28. Caramel Mochiato and You

2.4K 257 130
                                    

Meskipun kita mengatakan bahwa masa lalu sangat menyenangkan, kenapa kita terus mencari ingatan-ingatan yang menyakitkan? Padahal yang sebenarnya ada dalam hati kita adalah penyesalan karena semuanya sudah terlambat. Memaksakan senyum meski hati terasa kosong, melihat kembali pada hari-hari yang telah berlalu. - 몬스타-

-

Hari Minggu di akhir musim dingin pagi membuat namja itu tampak antusias dan tidak ingin membuang-buang waktu secara percuma. Namja itu--Baekhyun--sudah menunggu di samping kotak surat depan rumahnya. Dia masih mengenakan piyama tidurnya, dan ini sudah hal biasa untuk dilakukannya. Walaupun kali ini dia harus rela tubuhnya dingin karena salju yang berjatuhan dari langit.

Selama tiga tahun terakhir ini, Baekhyun selalu saja uring-uringan karena menyibukkan diri menunggu sebuah surat balasan. Mungkin bagi orang-orang, secarik kertas bukanlah apa-apa, tapi bagi Baekhyun, itu adalah hal yang selalu dia harapkan.

Tukang pos yang kebetulan akan mengantarkan beberapa surat ke rumah Baekhyun dan tahu apa yang sedang Baekhyun tunggu lantas menggeleng.

"Maaf, nak ..."

Dan Baekhyun mendengus kecewa. Dia menatap punggung tukang pos itu hingga hilang dari tikungan jalan.

Berkali-kali Baekhyun bertanya kepada dirinya sendiri apakah salah jika Baekhyun mengirim surat padanya? Berkali-kali pula Baekhyun berpikir keras mengapa Taeyeon tidak pernah membalas suratnya. Apa Baekhyun harus mati agar Taeyeon kembali?

Tiga tahun akhir terlalu lama bagi Baekhyun. Bahkan natal akan datang sebentar lagi tanpa yeoja itu datang menghampirinya. Apa Taeyeon benar-benar tidak akan kembali?

Baekhyun menghela nafas berat, seketika uap dingin tampak di depan wajahnya pertanda dia kedinginan. Dan Baekhyun tidak mau mati konyol di depan rumahnya. Ketika hendak pergi masuk ke dalam rumah, Baekhyun melihat sebuah mobil berwarna merah berhenti di depan rumah Taeyeon. Dia menghentikan langkah dan mengeryitkan dahinya ketika seseorang keluar dari dalam mobil itu.

Orang itu memakai kacamata hitam, dan (anehnya) dia memandangi arah dimana Baekhyun tengah berdiri. Baekhyun mengeryitkan dahinya heran ketika orang itu datang menghampirinya.

"Byun Baekhyun, 'kan?" tanya orang itu kepada Baekhyun.

Baekhyun mengangguk, "Iya, benar." jawabnya masih dengan terheran-heran.

"Sudah lama tidak berjumpa, ya ...." Orang itu melepas kacamata hitamnya, dan Baekhyun ternganga melihat orang itu tampak familiar di ingatannya.

"H-Heechul hyung?"

"Apa kabar?" Heechul tersenyum melihat ekspresi bingung di wajah Baekhyun. "Tidak perlu heran seperti itu, ini benar-benar aku." ujarnya sambil terkekeh.

"Hyung ... kau kembali?" Baekhyun yang masih tampak heran karena kedatangan Heechul lantas mengerjap beberapa kali. Baekhyun kira yang berada di hadapannya kali ini seperti apa yang diharapkannya, tapi mungkin takdir tidak memihaknya.

"Aku kembali karena ingin bertemu Taeyeon dan Taehyung. Terakhir kali aku akan pergi, ada masalah di rumahnya." jelas Heechul tanpa diminta. Baekhyun yang mendengarnya mendadak menjadi muram.

"Taeyeon sudah pergi." gumam Baekhyun pelan.

"Apa?" Heechul bertanya tidak percaya. Ada lipatan tipis di keningnya.

"Sudah tiga tahun ...." lanjut Baekhyun seraya menundukkan pandangan karena mengingat kembali kepergiannya.

"Apa ... m-maksudku benarkah? Tolong jangan bercanda." Heechul yang masih bingung dengan pernyataan Baekhyun lantas kembali bertanya. Ribuan tanda tanya menghiasi atmosfer di pikirannya.

You're My Love [ON-REVISED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang