Jisoo buru-buru turun dari taxi setelah sampai di tempat tujuan. Dia melihat kerumunan disana dan juga melihat mobil Lamborghini serta mobil milik orang lain."Bapak gausah lebay, dikit doang kok tuh lecet. Jangan memperpanjang deh ya dengan memeras anak sekolah seperti saya." Ujar Rose tidak menerima ganti rugi yang diajukan sibapak.
"Kamu mengatakan saya memeras kamu?" Tanya bapak tercengang yang diangguki Rose dengan mantap.
"Anak muda jaman sekarang memang tidak memiliki sopan santun." Decih si bapak atas sikap tidak beretika Rose.
"Kamu merusak mobil majikan saya nak, kamu harus ganti rugi." Pinta sih bapak lebih terdengar seperti perintah.
"Gausah khawatir pak, berapa sih? Akan saya bayar kok." Rose berkata tenang tapi sibapak menganggap kalau Rose berlagak sombong.
"Jangan sombong ya nak. Yang kaya itu orangtuamu, kamu cuman bisa menghabiskan harta mereka." Ejek si bapak sudah tidak tahan lagi.
"Atas dasar apa bapak bisa menilainya seperti itu?"
Suara tegas dan berat itu menjadi pusat perhatian orang-orang disekitar. Semua mata tertuju pada Jisoo yang berjalan mendekat dengan arogannya. Rose langsung memeluk Jisoo begitu melihat tuan putrinya datang tepat waktu, Jisoo membalas pelukan Rose dengan hangat.
"Nak kamu siapa? Kalian berdua berteman?" Duga sibapak melihat seragam mereka yang sama.
"Saya yang akan membungkam mulut bapak, karena sudah berani merendahkam princess saya." Ujar Jisoo mengeluarkan sesuatu yang tak lain dan tak bukan adalah sebuah cek.
"Tulis seberapa besar nominal yang bapak inginkan, jika bapak mau silahkan bawa mobil ini pulang. Mobil lambo ini jadi tidak tidak menarik lagi setelah bersentuhan dengan mobil majikan anda." Jisoo tersenyum tapi bukan senyuman manis melainkan sebuah senyuman meremehkan.
Perkataan pedas terkesan sombong Jisoo membuat orang-orang terhenyak termasuk Rose. Namun si bapak tampak tersinggung merasa harga dirinya diinjak-injak.
"Ji jangan ih, ini kan mobil khusus untuk kita. Masa dikasih sih, menang banyak dong mereka." Komen Rose ya secara ini mobil mahal udah gitu Jisoo juga kasih mereka banyak duit.
"Gapapa princess, nanti kita beli lagi." Kata Jisoo enteng mengelus pipi Rose.
Perihal uang ataupun hal berharga lainnya bukanlah masalah serius bagi Jisoo selain yang bersangkutan dengan Rose terlebih menyinggung kehormatan princessnya.
"Tapi tuan putri kan gak sebanding dengan kerusakannya, cuman bonyok dikit kok itu." Ujar Rose tidak mau mobil Lamborghini diserahkan pada si bapak.
"Kamu jangan mikirin itu ya." Jisoo tersenyum lembut menatap Rose yang masih terlihat kesal.
"Nak, kamu terlalu sombong dan merendahkan majikan saya. Sekaya apa kamu hah?!" Tunjuk bapak itu marah pada jisoo.
"Bapak tidak perlu tahu seberapa besar kekayaan saya, yang jelas saya tidak menggunakan harta keluarga saya sedikitpun untuk membayar kerusakan ini." Ucap Jisoo tajam bahkan suasana ikutan terasa mencengkeram akan tatapan Jisoo.
"Jisoo." Rose terpana melihat pengorbanan Jisoo terhadapnya.
"Anda terlihat arogan ya seperti penampilan anda." Kata seseorang keluar dari dalam mobil dengan elegannya.
Sontak semua mata jadi terfokus memandangi wanita dewasa tersebut, dia berjalan mendekati Jisoo setelah cukup memperhatikan situasi.
"Nona Irene." Kaget si bapak lalu menunduk hormat pada majikannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Typa Girl [Chaesoo]
Novela Juvenil"Tegang amat Je." "Gimana gue gak tegang Ji, kalo lo nya gini!" "Maafin Ji, gue salah udah ninggalin lo. Gak nungguin lo." "Jangan ngambekin gue! Kendaliin tuh tatapan lo bisa beku nih kelas berasa dikutub." "Jisoo maafin Rose ya." "Jangan ninggalin...