...
UNIVERSITAS SEOUL!
Tulisan itu aku buat besar-besar dalam buku catatan ku sebagai penyemangat ku dalam belajar. Setahun lagi, aku akan berganti status dari seorang siswa biasa menjadi mahasiswa luar biasa yang nantinya akan di terima di salah satu Universitas terbaik di Seoul. Aku sangat percaya diri bisa di terima di sana, mengingat aku termasuk salah satu siswa yang memiliki nilai tertinggi di sekolah dalam setiap ujian.
Aku juga di percaya sebagai ketua kelas yang memimpin di kelas ku dan selalu mengikuti kegiatan sekolah bahkan setiap mengikuti lomba aku-lah yang memenangkannya. Hampir semua siswa yang ada di sekolah ini juga mengenali ku. Bukan karena aku narsis, tapi inilah kenyataannya bahwa aku berbakat dan juga pintar, tentu saja aku sangat populer dan menjadi perbincangan di sekolah.
Tapi, sekarang?
TIDAK LAGI!
Berbondong-bondong seluruh siswa keluar kelas untuk melihat hasil pengumuman yang tertempel di mading aula. Tertulis di sana;
'HASIL PENGUMUMAN 10 BESAR UJIAN SELURUH ANGKATAN'
Aku membaca nama-nama yang masuk ke dalam sepuluh besar dari urutan bawah menuju urutan pertama. Sangat berharap mata ku bisa berhenti dan menemukan nama ku ada di angka satu, namun belum sampai di nomor satu mata ku sudah berhenti lebih dulu. Seperti ada petir menyambar di kepala ku karena nama ku berada di urutan enam. Saking kesalnya, aku mengepalkan tangan ku dengan menggenggam pensil hingga patah.
Aku merasa belajar ku kali ini sungguh sia-sia.
Bukan hanya aku saja yang merasa kecewa dengan hasil ujian kali ini. Aku bisa mendengar siswa-siswa lain yang melihat pengumuman itu juga mendesah kecewa karena nama mereka tidak masuk ke dalam sepuluh besar dan turun peringkat sepertiku. Perlahan, mading aula pun sepi. Para siswa yang lain sudah pergi untuk kembali ke kelas masing-masing, sementara aku masih berdiri memandangi nama ku di urutan enam tersebut. Berharap ada sihir yang mengubah nama ku menjadi urutan satu.
"Wah, apa-apaan ini..." Salah satu siswa tercengang membaca pengumuman itu lalu malah tertawa terbahak-bahak, "Ini pengumuman tidak salah 'kan? Serius? Hahahahhaha..."
Aku yang berdiri di sebelahnya memandang siswa itu dari bawah ke atas dengan ekspresi kesal seakan tertawanya yang garing itu sedang menertawakan ku yang turun peringkat.
"Eh, Yuta turun peringkat? Lah, malah Taeyong naik peringkat? Astaga, darimana Jeonghan bisa dapat peringkat ke tiga? Uwah, Sungjae hebat juga di dua." Siswa laki-laki di sebelah ku terus mengoceh membuat ku menoleh padanya.
"Yaaa," ujar ku membuat lelaki itu juga menoleh padaku.
Bibirnya yang berwarna rosy itu tidak mengucapkan sepatah kata pun meski wajahnya mengekspresikan seakan dia bertanya, 'ada apa?'
"Kau berisik sekali," ujar ku lagi.
Dia mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan lalu menatapku lagi sambil membalas, "Kenapa? Di sini hanya ada dua orang."
Aku pun baru menyadarinya. Aula berukuran besar ini hanya ada aku bersama siswa laki-laki ini karena siswa yang beramai-ramai mengunjungi aula sudah kembali ke kelas masing-masing.
"Tapi tetap saja, kau jangan terus berbicara seakan hanya kau sendiri. Di sini juga 'kan ada orang selain kau, ...." aku menjeda kalimatku untuk melihat nametag yang terpasang di seragam dada kanannya, "Taehyung-ssi."
Oke, aku jadi tau siapa nama lelaki di depan ku ini.
Taehyung tidak menjawab membuat ku kembali memandangi pengumuman itu lagi dan membaca nama-nama yang berada di urutan atas yang tadi tidak ku baca karena sudah berhenti saat menemukan namaku di urutan enam.
Sial.
5. Nakamoto Yuta
4. Lee Taeyong
3. Yoon Jeonghan
2. Yook Sungjae
1. Kim TaehyungAku sedikit melotot menemukan nama yang baru beberapa detik ku ucap itu ada di urutan satu. Aku kembali menoleh pada lelaki di sampingku bertepatan suara seseorang berteriak di pintu aula.
"Yaaa Kim Taehyung! Kajja!"
Aku ikut menoleh melihat empat orang lelaki saling berangkulan memanggil lelaki di samping ku ini dari pintu aula. Setelah itu, yang di panggil pun pergi meninggalkan aula sekaligus meninggalkan ku sendiri. Aku terdiam sesaat karena barusan aku mendengar suara lembut lelaki itu seakan berbisik di telinga ku sebelum melangkahkan kaki keluar aula.
"Sampai jumpa, noona."
What? Noona?
Kalau dia adik kelas, bukankah seharusnya memanggilku 'seonbae' saja?
●
Siapa dia? Lucu sekali kekeke~ Ah, aku bahkan tidak melihat nametag-nya:(
--Kim Taehyung-☀️☀️☀️
blub blub blub~
Cerita ini buat selingan aja selagi msh menunggu LGO dan NM yg juga masih ongoing nguehehe sebelumnya cerita ini juga pernah di publish di akun lama sblm kena banned, jd ku publish ulang dgn tokohnya vrene hueheehIni banyak manis-manisnya karena tema sekolahan di musim panas☀️ Semoga kalian suka! Purple u blub💜
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Oppa!
Fanfiction(END - Vrene) My Beloved Oppa! : "I want to be your Oppa." ... "Lalu, aku harus memanggilmu apa? Taehyung-ssi? Taehyung-a? Taehyungie? Atau ada panggilan Taehyung yang lain?" balas ku. Taehyung menggangguk, "Ada panggilan lain untukku." "Apa?" tanya...