chapter 24

813 102 15
                                    


Jisoo mengamati Rosé yang tengah kesal, ia sendiri tidak tahu harus bagaimana membujuk princessnya itu untuk tidak bete lagi dengannya. Setelah perginya Irene tadi segera saja Rosé menarik Jisoo masuk ke kelas, ada yang harus mereka berdua diskusikan.

Teman sekelas Rosé yang mengerti situasi, memberikan keduanya ruang didalam kelas tanpa ada yang berani menganggu. Jisoo sadar kalau Rosé menuntut kejelasan darinya mengenai pernyataan Irene tadi. Dimana wanita dewasa itu berani terang-terangan mengatakan menyukai Jisoo.

"Maksud dia apa coba berani ngomong kek gitu? Percaya diri banget dia bisa bikin kamu suka sama dia." Sungut Rosé kesal atas sikap Irene tadi.

"Awas ya Ji kalau kamu sampai suka dia, gak boleh! Aku bakal marah banget kalau kamu ada naruh rasa ke dia." Ancam Rosé terdengar lucu ditelinga Jisoo.

Jisoo tersenyum senang mendengar kecemburuan princessnya, lalu ia berjalan mendekat. Tadi posisinya ia sedang berdiri bersandar di dinding dan Rosé yang duduk diatas meja.

"Kok kamu senyum-senyum sih? Oh kamu senang di sukai sama tante-tante itu. Ngerasa keren ya, ngerasa bangga gitu iya?!" Tuduh Rosé menyalahkan artikan senyuman Jisoo.

Bukannya menjawab atupun membantah tuduhan Rosé, Jisoo malahan mengacak-acak rambut Rosé akibat merasa gemas.

"Ihh apa sih? Gak usah sentuh- sentuh. Aku lagi kesel ya sama kamu." Tukas Rosé bete menyingkirkan tangan Jisoo dari kepalanya.

"Princess aku senang bukan karena dia suka sama aku, malahan aku sama sekali gak peduli sama perasaan dia." Jisoo memegang tangan Rosé. Kali ini Rosé tidak lagi menyingkirkan tangan Jisoo seperti tadi.

"Ya trus kamu senyum-senyum kek tadi karena apa dong? Ngaku aja deh kamu ngerasa bangga kan bisa disukai sama wanita cantik trus kaya kek dia." Semprot Rosé marah, ia tidak terima memiliki saingan.

Entah kenapa Rosé benci mengakui kalau Irene ini memang cantik dan juga kaya raya bahkan kelihatan cerdas juga. Jisoo kembali tersenyum mendengar penuturan Rosé yang seperti takut kalah saing berhadapan dengan Irene.

"Tuhhkan senyum-senyum lagi ihh tuan putri kamu sengaja banget bikin aku kesel." Rosé melampiaskan kekesalannya dengan mencubit perut Jisoo.

"Tau ah bete aku sama kamu." Gerutu Rosé cemberut dan mengalihkan pandangan ke arah lain.

"Aku kasih tahu ya Je, aku tersenyum karena aku merasa senang. Aku senang pas tau kamu cemburu, aku suka lihat kamu kesel kalau ada yang coba deketin aku." Ungkap Jisoo memberitahu maksud arti senyumannya yang sesungguhnya.

"Ya kamu nya senang aku nya gak. Aku malah kepikiran tau! Gimana kalau dia sampai lakuin hal yang bisa aja buat kamu jadi tertarik ke dia." Tuding Rosé masih belum bisa tenang sekalipun Jisoo sudah menjelaskan.

"Tuan putri, aku tuh gak mau sayang kamu terbagi-bagi. Aku gak mau di nomor duakan! Pokoknya kamu gak boleh suka siapa-siapa." Titah Rosé ingin tetap menjadi orang nomor satu dalam hati ataupun dihidup Jisoo.

"Trus aku bolehnya suka siapa dong?" Tanya Jisoo berlaga polos padahal ia bermaksud ingin memancing Rosé.

"Ya.." Rosé tampak berpikir lalu memeluk leher Jisoo mesra. "Aku. Cukup sukai aku aja."

Rosé tersenyum diakhir kalimatnya. Jisoo membalas senyuman Rosé tidak kalah manisnya. Kemudian ia membelai wajah Rosé dengan lembut, mata keduanya saling mengunci satu sama lain.

"Tentu. Gak ada hal yang lebih menyenangkan selain menyukaimu princess."

****

"Jeh bisa bolong tuh buku gambar lo gituin, kasar amat sih." Protes Nayeon menegur Rosé yang menekan-nekan brutal buku gambar dengan pensil.

Typa Girl [Chaesoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang