Rose Pov
Tidak ada yang mau memulai obrolan setelah pembicaraan tadi, semua tampak sibuk dengan pikiran masing-masing tak terkecuali aku. Lucas dan Jennie mungkin saja masih kaget ingin menepis tapi bukti cukup mengatakan YA, itu sebabnya mereka diam.
Aku? entahlah aku sulit hanya untuk berbicara, berdehem saja tak dapat aku lakukan. Sedari tadi aku hanya diam membisu layaknya sebuah patung. Nayeon tampak menikmati makanannya tanpa memikirkan kita yang bisu ulah kejujurannya itu.
Kolak ketan diatas meja tak tersentuh sama sekali padahal dari kita semua sangat menyukai makanan tersebut. Ditambah tadi kita tidak sabaran menginginkan makanan itu segera siap dihidangkan. Kecuali Nayeon dia sangat menikmati seolah sedang tidak terjadi apa-apa.
Ingin ku cekek Nayeon melihat wajahnya yang tidak merasa bersalah, semakin membuat aku sangat kesal. Kenapa dia begitu gampangnya mengatakan hal tersebut menimbulkan tanda tanya dikepalaku.
Apa iya Jisoo suka aku?
Benarkah Jisoo sayang padaku lebih dari sebatas teman?
Kenapa aku?
Apa itu sungguh nyata?
Memikirkan saja membuatku pusing tanpa sadar aku mengacak rambutku kesal.
"Kusut tu rambut lo bego."
"Nay lo pengin gue cekek tau gak?!" Mendengar ejekan Nayeon rasa keselku memuncak segera saja aku bilang kek gitu.
"Sadis njir." Dia memasang ekspresi takut ketebak banget pura-puranya.
"Jijik liat lo trus gitu " lalu dia ketawa terbahak-bahak. Keseringan main sama Lucas nih anak resenya sama.
"Sejak kapan nih kolak ada disini." Lucas mulai tersadar dan segera bergabung dengan Nayeon makan kolak ketan.
"Jangan lo abisin semua Nay, gue belum makan seminggu nih."
"Boong amat lo tau." Nayeon menjitak kepala Lucas. Dia masa bodo dan fokus makan kolak.
Laper apa doyan lo Cas? Gak heran sih kolak ketan diatas meja sangat menggoda ditambah bau khasnya yang luar biasa, segera ingin menyantapnya.
"Bagian gue mana." Itu suara Jennie. Apa ku bilang wangi kolak buat orang segera menginginkannya.
"Santai Jen masih banyak nih."
"Lo gak mau Jeh?"
Tanya Jennie melihat aku hanya diam ditempat, aku mau tapi entah kenapa aku tidak berselera.
Aku masih kepikiran hal tadi. Nayeon sialan coba saja dia tidak mengatakan apapun tentang Jisoo, aku tidak akan seperti ini. Bingung, bimbang, bahagia dan berharap, semua campur aduk jadi satu.
Eh.
Bahagia?
Apa baru saja aku mengatakan bahagia?
Dan berharap?
Itu apalagi duh.
Astaga Rose kau sudah tidak waras. Otakmu bermasalah butuh segera diperbaiki. Jisoo adalah sahabatmu hei dan ingat Jisoo itu wanita sama sepertimu Rose!
Jangan berharap semua yang dikatakan Nayeon itu benar tapi berharap lah semua itu bohong. Semua perlakuan manis Jisoo semata-mata karna kau sahabatnya, inget itu Jeh!!
"Masih kepikiran heh?"
Lamunanku buyar dengan pertanyaan Nayeon, aku menatap kearahnya. Dengan bersusah payah aku menggelengkan kepala, aku tidak ingin mereka mikir yang aneh-aneh tentangku apalagi sampai tahu isi pikiranku, itu memalukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Typa Girl [Chaesoo]
Teen Fiction"Tegang amat Je." "Gimana gue gak tegang Ji, kalo lo nya gini!" "Maafin Ji, gue salah udah ninggalin lo. Gak nungguin lo." "Jangan ngambekin gue! Kendaliin tuh tatapan lo bisa beku nih kelas berasa dikutub." "Jisoo maafin Rose ya." "Jangan ninggalin...