Chapter VI : a Jelaous

276 10 0
                                    

Always

Orific by Aomine Sakura

Cerita ini hanyalah fiktif belaka. Kesamaan nama, tempat, latar dll hanyalah kebetulan. Tidak berniat menyinggung siapapun ataupun unsur sara.

DILARANG COPAS DAN PLAGIAT DALAM BENTUK DAN ALASAN APAPUN!

Warning content 21+

Selamat membaca!

"Riva, saatnya mandi."

Pandu keluar dari kamar mandi dan menemukan Riva tengah berbaring di atas kasur sembari memainkan ponselnya. Setelah hubungan mereka membaik, kehidupan mereka pun kembali seperti sedia kala.

Riva akan menginap di apartemennya dan memasakannya masakan rumahan yang lezat. Tidak ada kejadian yang berarti dan dia kembali menjadi Pandu yang biasanya. Ratih, sebagai sekretarisnya mengaku cukup lega karena Pandu kembali kepada dirinya yang lama.

Menurut Ratih, sikapnya sangat menyebalkan saat itu. Wajahnya terlihat muram dan ingin menerkam siapa saja yang lewat. Bahkan beberapa karyawannya mengeluhkan pada Ratih jika dia sangat menyeramkan dan membuat karyawannya takut.

Setelah hubungannya dan Riva membaik, ia pun juga ikut membaik. Sepertinya hanya Riva yang mampu mengubahnya.

Memandang kekasihnya yang sibuk dengan ponselnya, Pandu merasa tidak suka jika di acuhkan. Jangan bilang jika Riva kembali chatting dengan mantannya yang bernama Divan.

Berbicara tentang Divan, ia cukup penasaran dengan sosok mantan kekasih Riva ini. Meski Riva mengatakan, jika kekasihnya itu telah mengabaikan semua chat atau telepon yang masuk dari Divan. Riva tidak bisa memblock nomor Divan karena pria itu adalah dokter di tempat Riva bekerja.

"Sedang apa hingga mengabaikanku seperti itu?"

Pandu duduk di samping Riva dan sedikit mengintip ponsel Riva yang kini banyak menampilkan gambar-gambar pria tampan. Dia memang sedikit ketinggalan zaman, tidak mengetahui teknologi masa kini yang tidak berhubungan dengan pekerjaannya.

"Ini Webto*on, sayang." Riva memandangnya dan menunjukan ponselnya. "Berisi komik-komik buatan Indonesia atau pun luar negeri. Coba saja kamu baca, pasti ketagihan."

"Dasar. Mengapa aku tetap mencintaimu?" Pandu mengacak-acak rambut Riva sebelum mengambil laptopnya.

Membuka laptopnya, Pandu mengecek email yang masuk. Sebagai seorang direktur utama, saat orang lain istirahat pun ia harus tetap bekerja.

Selesai makan malam dan mandi, mereka berdua akan menonton televisi bersama. Riva akan menonton acara kesukaannya dan ia duduk di samping Riva sembari memeriksa pekerjaannya.

Tetapi hari ini Riva memilih untuk bermain dengan ponselnya dan membaca entah apa itu yang disebut Webto*on, rasanya Riva seperti memiliki dunianya sendiri.

Menutup laptopnya, Pandu baru menyadari jika jam sudah menunjukan hampir pukul dua belas dan Riva masih sibuk dengan ponselnya. Mengapa ia merasa kesal?

"Riva, tidurlah."

Mengambil paksa ponsel milik kekasihnya, Pandu menatap gambar yang disebut cogan di layar ponsel Riva. Mematikannya, Pandu meletakannya di meja nakas yang ada di sampingnya.

"Aku belum mengantuk dan masih ingin membacanya!" Riva memandang Pandu dengan kesal.

"Diamlah dan tidur." Pandu memeluk kekasihnya itu. "Besok kamu ada shift pagi."

AlwaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang