Terhitung sudah dua jam Adisya di sana. Mendengarkan setiap kalimat yang keluar dari mulut Tania dan Sisca. Kini obrolan mereka sudah selesai. Kini masing-masing dari mereka tengah menunggu jemputan. Jemputan untuk Tania datang lebih dulu. Jadi tinggalah Adisya dan Sisca yang kini tengah duduk di kursi depan cafe.
"Adisya, makasih udah mau dengerin cerita tante!" Ujar Sisca bahagia. Ia bahagia karena keinginannya untuk bertemu sang anak mungkin akan segera terwujud.
"Sama-sama, tante. Udah ah jangan makasih terus, Disya juga belum ngelakuin apa-apa!" Ujar Adisya tak enak. Sebab sejak tadi wanita paruh baya itu terus saja berterima kasih padanya.
"Untuk semuanya, sayang. Untuk berada di samping Tiger juga!" Ujar Sisca tulus.
Adisya menganggukkan kepalanya sembari tersenyum manis. "Iya, doain yah biar Disya bisa ketemuin kalian!"
"Iya, pasti tante doain!" Ujar Sisca dengan bibir yang menyunggingkan senyum hangat.
"Mama!?"
Adisya mendongak, menatap pemuda yang tengah berjalan kearahnya. Bukan kearahnya lebih tepatnya. Tapi ke arah Sisca yang tengah duduk di sampingnya. Siapa dia?
Ya, dia Aji. Pemuda yang sudah beberapa hari benar-benar menjauh dari Adisya.
"Adisya!?" Sapa Aji dengan senyum tipis dibibirnya.
Adisya mengangguk kaku. Sedikit tidak nyaman dengan hubungan mereka sekarang.
"Mama udah selesai?" Tanya Aji pada Sisca.
"Udah, tapi Adisya belum ada yang jemput. Kita tungguin dulu yah!" Ujar Sisca yang langsung di angguki oleh Aji.
"Gak papa, tante. Sebentar lagi jemputan Disya juga sampe!" Tolak Adisya tak enak hati.
"Gak papa, kita tungguin. Mama ke mobil duluan aja. Di luar dingin!" Ujar Aji yang langsung di turuti oleh Sisca.
"Sya, tante tinggal yah. Maklum udah tua, kena angin dikit suka masuk angin!" Pamit Sisca.
Kini Adisya hanya bisa menghela nafas pasrah. Membiarkan Aji menemaninya.
"Selamat yah!" Celetuk Aji tiba-tiba.
"Iya?!" Ujar Adisya tak mengerti.
"Hubungan lo sama, Tiger!" Jelas Aji sembari menatap mata Adisya.
"Tiger baik kok. Lagi pula, dia lebih butuh lo di sampingnya!" Tambah Aji yang kini berganti menatap lurus kedepan.
"Kak Aji, maaf yah!" Ujar Adisya yang masih diliputi rasa bersalah.
Kepala Aji menggeleng kuat. Sebab tidak ada yang salah disini.
"Gak perlu minta maaf, Sya. Dari awal gue udah siap sama resikonya!" Ujar Aji tenang.
"Jaga diri lo yah. Kalau ada apa-apao masih bisa hubungi gue. Inget, gue gak pergi. Gue cuma sedikit menjaga jarak aja!" Ujar Aji sembari tersenyum hangat. Tangannya terulur untuk menepuk puncak kepala Adisya pelan.
"Gue duluan yah, mobil Tiger udah keliatan tuh. Takut salah paham!" Ujar Aji sebelum berlalu dari sana.
Adisya menganggukan kepalanya pelan. Menghela nafas berat sampai akhirnya seseorang menepuk bahunya pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tiger And His Soul Mate
FanficKalau kata orang dalam sekolah maupun orang luar sekolah, Tiger Aditya Vierzha itu MAUNGNYA SMA Angkasa Pelita.Keahliannya dalam ilmu baku hantam membuatnya di hormati dan dianggap sebagai ketua dari perkumpulan siswa siswi yang senang berkelahi.Keb...