15.Akhirnya

1.5K 179 15
                                    

Pagi ini Adisya kembali berangkat bersama Aji. Sebenarnya Gadis itu tidak meminta Aji datang hari ini. Tapi, pemuda itu malah sudah ada di rumahnya pagi-pagi. Ia juga terlihat tengah mengobrol bersama bunda sekarang.

"Kak, ayo!" Ajak Adisya yang langsung mendapatkan anggukan dari Aji.

"Yaudah, bun. Aji sama Disya berangkat dulu!" Pamit Aji setelah ia dan Adisya menyalimi tangan bunda dari gadis itu.

"Berangkat, bun" Pamit Adisya.

"Iya, hati-hati!"

Adisya dan Aji memasuki mobil milik pemuda itu. Seperti biasa, Aji selalu memperlakukan gadis itu penuh perhatian. Hingga sampailah mereka di parkiran sekolah. Adisya keluar lebih dulu dari mobil itu. Ia menunggu Aji untuk ke kelas bersama.

Sudah beberapa hari ini interaksi keduanya menjadi topik hangat di sekolah itu. Bahkan banyak dari mereka yang merasa Aji dan Adisya akan cocok menjadi pasangan. Banyak juga yang mengira bahwa mereka sudah pacaran. Ya, di banding dengan Tiger yabg dingin, kasar, dan cuek. Kelihatannya Aji lebih cocok untuk gadis seperti Adisya.

"Masuk gih!" Suruh Aji saat mereka sudah sampai di depan kelas Adisya.

"Iya, makasih yah kak udah di jemput. Aku duluan!" Pamit Adisya yang langsung mendapatkan anggukan serta senyuman manis dari Aji.

"Sama-sama, bye!"

Adisya memasuki kelas yang sudah lumayan ramai itu. Ia segera mendudukan diri di kursinya saat melihat Riri yang sudah duduk di kursi dengan nyaman.

"Hai, Riri!" Sapa Adisya.

"Hallo, bestie. Cerah banget kayaknya hari ini! Berangkat sama siapa nih? Gimana ngedate nya?!" Ujar Riri dengan senyum menggoda.

"Banyak banget yah nanya nya!" Jawab Adisya sembari menggelengkan kepala.

"Hehe, gemes banget abisnya. Kalau gue jadi emak lo, udah gue kawinin lo sama, Kak Aji!" Ujar Riri gemas.

"Astaga, Ri. Kawin kawin segala ngomongnya. Untung aja kamu bukan orang tua aku!" Jawab Adisya terheran-heran.

"Sya, gue dukung pokoknya. Jadian gih lo pada!" Suruh Riri enteng.

"Riri mah, ngomongnya makin ngawur! Udah ah tuh udah bel!" Ujar Adisya sabar. Sedangkan Riri sudah menekuk bibirnya kesal. Merasa heran dengan Adisya yang seperti biasa saja.

***

Sedangkan di lain tempat. Tepatnya di belakang gedung sekolah itu, Tiger dan Tommy tengah bersantai di sana.

"Ngaku gak lo?!" Paksa Tommy.

"Apa?" Tanya Tiger kesal.

"Lo cemburu kan liat Aji sama Adisya di toko kue kemarin?" Tanya Tommy entah untuk keberapa kalinya.

"Gue bilangkan gak liat mereka!" Jawab Tiger datar.

"Boong teroos!" Ujar Tommy santai.

"Gue cuma kesel dikit!" Ujar Tiger sebal.

"Dikit dikit tapi pulang pulang pintu kamar gue lo banting ya, Tiger!" Unar Tommy kesal.

"Lebay!" Ketus Tiger.

"Lah, bunyinya nyaring banget wahai, Tiger. Lo sih lagi cemburu, jadi pasti gak ngeh!" Ujar Tommy sebal.

"Udah dibilangin gue cuma kesel!" Tekan Tiger tak terima.

Tiger And His Soul MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang