chapter 10

1K 116 13
                                    


Selama Jisoo bercerita, Lisa mendengar dengan wajah serius lalu kening berkerut dan berganti menahan ketawa. Jisoo bercerita dikarenakan Lisa sangat berisik menanyakan kenapa dia memakai syal, Jisoo jadi semakin terlihat mencolok dengan memakai syal.

Tidak ada yang berani bertanya atau sekedar mengejek Jisoo memakai syal dicuaca panas seperti ini. Ditanya guru Jisoo menjawab sakit dengan entengnya, syukurlah para guru mempercayai alasannya.

"Gila gila parah kalian."

"Udah berani ketahap sana anjir."

"Gak nyangka gue princess lo senapsu itu."

Itulah respon heboh Lisa setelah dia selesai bercerita. Jisoo hanya mengulum senyum, bisa dikatakan Lisa sama dengan Nayeon yang sangat mendukung hubungan mereka. Tapi tak tahulah gimana nantinya hubungan diantara Jisoo dan Rose, apa akan tetap sahabatan atau malah naik level lebih dari sekedar sahabat.

"Banyak banget Ji?" Lisa memegang syal Jisoo bermaksud ingin mengintip namun ditepis Jisoo langsung.

"Gak banyak sih tapi tetap aja mencolok."

Lisa tertawa membayangkan adanya kissmark dileher sahabatnya. Jisoo mendengus kesal lalu menatap Lisa dengan tatapan membunuh.

"Udah ketawanya." Jisoo terlalu malu mengingatnya saja, buat detak jantung berdetak kencang.

"Tapi lo senengkan Ji." Ledek Lisa dan Jisoo mengangguk menjawab. Jangan lupakan senyum manis terukir dibibir merahnya.

"Lo udah ditandain sama Rose jadi miliknya cuman dia lagi nunggu lo jedor dia." Lisa mengutarakan apa yang dia pikirkan. Jisoo tampak senang namun mendadak murung.

"Loh Ji kok murung lo ah?"

"Gue butuh kejelasan tentang hubungan gue sama dia Lis. Tapi kalau gue bahas ini ke dia gue takut dia mikir gue gak waras atau terkesan nuntut dia segala macam." Ungkap Jisoo atas kecemasannya.

"Status gak terlalu penting Ji, yang penting kan lo sama dia saling sayang saling peduli dengan nunjukin itu semua lewat tindakan." Lisa memberi pengertian berharap Jisoo tidak murung lagi.

Dia lebih baik melihat Jisoo datar, cuek, dingin ataupun marah daripada murung kek gini. Berasa aneh aja melihat cewek arogan berwajah masam.

"Rasa sayang gak cuman ditunjukin lewat tindakan tapi juga ucapan, gue butuh ucapan itu dari dia."

Apa yang dibilang Lisa ada benarnya namun yang dibilang Jisoo ada benarnya juga. Status itu penting buat kejelasan suatu hubungan agar kita pintar bersikap dan tahu posisi kita apa buat seseorang itu.

"Sabar kasih dia waktu, semua butuh proses. Mungkin aja dia masih bingung dengan perasaannya saat ini." Lisa mengelus pundak Jisoo memberi ketenangan lewat sana.

Jisoo mengangguk lemah dan memaksakan sebuah senyuman bertanda dia baik-baik saja.

Seusai pelajaran seluruh anggota OSIS mengadakan rapat. Ada sesuatu hal yang ingin dibahas mengenai masalah siswa yang melanggar peraturan sekolah seperti terlambat datang, bolos sekolah sampai tidak memakai perlengkapan sekolah dengan benar. Pihak sekolah menyerahkan semuanya kepada anggota OSIS.

Lisa ikut terjebak didalam rapat yang sedang berlangsung dikarenakan ajakan paksa Jisoo untuk menemaninya bertemu dengan Rose. Tepatnya Jisoo ingin bersama dengan princessnya itu sekalipun dia dan Lisa bukan lah bagian dari OSIS.

Jisoo nekat masuk dan duduk manis disebelah Rose tindakan tak terduga Jisoo ini tentu membuat semua yang ada disana terheran-heran tak terkecuali ketua OSIS sendiri yaitu Winwin.

Meskipun demikian tidak ada yang komentar atau merasa keberatan dengan kehadiran Jisoo maupun Lisa disana. Mereka memaklumi sifat seenaknya Jisoo, kalau ditegur pun Jisoo selalu punya jawaban yang membuat lawan bicaranya keabisan kata-kata.

Typa Girl [Chaesoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang