawatirkanmu? Kau itu kenapa sih? Kau tahu, kau jadi aneh.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Love [ON-REVISED]
Fanfiction"Jika cinta tidak harus memiliki, mengapa nyatanya tak mudah untuk melupakan?" Klise. Bercerita tentang seorang gadis bernama Kim Taeyeon yang terlibat dalam lika-liku romansa bersama sahabatnya, Byun Baekhyun. Jika mencintai Baekhyun adalah sebuah...