Chapter V : a Mistake

278 9 0
                                    

Always

Orific by Aomine Sakura

Cerita ini hanyalah fiktif belaka. Kesamaan nama, tempat, latar dll hanyalah kebetulan. Tidak berniat menyinggung siapapun ataupun unsur sara.

DILARANG COPAS DAN PLAGIAT DALAM BENTUK DAN ALASAN APAPUN!

Warning content 21+

Selamat membaca!


"Nomor yang anda tuju, tidak dapat dihubungi atau berada di luar jangkauan."

Rivana dengan kesal meletakan ponselnya begitu saja ke atas meja. Teman sejawatnya yang sedang mengerjakan sampel menolehkan kepalanya, mungkin dia mengganggu pekerjaan teman-temannya.

Sudah dua hari lamanya Pandu tidak dapat dihubungi. Dia sudah datang ke kantornya, namun Pandu tidak mau menemuinya. Dia ingin sekali menjelaskan kesalahpahaman ini kepada kekasihnya.

Pandhu selalu menghindarinya dan itu sangat menyebalkan. Dia datang membawakan makan siang dan Ratih selalu mengatakan jika Pandhu tidak dapat ditemui atau sedang ada rapat penting. Terkadang, Pandhu bisa menjadi kekanakan juga.

"Ah, aku kesal."

Riva mengambil sampel yang harus dia kerjakan sebelum memakai handscoonnya. Bagaimana nanti saja, kepalanya sakit ketika memikirkan sikap Pandu.

***

"Apa?"

Pandu yang sedang membaca berkas memandang Ratih yang hanya berdiri memandanginya. Ada yang aneh, tidak biasanya Ratih hanya berdiri tanpa mengatakan apapun.

"Tidak. Aku rasa sikapmu agak kekanakan."

Pasti masalahnya dengan Riva. Dia memang berpesan pada Ratih agar mengatakan pada kekasihnya jika dia sibuk. Bekerja dengannya sudah cukup lama, Ratih sangat mengenalnya.

Dia akui jika rasa cemburunya memang kelewatan. Apalagi dia sampai mengabaikan chat dan telepon dari Riva. Tidak terpikirkan olehnya jika akan banyak lelaki yang mengincar Riva. Dia juga kecewa karena Riva berbohong dan jalan dengan pria lain.

Menyebalkan. Dia tidak suka dengan sifatnya yang satu ini.

"Yah, kami hanya agak bertengkar sedikit." Pandu menjawab perkataan Ratih.

"Sepertinya 'agak'mu ini kelewatan."

"Aku tahu."

Tringg!

Pesan dari Arjuna masuk ke dalam ponselnya. Pandu membaca pesan dari sahabatnya sebelum menghela napas panjang. Beberapa hari ini, sejak pertengkarannya dengan Riva. Dia memutuskan untuk tinggal di salah satu hotel.

Dan sekarang, godaan datang dari temannya yang super brengsek.

Arjuna : mau party malam ini?

♡♡♡

"Lihat, siapa ini yang datang."

Suara dentuman lagu, bau asap rokok dan alkohol menyeruak di salah satu club malam. Pria dan wanita berdansa tanpa ada jarak dan penhalang. Bahkan, ada pria yang sedang menenggelamkan kepalanya ke payudara wanita dihadapannya.

AlwaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang