chapter 30

792 85 8
                                    


Lama menunggu, akhirnya Rosé terbangun juga dari tidur lelapnya. Jisoo tersenyum manis begitu melihat princess nya sudah membuka mata. Rosé tidak membalas senyuman Jisoo, ia sibuk mengucek mata serta menguap. Mungkin ia tidak menyadari kalau Jisoo menyapanya melalui senyuman.

"Kamu kapan bangunnya? Udah dari tadi?" Tanya Rosé memandangi Jisoo.

Jisoo mengusap rambut Rosé lalu tersenyum menjawab. "Sejaman ada."

"Kok nggak bangunin aku?" Herannya namun kembali Jisoo tersenyum. "Ini udah jam berapa astaga?!" Lanjutnya melihat jam dikamar.

"Ji ini udah jam 9! Kita sekolah kan, kita telat."

Pekiknya terdengar cemas. Segera saja Rosé buru-buru bangkit dari kasur, kemudian ia masuk kembali kedalam selimut dengan perasaan malu. Karena menyadari kalau ia tengah telanjang, tidak menggunakan sehelai benangpun. Jisoo menahan ketawa melihat sikap princess nya yang dianggap lucu.

"Hebat ya kamu Ji. Bisa setenang itu." Cemoohan Rosé melihat sikap tenang Jisoo.

"Kamu apain aku semalem?!" Tuduhnya, terkesan menyalah Jisoo.

"Princess, kamu ngomong gitu kek aku kriminal aja." Kata Jisoo menatap Rosé. "Kan kamu semalem yang minta aku apa-apain."

"Masa iya aku? Kamu nih paling yang maksa-maksa aku. Iyakan ngaku?!" Paksa Rosé mencurigai Jisoo sebagai pelaku pelecehan.

"Daripada kamu nuduh aku gini. Mending kamu pijitin tangan aku. Lengan aku sakit Je kamu jadiin bantal." Titah Jisoo memegang lengannya yang memang kesemutan.

Rosé cemberut mendengar perkataan Jisoo, selimut yg tadinya ia genggam erat untuk menutupi tubuhnya mulai melemah. Disini Rosé terlihat was-wasan padahal ia hanya malu, dan tidak menyangka ia telah melakukan hubungan intim bersama Jisoo.

"Dihh apaan baru gitu doang ngeluh. Ini aja bagian bawah aku sakit Ji, kamu mainnya kasar amat." Akui Rosé merajuk, Jisoo malah cengengesan merasa tidak bersalah.

"Maaf ya aku terlalu bersemangat. Sakit banget Je?" Jisoo menatap Rosé cemas.

"Banget. Kan ini pertama kali buat aku. Harusnya kamu tuh main lembut sayang, pelan-pelan lahh ini kamu buas banget." Tutur Rosé berterus terang. Dan Jisoo semakin merasa bersalah.

Daerah kewanitaannya memang sakit, dan masih teringat jelas kalau semalam ia menangis menahan sakit. Namun tidak ingin berhenti sewaktu Jisoo memilih menyudahinya saja.

"Aku coba main pelan tapi kamu minta aku cepat. Pas aku cepatin kamu malah...."

"Sttt tuan putri diem! Jangan diterusin, malu tau." Dengan cepat Rosé langsung membekap mulut Jisoo.

"Awas aja ya kamu jadiin ini senjata buat ledekin aku. Aku bakal marah dan potong-potong tubuh kamu." Lanjutnya mengancam.

Jisoo memegang tangan Rosé mesra lalu mengelusnya lembut. "Ngeri banget sih princess."

"Untung aja kamu nggak ninggalin bekas, bakal susah hilangnya."

"Ada. Disini." Kata Jisoo menyentuh payudara sebelah kiri Rosé yang ditutupi selimut.

"Serius?" Jisoo mengangguk menjawab.

Buru-buru Rosé melihat kedalam selimut dan benar saja ada satu tanda kissmark disana.

"Gapapa cuman satu." Leganya dan Jisoo tersenyum penuh arti.

"Aku lupa lagi ngingetin kamu buat nggak ninggalin bekas." Lanjutnya dan Jisoo masih tersenyum.

Keasikan bercinta membuat Rosé lupa akan segalanya, selain menikmati cumbuan dan rangsangan yang diberikan Jisoo padanya. Begitu mendebarkan dan juga mengairahkan.

Typa Girl [Chaesoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang