...
Lagi-lagi, Taehyung menghindariku.
Ini sudah kali kedua dia menghindariku. Pertama, karena dia menyangka aku sudah memiliki kekasih dan kedua, karena dia menyangka aku menerima cinta Jungkook. Aku tau hal ini karena Seulgi--entah sejak kapan menjadi tempat Taehyung mencurahkan perasaannya tentang ku."Makanya, Joohyun-a, kau harus berbicara pada Taehyung." ujar Seulgi kala berhasil menarikku saat pulang sekolah untuk duduk di tribun lapangan dan menceritakannya.
"Bicara apa, sih? Aku sama dia 'kan tidak ada hubungan apa-apa, jadi apa yang harus ku bicarakan dengannya?" Seulgi malah memukul lengan ku, "Yaaa pabo-ya! Taehyung itu menyukaimu! Kau jangan tidak peduli seperti ini! Harusnya kau menjelaskan padanya bahwa kau dan Jungkook tidak ada hubungan apapun! Hanya cinta sepihak saja!"
Aku menghela nafas, menopang dagu dengan tangan sambil menatap lurus pada segerombolan siswa laki-laki yang baru datang ke lapangan untuk bermain basket dan melihat Taehyung yang baru datang juga langsung tiduran di tengah lapangan dengan earphone terpasang di telinga dan sibuk dengan ponsel. Sepertinya dia juga tidak tau kalau aku sedang duduk di tribun sedang memperhatikannya.
"Ah, itu Kim Taehyung!" seru Seulgi yang hendak berteriak memanggilnya, namun ku tahan apalagi kini Taehyung terlihat sedang bersiap-siap untuk bermain di lapangan.
"Kenapa? Kebetulan ada orangnya langsung saja bicara." ujar Seulgi membuatku kembali menghela nafas.
"Kau tidak lihat Taehyung sekarang sedang ada kegiatan bersama klub basketnya? Bicara bisa besok saja, sekarang aku tidak ingin mengganggunya." jawab ku yang gantian Seulgi kini menghela nafas. Kami berdua memilih diam dan malah menonton klub basket sedang bermain di lapangan. Di sana kebanyakkan yang main anak kelas dua yang di bagi menjadi dua tim. Sementara Taehyung bergabung di tim sebelah kanan sebagai kartu as.
Lelaki itu sangat lihai dalam mendribble basket, berlari kesana-kemari dengan gesit meski keringat bercucuran membasahi kening lalu mudah sekali memasukkan basket ke dalam ring dari jarak jauh. Aku fokus melihat Taehyung, sedangkan Seulgi sudah heboh berteriak saat lelaki itu lagi-lagi berhasil memasukkan basket ke ring dengan mudahnya.
"KIM TAEHYUNG FIGHTING!!!"
Mungkin karena teriakan Seulgi yang sangat kencang, Taehyung pun menoleh hingga lelaki itu kehilangan fokus dan bola berhasil di rebut oleh lawan yang sengaja mendorongnya hingga terjatuh. Karena terkejut, lantas aku bangkit berdiri. Kalau tidak ada yang menolongnya, ku pastikan akan berlari turun dari tribun dan membantu lelaki itu. Tapi ku lihat, Taehyung berhasil bangun sembari menatapku seakan mengatakan bahwa dia baik-baik saja membuatku kembali duduk di tribun memerhatikannya dari jauh. Tidak berapa lama, permainan basket pun dihentikan. Mereka yang tergabung dalam klub duduk di tribun seberang ku.
"Padahal baru sebentar tapi mereka sudah istirahat." gerutu Seulgi yang kini menarik lengan ku, "Yaaa mau ke sana? Kajja!"
Sungguh, aku memang berniat ingin menghampiri Taehyung, namun ponsel ku berdering dan nama Yoongi terpampang di layar. Aku izin pada Seulgi untuk menjawabnya.
'YAAAA!' Yoongi berteriak dari seberang telepon membuatku menjauhkan ponsel dari telinga. "Ah, waeeee?"
Kembali aku menempelkan ponsel ke telinga dan suara Yoongi yang marah kembali terdengar, 'Kau di mana? Aku sudah menunggumu satu jam lebih di depan sekolahmu! Cepat keluar! Aku datang menjemput!'
"Araesseo.. Araesseo, aku keluar sekarang." jawab ku sembari menggendong tas dan berbisik pada Seulgi untuk pergi duluan lalu tanpa melihat Taehyung lagi, aku langsung pergi dari tribun. Aku berjalan sendirian menuju gerbang karena Seulgi mengatakan ingin mencari Jimin terlebih dahulu di klubnya. Ah, bahkan aku tidak tau ada hubungan apa dengan mereka berdua yang selalu saling menunggu jika salah satu ada kegiatan di sekolah. Tanpa sengaja aku melihat Jungkook yang mungkin baru selesai dengan klub musiknya sedang berdiri dekat gerbang.
"Oh, Jungkook-a?"
Jungkook menoleh dengan ekspresi terkejut, "Joohyun-a, kau belum pulang?"
"Ah, ini baru ingin pulang." jawab ku.
"Pulang dengan siapa?" tanya Jungkook lagi bertepatan suara klakson dari mobil berwarna merah tertuju padaku seakan menyuruh ku untuk segera masuk, namun Yoongi membuka kaca mobilnya.
"Jeon Jungkook?"
"Yoongi hyung?"
Aku memperhatikan kedua lelaki ini yang kini berpelukan seakan sudah lama tidak bertemu. Aku bertanya-tanya apakah mereka saling kenal dan semua itu terjawab saat Jungkook berbicara lebih dulu.
"Aku pernah bertemu di Busan dengan Yoongi hyung yang sedang melakukan penelitian." jelas Jungkook yang ku jawab anggukan kepala tanda mengerti.
"Lalu, Seokjin hyung apa kabar?" tanya Yoongi yang semakin membuat pertanyaan di kepala ku.
Siapa itu Seokjin?
"Seokjin hyung baik-baik saja, dia sekarang sibuk dengan magangnya." jawab Jungkook.
Aku diam saja karena tidak tau apa dan siapa yang sedang mereka bicarakan, jadi aku hanya diam menunggu mereka selesai bicara ketika Taehyung yang kemungkinan selesai dari klubnya berdiri tidak jauh dari ku.
"Taehyung-a!" seru ku tidak peduli kemungkinan ekspresi ku tidak terkondisikan lagi saat melihatnya yang membuatku senang. Taehyung menyeka sisa keringat di dagunya lalu tersenyum dan sedikit membungkukkan badan padaku. Kemudian, tanpa mengucapkan sepatah kata pun Taehyung langsung menaiki mobil yang datang menjemputnya.
Aku terdiam memandangi mobil yang dinaiki Taehyung semakin jauh dari pandangan ku.
"Aigo, lihat ekspresimu seperti orang yang sedang patah hati." ujar Yoongi membuat ku mendengus lalu masuk ke dalam mobil tanpa perduli Jungkook juga memperhatikan ku. Yoongi juga masuk ke dalam mobil setelah pamit pada Jungkook dan memandangiku tanpa mengatakan apa-apa lalu mobil melaju membawa ku pulang ke rumah.
Saat sampai di rumah, aku masuk ke dalam kamar tanpa bersuara. Mood ku sedang tidak baik sekarang. Sebenarnya apa salah ku sehingga Taehyung bersikap seperti itu? Lagipula dia yang pergi tanpa mengatakan apa-apa saat Jungkook menyatakan cinta padaku? Memangnya salah ku kalau Jungkook suka padaku? Lalu, apa itu? Kalau memang dia suka padaku seharusnya mengatakan juga seperti yang dilakukan Jungkook, tapi nyatanya?
"Ah, kesal!" gerutu ku sembari menutup wajah ku dengan bantal saat tiba-tiba sebuah ide muncul di kepala ku. Aku langsung mengambil ponsel dan mengetik pesan untuk Taehyung.
Bae Joohyun.
Taehyung-a, apakah besok
kau ada waktu?
Bisa bicara sebentar
dengan ku saat istirahat?Satu menit, lima menit bahkan lebih dari lima belas menit tidak ada balasan. Aku menghela nafas dan melemparkan ponselku ke sembarangan tempat.
Oh Taehyung, apa yang harus ku lakukan sekarang?
●
Noona, aku tidak tahu sebenarnya apa yang ingin kau bicarakan padaku. Aku takut kau akan mengatakan bahwa kau benar-benar memilih Jungkook seonbae.
Tapi Noona, benarkah tidak ada sedikitpun perasaanmu padaku?
--Kim Taehyung—☀️☀️☀️
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Oppa!
Fanfiction(END - Vrene) My Beloved Oppa! : "I want to be your Oppa." ... "Lalu, aku harus memanggilmu apa? Taehyung-ssi? Taehyung-a? Taehyungie? Atau ada panggilan Taehyung yang lain?" balas ku. Taehyung menggangguk, "Ada panggilan lain untukku." "Apa?" tanya...