...
"Argh, menyebalkan!" Aku berteriak sambil mengacak-acak rambut. Ku lempar asal pena yang ku pegang hingga hilang entah kemana. Sudah beberapa hari ini aku tidak bisa berkonsentrasi. Otak ku terasa blank dan rasanya frustasi saat mencoba belajar atau membaca buku meskipun di rumah dalam keadaan sepi tanpa gangguan sedikitpun, tapi tetap saja konsentrasi ku hilang di bawa oleh lelaki itu.
Iya, Kim Taehyung!
Memang dia tidak mengganggu ku secara langsung seperti menghampiri kelas ku, menarik ku, meminta nomor ponsel ku atau gangguan lainnya seperti yang dilakukan Taeyong dan teman-teman gengnya. Meskipun begitu, dia berhasil membuyarkan konsentrasi ku atas sikapnya yang secara terang-terangan menggoda ku dengan melambaikan tangan dari kejauhan, senyum manis jika berpapasan, menyapa ku dan saat istirahat kadang memberi sekotak susu dengan rasa kesukaanku.
Aku sendiri juga sebenarnya tidak tau yang Taehyung lakukan termasuk caranya menggodaku atau memang dia orangnya seperti itu pada setiap perempuan, namun setelah aku perhatikan sikapnya terhadap yang lain terlihat acuh dan biasa saja.
Pernah waktu itu, aku tidak sengaja kembali dari toilet lalu melewati area kelas dua. Diam-diam, aku malah penasaran saat kelas Taehyung terlihat ramai oleh banyak siswa yang mengerubungi.
Aku, salah satu di antara mereka menjadi saksi penolakan Taehyung atas pernyataan cinta dari Kim Jisoo—perempuan cantik yang dikenal sebagai kapten ekskul cheerleader. Aku tidak tau apa yang salah dengan lelaki itu bahkan aku sering mendengar kalau Taehyung memang lebih dari sepuluh kali mendapat pernyataan cinta dan sebanyak itu pula dia menolak. Hal ini juga yang membuat ku heran dengan diriku sendiri kenapa selalu mengetahui tentang Taehyung dan terkadang penasaran dengannya.
"Joohyun-a!" seruan keras dari Seulgi yang masuk ke dalam kelas ku karena memang kami tidak sekelas.
Aku yang sedang dalam kondisi kacau hanya meliriknya malas, "Wae?"
"Yaaa ketua kelas," ujarnya memandang ku seram, "Ada apa dengan dirimu?"
"Entahlah, aku sedang malas hari ini." jawab ku sambil menelengkupkan tubuh di atas meja.
"UWAH!" Seulgi semakin berseru, "Kau, Bae Joohyun, sekarang merasa malas? DAEBAK!"
"Yaaa ketua kelas! Kau habis diputuskan pacarmu, ya?" Goda Jihoon—salah satu siswa laki-laki yang usil padaku. Aku menoleh dan menatap kesal padanya.
"Diamlah, jangan membuat gosip!" ujarku sembari melemparkan kertas yang tadi ku bentuk seperti bola padanya.
"Hey, kalian tau tidak? Ketua kelas kita baru diputuskan pacarnya!" Kali ini, Eunhyuk—siswa pindahan dari Kanada berseru sehingga membuat seisi kelas heboh dan memulai gosip-gosip baru.
"Yaaa bukan seperti itu!" Teriakku mencoba menghentikkan Eunhyuk atau Jihoon yang kini heboh bukan main. Ingin rasanya ku bekap mulut dua orang itu agar diam.
"Aku baru tau kalau ketua kelas bisa jadian juga." Seulgi bersuara yang semakin membuat suasana jadi memanas. Memang sialan sekali teman laknat ku satu ini, bukannya menghentikkan malah semakin menambahkan.
"Dengan siapa? Jeon Jungkook dari kelas sebelah, ya?" Salah satu teman kelas ku terpancing dan Seulgi menggangguk-angguk mengiyakan membuatku mengejarnya sampai keluar dari kelas.
"Awas kau datang ke kelasku!" teriak ku memenuhi koridor pada Seulgi yang meledekku dari kejauhan. Setelah itu, aku hendak melangkah kembali ke kelas saat mataku melihat Taehyung berdiri sedang bersandar pada dinding kelas ku. Gayanya cool dengan satu tangan dimasukkan ke dalam saku seragam dan rambut hitamnya yang jatuh mengikuti kepalanya yang sedikit menunduk ke bawah.
"Sedang apa kau di sana?"
Taehyung menoleh lalu tersenyum, "Aku tidak sengaja lewat dan mendengar kehebohan di kelasmu."
Aku tidak menjawab, karena bingung harus membalas apa sampai bel tanda istirahat berbunyi. Tapi, Taehyung masih tetap dalam posisinya. Sementara aku sedikit menghindar dari pintu kelas karena tubuhku di tabrak oleh teman-teman kelas yang keluar menuju kantin. Saat itulah untuk pertama kalinya Taehyung menggenggam pergelangan tanganku. Dia menarikku jauh dari pintu kelas karena mungkin takut aku akan tertabrak dan terjatuh kalau masih tetap berdiri di sana.
"Mian," Taehyung berujar pelan sembari melepaskan genggaman tangannya dari pergelangan ku.
"Kau tidak ke kantin?" tanyaku untuk mengalihkan pembicaraan agar salah tingkah ini berlalu.
"Tidak, Noon.. ah, maksudku, Seon..." Taehyung menggigit bibir bawahnya.
Aku tau dia takut melakukan kesalahan untuk memanggilku dan mungkin takut jika aku marah seperti kemarin, maka aku menyibakkan sedikit rambut panjang yang menutupi nametag ku.
"Bae Joohyun," ujarku sambil menunjuk nametag yang terpasang di seragam dada kanan ku, "Namaku Bae Joohyun."
Taehyung tersenyum kecil dengan malu-malu.
Oh, astaga. Aku memperhatikannya yang membuatku berpikir kalau lelaki di hadapan ku ini seperti anak anjing. Menggemaskan dan lucu saat bersikap seperti itu. Kemudian, dia mengulurkan tangannya padaku, "Aku Kim Taehyung."
Aku tidak segera menjabat tangannya dan malah berujar, "Aku sudah tahu namamu."
"Iya, tapi kita belum berkenalan secara benar." ujarnya dan kembali memperkenalkan diri lagi, "Namaku Kim Taehyung."
Setelah ku pikir-pikir, benar juga kalau aku dan dia belum berkenalan secara benar, maka aku pun menjabat tangannya, "Bae Joohyun."
Jabatan tangan kami terlepas setelah perkenalan itu. Aku bingung harus apa selanjutnya sampai Taehyung bersuara, "Jadi, aku diperbolehkan memanggilmu apa? Bolehkah Joohyun seonbae?"
Aku berpikir lagi, membayangkan Taehyung memanggilku seperti itu rasanya... "Tidak, panggil seperti biasa kau memanggilku."
"Noona?"
Aku mengangguk kecil padanya. Entah kenapa sekarang aku merasa tidak keberatan dipanggil olehnya seperti itu. Lagipula tidak ada salahnya dia memanggilku Noona 'kan? Aku 'kan lebih tua darinya.
"Baiklah, Noona." ujar Taehyung.
Aku tersenyum, "Ne, Kim Taehyung."
Taehyung malah tertawa, "Kau terdengar seperti Lee Ssaem yang sedang mengabsen siswanya di kelas tau!"
"Lalu, aku harus memanggilmu apa? Taehyung-ssi? Taehyung-a? Taehyungie? Atau ada panggilan Taehyung yang lain?" balas ku.
Taehyung menggangguk, "Ada panggilan lain untukku."
"Apa?" tanyaku lagi.
Taehyung melangkah maju lebih dekat lalu merapikan sedikit rambut ku yang berantakan. Kemudian, dia menjawab sambil menatapku, "Panggil aku Oppa."
Oh, lagi-lagi!
Dia memanggilku Noona? Dan aku memanggilnya Oppa? Astaga...
●
Akhirnya!!!
Aku tau siapa namanya!
Bae Joohyun♡
--Kim Taehyung--☀️☀️☀️
blub blub blub~
Ini cerita cuman 25 chapter blub hehew sebelumnya juga pernah ku publish di akun lama dan semua chapter udah selesai, jadi bisa langsung ku up cepet deh!♡Sampai jumpa lagi! Purple u blub💜
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Oppa!
Fanfiction(END - Vrene) My Beloved Oppa! : "I want to be your Oppa." ... "Lalu, aku harus memanggilmu apa? Taehyung-ssi? Taehyung-a? Taehyungie? Atau ada panggilan Taehyung yang lain?" balas ku. Taehyung menggangguk, "Ada panggilan lain untukku." "Apa?" tanya...