Hi everyone aku balik nih, maaf telat update nya. Moga saja kalian masih ingat dengan alur ceritanya.*
*
*
Dalam ruangannya, terlihat Irene tersenyum menatap coklat pemberian Jisoo. Meskipun sederhana namun sangat berarti baginya, bahkan ia menyimpan surat dari Jisoo. Dia juga berencana tidak akan memakan cokelat lezat ini dan memilih untuk menyimpannya.
"Gue gak tahu Joy lakuin hal apa sampai berhasil buat orang kek lo mau nurunin ego." Ujar Irene masih betah tersenyum manis.
"Tapi kesel juga sih. Kenapa sama gue lo selalu bersikap ketus? Sebenci itu ya lo ke gue?" Irene terpikirkan sikap Jisoo padanya yang amat sangat tidak bersahabat.
"Aneh. Sejak kapan coklat bisa berpengaruh gini buat suasana hati gue?"
"Gue bisa beli coklat sebanyak yang gue mau. Gak ada tuh gue kesenangan sampai kayak gini."
Irene merasa bingung dengan dirinya yang tidak seperti biasa. Entahlah ia merasa bahagia menerima coklat pemberian Jisoo. Dimana Jisoo juga mengucapkan kata maaf padanya, hal itu semakin berefek besar dihatinya.
"Lebar amat senyumnya buk ceo." Ledek Joy masuk kedalam ruangan Irene dan melihat atasannya tengah tersenyum.
"Joy." Irene bangkit dari duduknya begitu melihat kedatangan Joy.
"Iya ini saya buk ada yang bisa dibantu? Bahagia banget tuh keknya." Kata Joy dan duduk disofa yang ada disana.
Irene mendekati Joy dan langsung memeluknya, hal ini membuat Joy kebingungan tapi tidak menolak pelukan sahabatnya.
"Gue senang banget Joy. Makasih ya udah bantuin, gue gak bakal lupain kebaikan lo ini." Ucap Irene berterimakasih pada Joy.
"Emang gue lakuin apa? Eh.. bentar dulu Rene. Itu coklat.. lo kan gak bolehin karyawan kasih lo hadiah tapi kok.."
Joy jelas bingung dengan situasi begitu melihat ada coklat dan juga kertas bungkusan membuat Joy mulai bisa sedikit memahami situasi.
"Itu dari Jisoo." Jawab Irene memberitahu.
"Sumpah? Dari dia?"
Joy tampak tidak percaya. Irene tersenyum menyakinkan Joy kalau hadiah itu memang dari Jisoo.
"Ini gila gila gila. Berarti misi gue sukses dong? Ah gak nyangka manusia es itu dengerin omongan gue." Akui Joy merasa bangga.
Kemudian Irene melepaskan pelukannya dan menatap Joy seperti ingin meminta penjelasan.
"Lo bilang apa ke Jisoo? Gue juga kaget pas tau itu dari dia. Gak nyangka banget loh astaga dia sampai nulis surat permintaan maaf juga." Ungkap Irene menggebu-gebu juga terlihat bersemangat.
"Ada deh rahasia." Joy terkekeh dan Irene cemberut.
"Itu gak penting gue bilang apa ke dia. Yang jelas dia tahu dia salah dan mau ngakuin itu." Lanjut Joy balik menatapnya Irene.
"Sumpah loh Rene gue sakit hati pas tau lo diperlakuin buruk sama dia. Dan gue cuman kasih dia teguran berupa nasehat. Siapa yang tahu? Ternyata dia mikirin nasehat gue." Joy tersenyum mengetahui Jisoo tidaklah seburuk itu.
Irene bangkit dari duduknya dan kembali lagi ke singgasananya. "Joy ingetin gue buat kasih lo bonus bulan nanti."
"Beneran ya? Asik dapat bonus." Seru Joy kegirangan. "Baik banget sih bos."
"Oh iya Rene. Lo gatau kan gimana bersusah payahnya gue, nahan diri buat gak terpesona sama Jisoo itu. Gila sih dia cakep banget loh, makin dilihat makin adem ini hati." Joy kembali mengakui karisma Jisoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Typa Girl [Chaesoo]
Teen Fiction"Tegang amat Je." "Gimana gue gak tegang Ji, kalo lo nya gini!" "Maafin Ji, gue salah udah ninggalin lo. Gak nungguin lo." "Jangan ngambekin gue! Kendaliin tuh tatapan lo bisa beku nih kelas berasa dikutub." "Jisoo maafin Rose ya." "Jangan ninggalin...