Setelah menempuh perjalanan lumayan jauh akhirnya motor yang dikendarai Lisa itu berhenti disebuah rumah, bisa dibilang mewah. Selama perjalanan tadi hanya ada keheningan diantara mereka.Tidak ada yang memulai obrolan, tepatnya bingung mau ngomong apa mengingat mungkin mereka berdua tidaklah dekat dan hanya tadi saja mereka mengobrol. Mereka berdua sama-sama mengetahui Jennie sahabat Rose dan Lisa sahabatnya Jisoo, hanya sebatas itu.
Mungkin takdir nantinya yang membuat mereka saling mengenal satu sama lain dan menjadi dekat.
"Mampir dulu Lis." Tawar Jennie setelah turun dari motor.
"Daripada nanti kehujanan dijalan." Tambahnya, hitung-hitung belas budi.
Prediksi Lisa benar, mereka tidak kehujanan bahkan langit masih kek tadi mendung hanya saja mendungnya lebih pekat.
"Ngerepotin gak nih?" Tanya Lisa terlihat sungkan. Jennie terkekeh menanggapi.
"Gak lah anggep aja sebagai ucapan terimakasih udah anterin gua pulang."
"Kalau tukang ojek dibayar pake duit kalau gua cukup dibayar pake air putih aja." Lisa tertawa dengan ucapannya sendiri. Jennie ikutan tertawa karena lelucon Lisa.
"Tarok aja disini motor lo ntar satpam
dirumah gue yang urus nanti."Lisa melepas helmnya dan menaroknya diatas motor lalu mengikuti langkah kaki Jennie yang memasuki kedalam rumah.
Meski Lisa terlahir dari keluarga berada namun ia masih tak bisa mengendalikan rasa kagumnya melihat keindahan rumah Jennie. Yang mempunyai rumah tersenyum melihat Lisa yang memuji rumahnya, dan sesekali Jennie menjawab pertanyaan Lisa tentang barang-barang yang ada dirumahnya.
"Mau minum apa Lis?" Tanya Jennie meletakkan tasnya. Jennie mempersilahkan Lisa untuk duduk di sofa.
"Apa aja asal jangan air kran hehe." Canda Lisa dengan khas cengirannya. Tampak sekali Lisa berusaha terlihat akrab dengan Jennie.
"Tapi gue mau lo yg bikinin Jen. Gue anter lo pulang bukan anterin pembantu lo." Cegah Lisa saat Jennie hendak meminta pembantunya bikinin minuman.
"Oke bentar ya."
Sambil menunggu Jennie bikin minuman, Lisa mengambil majalah yang terletak dibawah meja. Dia membaca majalah tersebut, diluar sudah turun hujan deras. Hanya hujan tidak ada kilatan serta petir yang menggema.
Penantian Lisa terbayar oleh segelas sirup berwarna merah tersedia diatas meja. Lisa langsung meneguknya hingga tandas. Dia sangat merasa haus, Jennie tak memperhatikan Lisa melainkan dia melihat keluar melihat hujan.
"Betah banget ya make tu hoodie."
Lisa berucap tanpa menoleh ke Jennie melainkan dia melanjutkan membaca majalah yang tadi dia baca. Jennie spontan melihat tubuhnya dan tersenyum melihat hoodie merah milik Jisoo melekat ditubuhnya.
Ingin rasanya dia menjerit, memakai pakaian yang pernah dikenakan Jisoo. Sudah berapa kali hari ini Jennie tersenyum, semua itu dikarenakan Jisoo.
"Oh dingin lagi hujan." Jawab Jennie enteng dia tidak ingin Lisa menaruh rasa curiga terhadapnya.
"Gue gatau perasaan lo ke Jisoo itu apa yang jelas gue ingetin ke lo Jisoo itu cinta banget sama Rose. Jadi gak usah naruh perasaan, apalagi harapan ke Jisoo kalau lo gak mau sakit hati nanti." Ucap Lisa tiba-tiba mengagetkan Jennie.
"Asal lo tau Jen, Perasaan Jisoo bukan sepele ataupun atau perasaan yang gampang dihilangin gitu saja. Udah bertahun-tahun lamanya Jisoo naruh perasaan cinta ke Rose dan gue sangat yakin Rose juga ngerasain perasaan yang sama terhadap Jisoo." Lisa memberitahu betapa seriusnya perasan Jisoo pada Rose.
KAMU SEDANG MEMBACA
Typa Girl [Chaesoo]
Novela Juvenil"Tegang amat Je." "Gimana gue gak tegang Ji, kalo lo nya gini!" "Maafin Ji, gue salah udah ninggalin lo. Gak nungguin lo." "Jangan ngambekin gue! Kendaliin tuh tatapan lo bisa beku nih kelas berasa dikutub." "Jisoo maafin Rose ya." "Jangan ninggalin...