chapter 14

874 124 7
                                    


Rose Pov.

Setibanya didepan apartemen, mataku langsung melihat ke atas tepat dikamar yang aku dan Jisoo tinggali. Bibirku tersenyum kala lampu sudah menyala, menandakan Jisoo ada didalam.

"Jeh.."

"Lis makasih ya dah nganterin." Aku melihat Lisa sebentar.

"Jeh gue.."

"Gue masuk kedalam ya. Lo pulangnya hati-hati."

Usai mengatakan itu, aku bergegas masuk kedalam gedung. Aku ingin bertemu Jisooku, tak aku hiraukan reaksi bingung Lisa.

Sepertinya Lisa ingin mengatakan sesuatu tapi rasa rinduku pada Jisoo jauh lebih penting jadi aku memotong perkataan Lisa dan segera pergi.

Maaf Lisa.

"Jisoo."

"Ji kamu udah pulang?"

Aku melepaskan sepatuku asal-asalan dan memanggil nama Jisoo berulang kali setibanya didalam apartemen kami. Namun tidak ada jawaban darinya, kemana tuan putri ku?

Apa Jisoo belum pulang?

Ketika berjalan melewati ruang tengah, mataku melihat Jisoo sedang tidur di sofa dalam keadaan duduk.

Oh pantas saja.

Tak ada jawaban darinya, dia tertidur ternyata. Cape sekali ya tuan putri ku sampai ketiduran disofa.

Aku mendekatinya lalu meletakan tasku di kursi satunya lagi. Niatnya tadi aku mau langsung memeluk Jisoo setiba di rumah tetapi aku urungkan, aku tidak mau menganggu waktu tidur tuan putri ku.

"Ji kamu kecapean ya?" Aku merapikan rambutnya yang sedikit menutupi matanya.

"Tuan putri sampe tidur di sofa, nungguin princess nya ya." Kekehku sendiri.

"Maafin aku ya gak ngabarain kamu." Sesalku seraya membelai wajah mulusnya.

Andai saja aku memberi kabar dan memberitahu Jisoo untuk jangan menungguku. Dia kan bisa tidur dikamar dengan nyaman di kasur yang empuk.

Tapi aku terlalu takut, semisalnya aku malah menganggu waktu temu mereka nanti.

Maafin aku tuan putri.

Kemudian mataku mendapati sekantong cemilan di atas meja. Jisoo benar-benar menuruti apa yang aku inginkan. Kembali bibirku tersenyum atas kebaikannya, aku mengelus lembut pipinya.

"Selain cantik banget kamu juga baik banget ya Ji." Akuiku mengaguminya.

"Makin sayang deh hehe."

Cup.

Aku mengecup pipinya dan aku malah malu sendiri haha. Padahal kan aku cukup sering mengecupnya tapi kenapa sekarang aku terlihat malu-malu begini.

Spontan saja aku menurunkan pandanganku dari paras cantik Jisoo. Mataku terbelalak melihat perban di kedua tangannya.

Tangan Jisoo kenapa?

Dia terlukakah?

Reflek aku memegang tangannya dengan perasaan cemas. Apa yang terjadi saja Jisoo? Sejak kapan dia mendapatkan luka ini?

Banyak yang ingin aku tanyakan padanya tapi aku menahan diri. Tapi aku tidak bisa menyembunyikan kecemasanku.

"Tuan putri apa yang terjadi padamu?" Tanyaku, tentu saja dia tidak menjawab.

Otakku berpikir apa ini ada berhubungan dengan pertemuan Jisoo dan papanya?

Itu tidak mungkin bukan? Papa Jisoo orang yang baik dan sangat mustahil jika beliau berlaku kasar pada anaknya.

Typa Girl [Chaesoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang