Chapter XXIII

63 4 0
                                    

Always

Orific by Aomine Sakura

Cerita ini hanyalah fiktif belaka. Kesamaan nama, tempat, latar dll hanyalah kebetulan. Tidak berniat menyinggung siapapun ataupun unsur sara.

DILARANG COPAS DAN PLAGIAT DALAM BENTUK DAN ALASAN APAPUN!

Warning content 21+

Selamat membaca!

"Aku akan membuat mie instan." Arjuna bangkit dari duduknya.

"Aku juga ikut!"

"Aku juga!"

Pandu meletakkan stik playstation miliknya sebelum memandang ruang keluarga Arjuna yang berantakan karena ulah mereka semua. Sepertinya, dirinya harus membantu Arjuna membersihkan ini semua sebelum pulang.

"Ulang tahun kak Pandu sebentar lagi, bukan?"

"Ayah mengirimkan undangan kepadamu?" Pandu balik bertanya. "Beliau benar-benar tidak berubah. Usiaku sudah lebih dari kepala tiga dan aku tidak butuh pesta ulang tahun seperti saat ini."

"Kakak anak kesayangannya paman Bisma. Wajar jika ingin merayakan ulang tahun putranya sendiri."

Pandu menerawang jauh. Ia teringat kepada masa kecil di mana ibundanya masih hidup. Ibundanya bernama Kinanti. Wanita berambut hitam panjang yang selalu tersenyum lembut ketika melihatnya.

Wajar saja jika ayahnya hingga usianya yang senja tidak menikah kembali. Ia pernah meminta ayahnya untuk menikah, mengingat Nakula dan Sadewa sudah beranjak dewasa dan dirinya yang sibuk dengan pekerjaan juga kehidupannya, Pandu tahu jika ayahnya pasti kesepian.

Tetapi, Bisma mengatakan jika dirinya tetap mencintai Kinanti meski wanita itu telah tiada dan memutuskan untuk tetap sendiri. Pandu menghela napas panjang.

Saat Nakula mengirimkan foto Riva yang datang ke kediamannya. Pandu merasakan dadanya sesak. Sudah sangat lama ia tidak melihat senyuman bahagia ayahnya dan ayahnya bisa tersenyum seperti itu saat bersama dengan Riva.

Pandu benar-benar bersyukur karena Riva membawa banyak kebahagiaan untuknya dan juga orang-orang di sekitarnya.

"Ngomong-ngomong, bagaimana hubunganmu dengan Sena?" Pandu mengalihkan pembicaraan.

"Aku dan Sena baik-baik saja. Sangat baik." Agha kemudian teringat sesuatu. "Bagaimana jika kita pergi double date? Bukankah itu ide yang bagus?"

Pandu sedikit berpikir. Dirinya mengenal Avisena Alvionella Illarion. Seorang general manager di sebuah perusahaan. Kebetulan, perusahaannya dan perusahaan yang di pimpin oleh Rindi Mars Rajendra melakukan sebuah kerja sama.

Dia tidak mengenal Rindi secara pribadi. Hanya ayahnya dan ayah Rindi yang saling mengenal hingga membuat keduanya secara tidak langsung saling mengenal satu sama lain.

Ia dengar, Rindi sudah melangsungkan pernikahan secara tertutup bersama seorang wanita bernama Venus Athanasia. Rindi tidak mengundangnya karena pesta pernikahan Rindi diselenggarakan secara tertutup.

Karena Sena adalah general manajer dan perusahaan mereka bekerja sama. Secara tidak langsung, ia mengenal Sena meski tidak secara pribadi. Wanita itu kerap memimpin rapat dan Pandu harus mengakui jika Sena begitu mengagumkan.

Wanita itu mandiri dan tegas. Sena dapat memimpin rapat dengan penuh kepercayaan diri dan mendapatkan hasil sempurna.

Pandu masih tidak paham, bagaimana keduanya bisa jatuh cinta.

AlwaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang