chapter 13

913 121 5
                                    


Langkah kaki Jennie terhenti saat mendapati Jisoo menangis dalam mobil. Meskipun Jisoo menangis tanpa suara, tapi matanya masih mampu melihat air mata membasahi pipi Jisoo.

Jisoo memang tengah menangis, hatinya mendadak jadi rapuh, begitu sensitif kembali teringat kejadian di kelas tadi. Padahal ia sudah mencoba meyakinkan dirinya kalau itu hanyalah ketidaksengajaan. Namun masih terasa sulit baginya untuk menepis pikiran buruk itu.

"Jjisoo.."

Ketika hendak mendekati Jisoo, kepala Jennie tiba-tiba terasa pusing. Jennie belum sembuh sepenuhnya, dia hanya menahan diri terlihat baik-baik saja didepan teman-teman.

Langkahnya sempoyongan berjalan seraya memegang kepalanya, penglihatannya tampak buram. Jennie tumbang dihalaman rumahnya akibat sakit kepala tak bisa ia tahan lagi.

Bugh.

Mendengar sesuatu, Jisoo menoleh dan terkejut melihat tubuh Jennie sudah tergeletak begitu saja. Ia menghapus air matanya sebelum berlari menghampiri Jennie.

"Jennie."

Jisoo memangku tubuh terkulai Jennie. Bisa Jisoo rasakan panasnya suhu tubuh Jennie dan untung saja Jennie masih tersadar hanya saja ia terlalu lemah untuk berdiri.

"Jjisoo.." Jennie bermaksud memegang wajah Jisoo tapi Jisoo menahan tangan Jennie.

Dikarenakan itu, tangan luka Jisoo jadi terlihat. Jennie tampak terkejut melihat luka tersebut namun Jisoo mengabaikan keterkejutan Jennie.

"Kok lo keluar, lo lagi sakit." Ujar Jisoo merasa heran.

"Kata mereka lo ada diluar. Gue mau ajak lo masuk kedalam." Dengan suara lemah Jennie berkata.

"Jisoo tangan lo..?"

"Abaiin aja, gue gak kenapa-kenapa." Jisoo tidak mau Jennie bertanya hal yang tak ingin ia jawab.

"Ji lo gak apa-apa?" Pertanyaan Jennie ini buat Jisoo terdiam.

Jennie mencemaskan kondisi Jisoo daripada kondisinya sendiri, secara spontan saja dia memperlihatkan kekuatirannya. Merasa yakin jika Jisoo sedang tidak baik-baik saja.

"Gue anter lo masuk." Ucap Jisoo mengabaikan kebaikan Jennie.

"Luka ditangan lo bakal buat mereka cemas, terutama Rose." Kata Jennie kemudian dan itu sukses buat Jisoo berpikir.

Jawaban apa yang akan ia berikan kalau Rose menanyakan luka di tangannya. Terlebih ia tidak mau membuat princess nya itu cemas, Jisoo mengutuk dirinya sendiri karena tidak bisa menahan diri.

"Luka lo harus diobati Ji." Jennie menatap Jisoo. "Gue bakal obatin kalau lo ngijinin."

"Khawatirin diri lo sendiri. Lo lagi sakit, gue bisa atasi luka gue." Tolak Jisoo terdengar pedas.

Jennie terhenyak ditempat, apa ia salah berbicara dan buat Jisoo marah. Menyadari raut muka Jennie, Jisoo tersenyum kecil.

"Gue gak marah." Katanya memberitahu seolah bisa membaca pikiran.

"Lo bisa berdiri gak?" Tanyanya memastikannya.

"Gue coba dulu."

Walupun masih pusing, Jennie memaksakan diri untuk bangun alhasil ia terjatuh kembali. Kali ini Jisoo menangkap tubuh Jennie sehingga Jennie tidak terjatuh seperti tadi.

Deg.

Yap keduanya bertatapan cukup lama dan suara detakan jantung itu adalah jantungnya Jennie. Dalam jarak sedekat ini buat Jennie tak kuasa menahan degupan jantungnya dikala mata kelabu Jisoo menatapnya lembut.

Typa Girl [Chaesoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang