Jisoo masuk kedalam apartemen dengan langkah lunglai, diruang tengah sudah ada Rose yang sedang menonton saluran televisi. Dia meragu, sebaiknya menyapa Rose apa tidak.Dia sangat tahu kalau Rose marah padanya, karena sudah meninggalkannya disekolah. Dan Jisoo pun juga kesal dengan Rose mengingat perkara tadi.
"Minta maaf pada Lisa besok." Ucap Jisoo mendekat.
Mendengar suara Jisoo, Rose menoleh sebentar dan kembali menonton televisi.
"Gak mau." Tolak Rose cuek.
"Kalau kamu gak mau, berarti disini kamu yang pengecut." Jisoo meletakan sekotak roti di atas meja lalu berlalu pergi dari sana.
Rose menatap punggung Jisoo tajam, dia tidak terima dengan penghinaan yang Jisoo katakan padanya.
"Helehh ngatain gue pengecut. Lo tuh yang pengecut! Ngapain boong ke gue." Kesal Rose tapi tidak didengar Jisoo karena ia sudah masuk kedalam kamar.
"Mau bujuk gue pake roti? Gak mempan!" Ketusnya melihat sekotak roti diatas meja.
"Gue kesel diboongin tapi napa dia yang marah sih. Dasar nyebelin." Gerutunya menahan diri supaya tidak menjambak Jisoo.
"Yaudah marah aja sana, gak peduli."
Selesai membersihkan diri, Jisoo keluar kamar guna mengecek apa Rose memakan roti pemberiannya atau tidak. Jisoo tahu Rose lapar belum makan, maka dari itu ia membeli roti untuk dibawa pulang.
Jisoo melihat Rose yang tidur dalam posisi duduk bersandar di sofa, ia menghela nafas ketika melihat permandangan itu. Ketika kepala Rose akan jatuh dengan segera Jisoo berlari mendekat dan menyambut kepala Rose dengan bahunya. Alhasil Rose tidur berbantalan bahu Jisoo.
"Kebiasaan." Kata Jisoo akan sikap Rose yang suka ketiduran disofa.
"Kenapa rotinya gak dimakan Je." Jisoo bertanya sekalipun tidak mendapatkan jawaban dari Rose.
"Kamu pasti laper belum makan." Jisoo memegang tangan Rose.
"Princess, maafin tuan putri udah ninggalin kamu tadi." Sesalnya menyesal.
"Je, kamu pulangnya gimana? Baik-baik aja kan hm?"
Jisoo meluapkan kecemasannya terhadap Rose, ia tidak bermaksud meninggalkan princess nya hanya saja ia butuh waktu untuk menenangkan diri.
"Ji jangan cuekin aku." Ngigau Rose dalam tidurnya.
Jisoo terdiam mendengarnya, dan menoleh menatap Rose yang masih tertidur lelap.
"Aku gak suka kamu ketus ke aku. Aku kesel kamu gituin. Tuan putri kamu jahat.. jahat." Jisoo masih diam mendengar curahan hati Rose, kemudian ia tersenyum mengelus kepala Rose.
"Maafin aku princess."
"Kamu gak sayang aku lagi ya. Kamu lebih sayang Lisa daripada aku." Rose terus saja berbicara dalam tidur tanpa ia sadari.
"Aku selalu sayang kamu Je, gak ada yang lain." Akui Jisoo. Tingkatan level sayangnya pada Rose sudah berada ditingkatkan paling atas.
"Aku marah bukan berarti aku gak sayang." Jisoo mengecup kepala Rose lalu tersenyum.
"Love you more princess."
****
Lisa nekat mendatangi rumah Jennie, ada keperluan dengan Jennie meskipun waktu sudah malam hari. Melihat kedatangan Lisa cukup membuat Jennie terkejut bercampur bingung.
"Lisa, kok lo disini?" Heran Jennie akan kedatangan Lisa.
"Lo yang nangis kenapa gue yang disalahin?!" Ucap Lisa menatap Jennie.
KAMU SEDANG MEMBACA
Typa Girl [Chaesoo]
Ficção Adolescente"Tegang amat Je." "Gimana gue gak tegang Ji, kalo lo nya gini!" "Maafin Ji, gue salah udah ninggalin lo. Gak nungguin lo." "Jangan ngambekin gue! Kendaliin tuh tatapan lo bisa beku nih kelas berasa dikutub." "Jisoo maafin Rose ya." "Jangan ninggalin...